JAKARTA - Pembangunan infrastruktur jalan tol terus dipacu pemerintah demi menunjang mobilitas dan konektivitas antarzona strategis di Ibu Kota. Salah satu proyek yang tengah dikebut adalah Jalan Tol Harbour Road II, yang kelak menghubungkan Ancol Timur dengan Pluit.
Proyek strategis nasional ini bukan sekadar menambah jalur tol baru, melainkan bagian dari solusi mengurai beban lalu lintas berat yang selama ini terpusat di Jalan Tol Harbour Road I. Terutama, pada sisi utara Jakarta yang dikenal padat karena aktivitas pelabuhan, logistik, serta akses menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Proyek Solutif untuk Kemacetan Utara Jakarta
- Baca Juga Harga Sembako di Sabang Stabil
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menegaskan komitmennya untuk mempercepat proyek yang digadang-gadang sebagai pengurai kemacetan di kawasan vital ini.
“Jalan Tol Harbour II akan terintegrasi dengan Tol Akses Tanjung Priok dan meningkatkan konektivitas wilayah Jakarta Utara,” ujar Wilan Oktavian, Kepala BPJT Kementerian PUPR.
Pernyataan Wilan menegaskan peran penting proyek tersebut dalam memperkuat jaringan tol yang tidak hanya berdampak pada Jakarta, tapi juga wilayah sekitar seperti Bekasi, Tangerang, dan bahkan jalur distribusi nasional.
Tol Harbour Road II memang didesain menjadi bagian dari integrasi konektivitas antarpelabuhan dan bandara. Kelak, ketika ruas Ancol–Pluit ini rampung, kendaraan logistik yang keluar-masuk dari dan ke pelabuhan tidak perlu lagi menumpuk di ruas Harbour Road I yang sering mengalami kemacetan parah.
Dukungan dari DPR dan Pemerintah Daerah
Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, juga turut menyuarakan pentingnya proyek ini. Ia menyebut bahwa pembangunan Tol Harbour Road II tidak terelakkan mengingat tingginya beban lalu lintas di utara Jabodetabek.
“Alasan tol ini dibangun adalah karena adanya beban lalu lintas yang padat di sisi utara Jabodetabek,” ujarnya. Dukungan dari parlemen menjadi modal penting dalam menjaga kelangsungan proyek yang juga menyangkut proses anggaran dan koordinasi lintas sektor.
Lasarus menambahkan, proyek ini juga penting dalam mendukung visi jangka panjang pengembangan wilayah utara Jakarta yang melibatkan sektor pelabuhan, kawasan industri, hingga permukiman padat penduduk.
Tantangan Lokasi dan Lahan
Meski menjadi proyek strategis yang didukung pusat dan daerah, pelaksanaannya bukan tanpa hambatan. Salah satu tantangan utama terletak pada lokasi pembangunan yang berada di sepanjang Jalan Martadinata, kawasan yang dikenal selalu padat oleh kendaraan berat dan aktivitas masyarakat.
“Kepadatan lalu lintas di Jl. Martadinata menjadi kendala,” ujar Wilan, seraya menambahkan bahwa kondisi ini memengaruhi efektivitas pekerjaan fisik di lapangan.
Selain kendala teknis di lokasi, persoalan klasik berupa pembebasan lahan juga menjadi tantangan tersendiri. Dari total lahan yang dibutuhkan, baru sekitar 53 persen atau 20 hektare yang berhasil dibebaskan hingga saat ini. Hal ini memerlukan koordinasi erat dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memiliki kewenangan dalam aspek pengadaan tanah.
Proses pembebasan lahan tersebut menjadi kunci agar pembangunan fisik dapat terus berjalan dan tidak tertunda lebih lama. Dalam skema proyek strategis nasional, pemerintah daerah diharapkan bisa memberikan percepatan dari sisi regulasi dan eksekusi.
Ditargetkan Rampung Awal 2026
Meski menghadapi tantangan, proyek Jalan Tol Harbour Road II tetap ditargetkan rampung sesuai jadwal, yakni pada awal tahun 2026. Target ini menjadi bagian dari strategi jangka menengah Kementerian PUPR dalam merampungkan infrastruktur vital menjelang perpindahan sebagian fungsi administratif pemerintahan ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ruas Ancol–Pluit yang akan dibuka nantinya juga dipersiapkan untuk mendukung koneksi langsung ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta melalui sistem jaringan tol terpadu. Hal ini akan memberikan dampak besar terhadap efisiensi distribusi logistik dan mobilitas antarkota.
Pembangunan Tol Harbour Road II juga akan memberikan alternatif bagi pengguna kendaraan pribadi yang selama ini terjebak dalam rute-rute padat di kawasan utara Jakarta. Dengan jalur tol baru, arus kendaraan dari pelabuhan, kawasan industri, serta perumahan bisa tersebar lebih merata ke sejumlah jalur.
Menjawab Kebutuhan Infrastruktur Perkotaan
Tol ini menjadi salah satu contoh bagaimana pemerintah berusaha merespons tantangan urbanisasi dan kebutuhan transportasi kota besar. Jakarta sebagai kota megapolitan memiliki tekanan lalu lintas yang sangat tinggi, dan pembangunan infrastruktur seperti Harbour Road II menjadi kunci keberhasilan sistem mobilitas perkotaan.
Proyek ini sekaligus memperlihatkan pentingnya integrasi antarlembaga pusat dan daerah dalam menyelesaikan masalah perkotaan. Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR, BPJT, dan Pemprov DKI Jakarta menjadi aktor utama dalam proyek yang secara langsung akan memengaruhi jutaan pengguna jalan.
Ke depan, kehadiran jalan tol ini diharapkan mampu mengangkat kualitas transportasi dan konektivitas Jakarta Utara, sekaligus menjawab tuntutan modernisasi infrastruktur perkotaan yang lebih andal dan efisien.