BMKG

Hujan Lebat Ancam 23 Wilayah, BMKG Waspada

Hujan Lebat Ancam 23 Wilayah, BMKG Waspada
Hujan Lebat Ancam 23 Wilayah, BMKG Waspada

JAKARTA - Memasuki awal pekan ini, cuaca ekstrem kembali mengintai sebagian besar wilayah Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini hujan lebat hingga sangat lebat pada Senin, 7 Juli 2025. Peringatan ini menyoroti potensi meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi yang dapat berdampak pada keselamatan masyarakat, terutama di daerah rawan banjir, longsor, dan angin kencang.

Menurut informasi yang dibagikan melalui rilis resmi BMKG di berbagai kanal komunikasi, total terdapat 23 wilayah dengan status Waspada, yakni daerah yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Sementara itu, empat wilayah lain berstatus Siaga karena diprediksi akan diguyur hujan lebat hingga sangat lebat yang berpotensi menimbulkan dampak lebih besar.

“Peringatan dini ini kami keluarkan sebagai langkah mitigasi dini agar masyarakat lebih siap dan waspada terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologi yang menyertai hujan lebat,” terang BMKG dalam keterangannya.

Berikut daftar 23 wilayah dengan status Waspada potensi hujan sedang hingga lebat hari ini:

Aceh

Sumatera Utara

Riau

Kepulauan Riau

Jambi

Sumatera Selatan

Kepulauan Bangka Belitung

Bengkulu

Banten

DKI Jakarta

Jawa Timur

Kalimantan Barat

Sulawesi Utara

Gorontalo

Sulawesi Tengah

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tenggara

Maluku

Papua Barat Daya

Papua Barat

Papua Tengah

Papua Pegunungan

Papua Selatan

Sementara itu, empat wilayah dengan status Siaga yang diperkirakan mengalami hujan lebat hingga sangat lebat, yaitu:

Jawa Barat

Sulawesi Barat

Maluku Utara

Papua

BMKG juga menekankan bahwa meskipun belum ada wilayah dengan status Awas — yang berarti kondisi hujan ekstrem — peringatan dini tetap harus diperhatikan. “Hujan lebat berpotensi menyebabkan genangan, banjir bandang, tanah longsor, hingga pohon tumbang, terutama di daerah yang topografinya berbukit atau sudah jenuh air,” tegas BMKG.

Tak hanya hujan, potensi angin kencang juga turut menjadi perhatian. BMKG memberikan peringatan angin kencang di sejumlah daerah, antara lain:

Bali

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Jawa Timur

Kepulauan Riau

Maluku

Nusa Tenggara Timur (NTT)

Angin kencang ini dapat memicu risiko tambahan seperti pohon tumbang, kerusakan atap rumah, hingga gangguan transportasi laut dan udara. Masyarakat diminta mengamankan benda-benda yang mudah terbang tertiup angin dan menghindari berteduh di bawah baliho atau pohon besar saat angin kencang terjadi.

BMKG mencatat, nilai akumulasi hujan harian yang tinggi menjadi salah satu indikator yang mendasari dikeluarkannya peringatan dini ini. Kondisi ini erat kaitannya dengan dinamika atmosfer regional yang dipengaruhi oleh gelombang ekuatorial seperti Madden Julian Oscillation (MJO) yang tengah aktif, sehingga menambah suplai uap air di wilayah Indonesia.

“Kondisi ini menyebabkan awan konvektif berkembang lebih masif di beberapa wilayah, sehingga meningkatkan potensi hujan sedang hingga sangat lebat,” jelas BMKG.

Masyarakat pun diimbau untuk selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca resmi dari BMKG. “Kami mengajak masyarakat untuk mengakses informasi cuaca terkini melalui situs resmi www.bmkg.go.id atau aplikasi InfoBMKG yang bisa diunduh di ponsel. Jangan hanya mengandalkan kabar dari media sosial yang belum tentu akurat,” tambah BMKG.

Dalam situasi seperti ini, kesiapsiagaan menjadi kunci untuk meminimalisasi risiko. BMKG mengingatkan masyarakat untuk:

Menghindari aktivitas luar ruangan yang tidak mendesak saat cuaca buruk.

Memastikan saluran drainase di lingkungan rumah tidak tersumbat untuk mengurangi potensi genangan atau banjir.

Mengamankan perabotan dan kendaraan di lokasi yang lebih aman dari kemungkinan banjir atau pohon tumbang.

Segera mengungsi ke tempat lebih tinggi jika terjadi tanda-tanda banjir bandang, terutama bagi warga di daerah rawan.

Tetap berhati-hati saat berkendara, karena hujan deras dapat menyebabkan jalan licin dan jarak pandang terbatas.

Peringatan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa musim kemarau basah yang tengah terjadi di beberapa wilayah Indonesia masih menyimpan potensi cuaca ekstrem. Meski tidak semua wilayah terdampak secara langsung, perubahan cuaca cepat dapat menimbulkan kejadian lokal yang berdampak besar.

BMKG juga mengajak pemerintah daerah untuk memperkuat langkah mitigasi bencana hidrometeorologi di wilayah masing-masing. Koordinasi antara dinas terkait, aparat keamanan, dan relawan kebencanaan perlu ditingkatkan agar upaya tanggap darurat dapat berjalan lebih cepat jika terjadi bencana.

Sementara itu, di wilayah perkotaan seperti DKI Jakarta, potensi hujan sedang hingga lebat juga harus menjadi perhatian serius, mengingat sejarah genangan dan banjir di sejumlah titik ketika hujan turun dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat. Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai maupun kawasan rendah diminta untuk lebih waspada dan menyiapkan barang-barang penting di tempat yang aman.

Dengan cuaca yang semakin tidak menentu, BMKG kembali menegaskan pentingnya kesadaran kolektif untuk saling menjaga keselamatan bersama, terutama saat intensitas hujan tinggi dan angin kencang melanda. “Kesiapan masyarakat dan pemerintah akan sangat menentukan seberapa besar kita mampu mengurangi risiko bencana,” tutup BMKG dalam pernyataannya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index