JAKARTA - Di tengah momentum transisi energi global dan komitmen Indonesia menuju ketahanan energi yang lebih baik, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengambil peran krusial sebagai penggerak utama dalam distribusi gas bumi nasional. PGN, yang merupakan Subholding Gas dari Pertamina, telah menjadi pengelola 95% infrastruktur hilir gas bumi di Indonesia dan saat ini melayani lebih dari 830 ribu pelanggan dari berbagai sektor, termasuk industri dan rumah tangga.
"PGN bukan sekadar perusahaan niaga gas. Kami adalah mitra strategis Pemerintah untuk memastikan energi bersih dan terjangkau menjangkau seluruh lapisan masyarakat," kata Direktur Komersial PGN, Ratih Esti Prihatini.
Untuk menjawab kebutuhan energi nasional yang terus berkembang, PGN tengah memacu pembangunan infrastruktur energi berskala besar. Langkah ini meliputi pembangunan jaringan pipa transmisi lintas Sumatera–Jawa, pengembangan Terminal LNG Arun, hingga revitalisasi FSRU (Floating Storage Regasification Unit) dan fasilitas penyimpanan gas lainnya. Strategi ini dirancang untuk mengatasi ketimpangan pasokan dan permintaan gas antar wilayah, khususnya antara kawasan timur yang memiliki cadangan besar dan wilayah barat yang memiliki tingkat konsumsi tinggi.
- Baca Juga Minyak Naik Dipicu Optimisme Ekonomi
Keberhasilan program ini sangat didukung oleh peran serta Pemerintah dalam memberikan alokasi gas domestik dan menyusun regulasi pendukung yang memungkinkan PGN menjalankan fungsinya secara optimal. Dukungan ini menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan pasokan dan keterjangkauan harga gas untuk seluruh masyarakat dan sektor industri.
Dalam rangka menjaga keandalan pasokan jangka panjang, PGN aktif menjalin kerja sama dengan berbagai produsen gas nasional. Sejumlah kontrak potensial tengah dijajaki, termasuk dengan perusahaan seperti Inpex Masela dan Mubadala-Andaman. Di samping itu, PGN menerapkan strategi portofolio pasokan dan efisiensi infrastruktur untuk mengoptimalkan biaya, serta menyesuaikan formula harga dengan daya beli pelanggan.
"Kami memahami bahwa keterjangkauan adalah isu krusial. Karena itu, kami mengembangkan solusi beyond pipeline seperti LNG trucking dan produk gas bumi yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap segmen pelanggan," jelas Ratih.
Salah satu program unggulan PGN adalah program Jaringan Gas (Jargas) yang menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional. Pada tahun 2025, PGN menargetkan pembangunan 100 ribu sambungan rumah tangga baru. Program ini tidak hanya bertujuan untuk efisiensi energi rumah tangga, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi baru di berbagai daerah, serta membuka peluang usaha bagi pelaku UMKM.
Untuk mendukung pencapaian target tersebut, PGN mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar USD 338 juta di tahun ini. Sekitar 67% dari total capex tersebut dialokasikan khusus untuk penguatan infrastruktur hilir, termasuk pembangunan fasilitas penunjang distribusi gas.
Proyeksi kinerja PGN pada 2025 menunjukkan optimisme. Volume niaga gas diperkirakan meningkat hingga 12%, seiring meningkatnya permintaan dari sektor industri dan pembangkit listrik. Kenaikan ini menunjukkan peran strategis PGN dalam mendukung pertumbuhan sektor-sektor produktif di Indonesia.
"Kami percaya, energi yang andal dan terjangkau adalah fondasi kemajuan ekonomi. PGN akan terus hadir di garda depan, mendorong pertumbuhan yang lebih hijau, tangguh, dan berkelanjutan. Kami juga berterima kasih atas sinergi dan arahan Pemerintah yang memungkinkan kami menjalankan peran ini secara optimal," tutup Ratih.
Dengan langkah konkret ini, PGN menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat kemandirian energi nasional dan menjadi tulang punggung dalam menghadirkan energi bersih ke seluruh pelosok negeri.