JAKARTA - Upaya pemerataan akses energi terus digenjot di Kalimantan Timur. Salah satu fokus utama adalah Kabupaten Berau, yang masih memiliki sejumlah kampung belum tersentuh listrik. Menyadari hal ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersama PT PLN (Persero) menargetkan bahwa pada tahun 2027 seluruh kampung di Berau akan teraliri listrik, sebagai bagian dari strategi besar meningkatkan kesejahteraan masyarakat terpencil.
Target ini mencuat dalam kunjungan kerja Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, ke Berau. Ia secara tegas meminta perhatian penuh dari PLN untuk mempercepat elektrifikasi di 21 kampung yang hingga saat ini belum menikmati layanan listrik. Dalam arahannya, Seno juga menyinggung perlunya metode penghitungan rasio elektrifikasi yang lebih akurat, agar tidak menyesatkan dan benar-benar mencerminkan kondisi di lapangan.
“Saya minta PLN benar-benar memperhatikan ini. Jangan sampai rumah belum 50 persen teraliri, tapi dianggap sudah karena masuk kategori standar mereka,” tegas Seno.
- Baca Juga Minyak Naik Dipicu Optimisme Ekonomi
PLN, dalam hal ini melalui Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Benua Etam, menyatakan komitmennya untuk menuntaskan seluruh desa yang belum berlistrik hingga tahun 2027. Menurut Manajer UP2K Govinda Lingga, pihaknya sudah menyiapkan roadmap yang akan dilaksanakan secara bertahap mulai 2025.
“Kami sudah memiliki roadmap pembangunan hingga 2027. Itu sudah kami susun secara bertahap sejak 2025,” jelas Govinda.
Hingga saat ini, rasio elektrifikasi desa di Kabupaten Berau telah mencapai angka 82,73 persen. Artinya, meskipun mayoritas wilayah telah menikmati aliran listrik, masih terdapat sejumlah kampung yang tertinggal, terutama di daerah terpencil seperti Kelay, Segah, Pulau Derawan, Batu Putih, serta Bidukbiduk.
Untuk mengatasi tantangan geografis di wilayah-wilayah tersebut, PLN merencanakan pembangunan pembangkit energi baru terbarukan. Beberapa lokasi yang dinilai tidak memungkinkan dijangkau dengan jaringan listrik konvensional akan mendapatkan solusi berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Inovasi ini dinilai paling relevan untuk menjawab tantangan infrastruktur di daerah terpencil.
Wakil Gubernur pun menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan turut ambil bagian jika diperlukan. Melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemetaan dan percepatan pembangunan infrastruktur listrik akan dilakukan agar semua kampung segera mendapatkan akses listrik.
“Kami melalui Dinas ESDM akan memetakan untuk percepatan. Ini jadi atensi khusus kami,” imbuh Seno.
Proyek elektrifikasi ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat. Adanya Penyertaan Modal Negara (PMN) menjadi suntikan penting yang memungkinkan PLN mengakselerasi pembangunan dengan tetap menjaga kehandalan sistem pasokan listrik. Dukungan fiskal ini dinilai penting dalam menjembatani kebutuhan infrastruktur energi di wilayah tertinggal seperti Berau.
Di sisi lain, Bupati Berau, Sri Juniarsih, menyambut baik langkah yang diambil pemerintah pusat dan PLN. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah siap memberikan dukungan penuh dari sisi koordinasi maupun pengawasan lapangan untuk memastikan proses pembangunan berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
“Sudah ada diskusi tadi, dan InsyaAllah tahun 2027 tidak ada lagi desa yang tidak berlistrik,” ujarnya.
Menurut Sri, tidak ada permintaan khusus dari PLN kepada Pemerintah Kabupaten Berau, karena tanggung jawab penyediaan listrik di daerah tersebut memang merupakan kewajiban PLN bersama pemerintah pusat. Meski demikian, ia menyatakan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi agar semua program berjalan optimal dan manfaatnya langsung dirasakan masyarakat.
Langkah strategis ini dinilai sebagai lompatan penting dalam mewujudkan keadilan energi, di mana setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mengakses listrik. Dengan adanya kolaborasi antara PLN, Pemprov Kaltim, serta Pemkab Berau, diharapkan tidak ada lagi kampung yang tertinggal dari sisi pembangunan infrastruktur dasar.
Pemerintah dan PLN menilai bahwa penyediaan listrik bukan sekadar soal infrastruktur, tetapi juga upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Listrik berperan penting dalam membuka akses pendidikan, mendorong produktivitas ekonomi lokal, serta menciptakan peluang usaha baru di perdesaan. Oleh karena itu, proyek ini menjadi simbol komitmen negara dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif hingga ke pelosok negeri.
Jika seluruh tahapan berjalan sesuai rencana, pada 2027 seluruh kampung di Kabupaten Berau akan terang benderang. Proyek elektrifikasi ini pun menjadi langkah konkret dalam mewujudkan visi besar Indonesia untuk pemerataan pembangunan antarwilayah, terutama dalam aspek energi sebagai kebutuhan dasar yang tak terpisahkan dari kemajuan suatu daerah.