Energi

Dubes UEA Abdulla Salem Al Dhaheri Temui Bahlil Lahadalia: Bahas Kerja Sama Energi Terbarukan untuk Masa Depan Berkelanjutan

Dubes UEA Abdulla Salem Al Dhaheri Temui Bahlil Lahadalia: Bahas Kerja Sama Energi Terbarukan untuk Masa Depan Berkelanjutan
Dubes UEA Abdulla Salem Al Dhaheri Temui Bahlil Lahadalia: Bahas Kerja Sama Energi Terbarukan untuk Masa Depan Berkelanjutan

Dalam upaya mempercepat transisi ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil, Uni Emirat Arab (UEA) kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung program energi hijau. Dalam langkah konkret, Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri, mengadakan pertemuan penting dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Bahlil Lahadalia, di Jakarta. Pertemuan ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang UEA untuk mempromosikan sumber energi bersih dan terbarukan.

Sumber resmi akun Instagram Kedubes UEA di Jakarta mencatat pertemuan yang penuh harapan ini, sebagai momen berharga untuk memperluas jangkauan kerja sama bilateral terutama dalam bidang energi hijau. Abdulla Salem Al Dhaheri menegaskan, “Bersama-sama, kita bisa berkontribusi demi masa depan energi yang cerah dan berkelanjutan.” Pernyataan ini mencerminkan optimisme UEA dalam menggandeng Indonesia sebagai mitra strategis di sektor energi terbarukan.

Komitmen UEA dalam Energi Bersih

Sebagai salah satu penghasil minyak dan gas alam terbesar di kawasan Teluk, UEA menempati urutan ketiga setelah Arab Saudi dan Iran. Namun, negara ini telah memutuskan untuk tidak mengandalkan sumber daya fosil sejak lama. UEA telah menginisiasi program energi bersih 2050. Program tersebut bertujuan untuk mengadopsi bauran energi yang mencakup 44 persen energi bersih, 38 persen gas, dan 12 persen batubara bersih. Dengan demikian, UEA bertekad meminimalisir dampak perubahan iklim global melalui kebijakan ini.

Dubes Al Dhaheri meyakini bahwa Indonesia juga memiliki potensi besar untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. “Indonesia memiliki sumber daya energi panas bumi, angin, dan gelombang laut yang besar. Kami siap membantu mengembangkan ini,” tambah Al Dhaheri dengan penuh semangat dalam pertemuan tersebut.

Kerja Sama Strategis Indonesia-UEA

Pertemuan antara Dubes Al Dhaheri dan Bahlil Lahadalia ini merupakan kelanjutan dari kunjungan pemerintah Indonesia ke UEA pada November 2024 yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Pemerintah Indonesia menargetkan untuk mencapai nol emisi karbon atau net zero emissions pada tahun 2060, satu tujuan ambisius yang didukung oleh UEA melalui berbagai kolaborasi strategis.

Bahlil menjelaskan bahwa implementasi kerja sama tersebut mencakup sharing knowledge terkait kebijakan, strategi, dan peraturan, peluang pembiayaan dalam proyek Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization Storage (CCS/CCUS), serta pengembangan teknologi inovatif untuk biofuel dan hidrogen. Selain itu, peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang energi juga menjadi salah satu fokus dalam kerja sama ini. "Kolaborasi ini akan membuka peluang besar bagi antarbadan usaha dari kedua negara dalam rantai pasok mineral, pengolahan terintegrasi midstream dan downstream, serta manufaktur," ujar Bahlil.

Visi Besar Indonesia untuk Energi Global

Melalui kerja sama ini, Indonesia berharap bisa meningkatkan kapabilitas dan perannya sebagai pemain kunci di sektor energi global. Pemerintah optimistis dukungan dari UEA dapat menjadi katalisator dalam upaya mencapai target net zero emissions pada 2060. "Kerja sama ini selaras dengan visi besar Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, dan kami yakin dengan dukungan dan kolaborasi dari UEA, posisi Indonesia sebagai pemimpin di sektor energi bersih akan semakin kuat," tegas Bahlil.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan perubahan iklim global memerlukan respons cepat dan kerangka kerja kolaboratif antarnegara. Melalui kolaborasi dengan UEA, Indonesia berpeluang besar untuk mempercepat transisi menuju energi bersih sekaligus berkontribusi positif dalam upaya global mengatasi krisis iklim. Dengan potensi alam yang melimpah, Indonesia berada dalam posisi strategis untuk menjadi pelopor dalam adopsi energi terbarukan, sejalan dengan visi dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Kesimpulannya, pertemuan antara Dubes UEA Abdulla Salem Al Dhaheri dan Menteri Bahlil Lahadalia hanyalah awal dari perjalanan panjang dan penting menuju masa depan energi yang lebih baik. Keberhasilan kerja sama ini akan sangat bergantung pada tindakan nyata dan dukungan berkelanjutan dari semua pihak yang terlibat, baik dari Indonesia maupun Uni Emirat Arab. Dengan semangat kolaborasi yang kuat, kedua negara diharapkan dapat mencapai tujuan bersama untuk mengolah dan menggunakan energi terbarukan demi generasi masa depan yang lebih baik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index