Penerbangan

Penerbangan Baru Picu Turis China Serbu Labuan Bajo

Penerbangan Baru Picu Turis China Serbu Labuan Bajo
Penerbangan Baru Picu Turis China Serbu Labuan Bajo

JAKARTA - Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini menjadi salah satu destinasi superprioritas yang paling ramai dikunjungi wisatawan internasional. Salah satu penyumbang kenaikan kunjungan terbesar pada April 2025 datang dari wisatawan asal China. Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mencatat bahwa dominasi turis China pada periode itu bukan tanpa alasan, melainkan didorong oleh kombinasi dua faktor utama: promosi masif destinasi wisata dan terbukanya akses penerbangan internasional.

Pelaksana tugas Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, menegaskan bahwa promosi yang gencar dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan para pelaku industri pariwisata menjadi kunci meningkatnya minat wisatawan asal China ke Labuan Bajo. “Kunjungan wisatawan China ke Labuan Bajo tinggi pada April lalu karena beberapa faktor. Yang pertama adalah karena promosi destinasi Labuan Bajo yang dilakukan baik oleh Kemenpar maupun pelaku industri pariwisata,” kata Frans.

Selain promosi, kemudahan akses juga menjadi pemicu utama. Terbukanya penerbangan langsung dari dua hub utama di Asia Tenggara, yakni Kuala Lumpur dan Singapura, telah memperlancar mobilitas wisatawan asing, termasuk dari China. “Kedua adalah karena terbukanya akses penerbangan langsung dari Kuala Lumpur dan Singapura ke Labuan Bajo,” tambah Frans.

Kedua kota tersebut memang berperan sebagai penghubung pergerakan wisatawan internasional. “Singapore dan Kuala Lumpur saat ini menjadi hub untuk pergerakan wisatawan mancanegara termasuk dari China,” jelas Frans lagi.

Penerbangan internasional menuju Labuan Bajo terus bertambah sejak tahun lalu. Rute Malaysia-Labuan Bajo dilayani maskapai AirAsia mulai September 2024, dengan jadwal tiga kali per minggu. Sedangkan rute Singapura-Labuan Bajo dibuka Jetstar Asia sejak Maret 2025, yang beroperasi dua kali per minggu. Kedua jalur udara ini membuka peluang lebih besar bagi wisatawan asing untuk mengunjungi Labuan Bajo dengan waktu tempuh yang lebih singkat.

Dominasi Turis China Lampaui Wisatawan Domestik

BPOLBF mencatat pada April 2025, kunjungan wisatawan asal China mendominasi destinasi superprioritas Labuan Bajo dengan persentase 28,6% dari total kunjungan. Jumlah itu bahkan melampaui wisatawan domestik yang selama ini menjadi pengunjung terbanyak. “Pada periode April 2025, negara China mendominasi tingkat kunjungan dengan presentasi 28,6 persen,” ujar Frans.

Total kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo pada bulan tersebut tercatat sekitar 42 ribu orang. Setelah wisatawan dari China, tiga negara dengan jumlah pengunjung terbanyak secara berturut-turut adalah Indonesia, Inggris, dan Amerika Serikat dengan total gabungan sebesar 14,3 persen. Sementara negara lain seperti Australia, Eropa, Filipina, dan Kanada masing-masing menyumbang sekitar 7,1 persen dari total kunjungan.

Peningkatan Kunjungan Dibarengi Catatan Serius Soal Keamanan

Di balik kabar menggembirakan mengenai tingginya kunjungan wisatawan, Labuan Bajo juga mendapat sorotan serius dari pemerintah China terkait standar keselamatan di lokasi wisata. Wakil Konsul Jenderal Republik Rakyat China di Denpasar, Zhu Yu, menilai fasilitas keselamatan dan profesionalisme pelaku industri pariwisata di Indonesia, khususnya di Labuan Bajo, masih belum memadai.

“Fasilitas perlindungan keselamatan dan sistem peringatan dini di beberapa lokasi wisata masih perlu ditingkatkan,” tegas Zhu. Ia menambahkan bahwa “profesionalisme para pelaku industri pariwisata juga masih perlu diperbaiki agar mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar internasional.”

Pernyataan itu dilontarkan Zhu tak lama setelah insiden tragis yang menimpa wisatawan China bernama Qiu Yan (32). Qiu Yan meninggal dunia saat snorkeling di perairan Long Pink Beach, Taman Nasional Komodo, pada 18 Juni 2025 lalu. Dari hasil investigasi awal, Qiu Yan diketahui snorkeling tanpa mengenakan pelampung (life jacket), dan pemandu wisata yang mendampingi dianggap lalai karena membiarkan aktivitas tersebut berlangsung tanpa prosedur keselamatan standar.

Kasus Ini Jadi Sorotan Internasional

Tragedi yang dialami Qiu Yan membuat isu keselamatan wisata di Labuan Bajo menjadi sorotan internasional, khususnya di kalangan wisatawan China yang selama ini menjadi salah satu pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. Kasus ini juga mengundang kekhawatiran wisatawan mancanegara lain mengenai keamanan kegiatan wisata air di destinasi superprioritas tersebut.

Seiring meningkatnya kunjungan, pemerintah dan pelaku industri pariwisata di Labuan Bajo dituntut untuk semakin serius membenahi sistem keselamatan, termasuk memastikan pemandu wisata mematuhi standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan.

Antara Peluang dan Tantangan

Kondisi ini menempatkan Labuan Bajo pada persimpangan penting: di satu sisi, peluang besar terbuka dengan lonjakan kunjungan turis internasional terutama dari China. Namun di sisi lain, tantangan untuk memperbaiki kualitas layanan, khususnya aspek keselamatan wisatawan, menjadi semakin mendesak.

BPOLBF bersama pemangku kepentingan lain di sektor pariwisata diharapkan bisa segera menindaklanjuti berbagai masukan, termasuk dari pihak Konsulat China, demi menjaga reputasi Labuan Bajo sebagai destinasi wisata kelas dunia yang aman dan nyaman. Tanpa perbaikan nyata, potensi kehilangan kepercayaan wisatawan internasional bisa menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan industri pariwisata di kawasan ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index