Kereta Api

KAI Daop 4 Semarang Intensifkan Pemeriksaan Titik Rawan Jalur KA untuk Jaga Keselamatan Penumpang

KAI Daop 4 Semarang Intensifkan Pemeriksaan Titik Rawan Jalur KA untuk Jaga Keselamatan Penumpang
KAI Daop 4 Semarang Intensifkan Pemeriksaan Titik Rawan Jalur KA untuk Jaga Keselamatan Penumpang

JAKARTA — Dalam rangka memastikan keselamatan dan kenyamanan perjalanan kereta api menjelang periode libur panjang, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 (Daop 4) Semarang memperketat pengawasan dan pemeriksaan infrastruktur jalur rel di sejumlah titik rawan. Pemeriksaan menyeluruh ini dilakukan sebagai bagian dari strategi mitigasi risiko serta antisipasi dini terhadap potensi gangguan yang dapat mengganggu operasional perjalanan KA.

Langkah konkret ini terlihat pada kegiatan inspeksi langsung ke lintas jalur di wilayah timur Daop 4 yang dilakukan pada Rabu, 21 Mei 2025. Pemeriksaan tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Daop 4 Semarang beserta jajaran manajemen, didampingi tim Quality Control (QC), serta Kepala Unit Pelaksana Teknis (KUPT) terkait, yang menyasar sejumlah titik penting seperti petak jalan antara Stasiun Gambringan–Jambon, Stasiun Kradenan, dan antara Stasiun Doplang–Randublatung.

Fokus pada Daerah Pantauan Khusus (Dapsus)

Pemeriksaan ini secara spesifik menyoroti titik-titik Daerah Pantauan Khusus (Dapsus), yaitu lokasi rawan yang memerlukan pengawasan ekstra karena berpotensi menimbulkan gangguan terhadap keselamatan perjalanan kereta api. Salah satu titik yang menjadi perhatian utama adalah di Kilometer 15 antara Stasiun Gambringan dan Jambon, Kabupaten Grobogan, di mana ditemukan tanah labil yang dapat mengancam kestabilan jalur.

“Di titik ini, kami langsung melakukan diskusi teknis untuk menentukan langkah penanganan jangka pendek seperti penambahan ballast dan penguatan fondasi rel. Untuk solusi jangka panjang, kami usulkan pengelolaan sistem drainase dan pembangunan struktur perkuatan lereng,” ungkap salah satu pejabat teknis Daop 4 Semarang di lokasi.

Setelah dari Gambringan–Jambon, rombongan manajemen KAI melanjutkan peninjauan ke Stasiun Kradenan dan fasilitas UPT Resort Sintelis serta Jalan dan Jembatan (JJ) Kradenan. Pemeriksaan tidak hanya sebatas kondisi fisik bangunan dan jalur, tetapi juga mencakup aspek budaya keselamatan. Dalam kegiatan tersebut, jajaran manajemen memberikan pengarahan atau safety talk kepada petugas lapangan.

“Kami tekankan pentingnya kedisiplinan dalam bekerja, kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP), dan kewaspadaan terhadap kondisi lingkungan sekitar. Semua ini menjadi bagian dari upaya membangun budaya keselamatan di KAI,” ujar Kepala Daop 4 Semarang saat memberikan pengarahan kepada tim di lapangan.

Penanganan Potensi Longsor di Kabupaten Blora

Perjalanan pemeriksaan kemudian dilanjutkan ke titik rawan di Kilometer 63 antara Stasiun Doplang–Randublatung, Kabupaten Blora. Di lokasi ini ditemukan gejala awal pergeseran tanah yang berpotensi menyebabkan longsor. Mengingat dampaknya yang bisa fatal terhadap jalur operasional KA, tim teknis KAI langsung melakukan analisis dan merumuskan langkah antisipatif.

“Penanganan pada titik ini mencakup opsi penggunaan material penahan, penguatan lereng, serta penerapan sistem monitoring visual secara berkala untuk mendeteksi pergerakan tanah sejak dini,” kata salah satu perwakilan tim Quality Control KAI.

Langkah Mitigasi Risiko dan Evaluasi Rutin

Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, menegaskan bahwa kegiatan pemeriksaan lintas seperti ini merupakan bagian dari strategi pengawasan internal yang rutin dilakukan sebagai langkah preventif terhadap potensi gangguan perjalanan.

“Dengan turun langsung ke lapangan, manajemen dapat mengidentifikasi potensi risiko secara lebih akurat, merumuskan langkah penanganan yang cepat dan tepat, serta memberikan arahan langsung kepada petugas di lapangan. Ini semua demi mewujudkan perjalanan kereta api yang aman, andal, dan nyaman bagi masyarakat,” ujar Franoto, Kamis (22/5).

Menurut Franoto, inspeksi di lapangan bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk keseriusan KAI dalam menjaga standar keselamatan tertinggi.

“Kami mengedepankan prinsip mitigasi risiko. Artinya, tidak hanya merespons saat terjadi gangguan, tapi juga mengantisipasi dan mempersiapkan langkah teknis sebelum potensi gangguan berkembang menjadi masalah nyata,” tambahnya.

20 Titik Rawan Dalam Pemantauan Ketat

Wilayah operasional Daop 4 Semarang sendiri memiliki 20 titik yang dikategorikan sebagai Daerah Pantauan Khusus (Dapsus) dan terus mendapatkan pemantauan intensif. Titik-titik tersebut meliputi:

1 titik rawan longsor di wilayah Blora

3 titik rawan tanah labil di wilayah Grobogan dan Blora

1 jembatan rawan di wilayah Grobogan

15 titik rawan banjir yang tersebar di Tegal, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, dan Grobogan

Untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan di lokasi-lokasi ini, KAI Daop 4 telah menyiagakan tim khusus selama 24 jam penuh. Para petugas lapangan dilengkapi dengan perangkat pemantauan dan mendapat pelatihan penanganan cepat jika sewaktu-waktu muncul kondisi darurat.

Komitmen pada Keandalan dan Kenyamanan

Kegiatan pemeriksaan lintas ini merupakan bagian dari komitmen KAI untuk menjaga keandalan jalur dan kenyamanan penumpang. Dengan meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang libur panjang dan berbagai momen besar ke depan, kesiapan infrastruktur menjadi hal mutlak.

“Keselamatan adalah prioritas kami. Maka kami tidak akan pernah lelah melakukan inspeksi, evaluasi, dan perbaikan secara berkala di seluruh wilayah kerja,” pungkas Franoto.

Pemeriksaan jalur yang dilakukan secara menyeluruh ini juga menjadi bukti bahwa PT KAI tidak hanya fokus pada pelayanan penumpang, tetapi juga pada aspek fundamental yaitu kesiapan sarana dan prasarana.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index