Dokter

Perbedaan Asma pada Anak dan Dewasa: Penjelasan Lengkap dari Dokter Luthfia Nur Aini, Sp.P

Perbedaan Asma pada Anak dan Dewasa: Penjelasan Lengkap dari Dokter Luthfia Nur Aini, Sp.P
Perbedaan Asma pada Anak dan Dewasa: Penjelasan Lengkap dari Dokter Luthfia Nur Aini, Sp.P

JAKARTA - Asma merupakan penyakit pernapasan kronis yang dapat menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Meskipun gejala yang ditimbulkan serupa, seperti sesak napas, batuk, dan mengi, terdapat perbedaan mendasar dalam mekanisme, pemicu, dan penanganan asma pada anak dan dewasa. Hal ini dijelaskan oleh dr. Luthfia Nur Aini, Sp.P, spesialis paru dari Rumah Sakit Paru Ario Wirawan, dalam talkshow yang disiarkan oleh Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Mekanisme dan Onset Asma

Menurut dr. Luthfia, secara prinsip, asma pada anak dan dewasa sama-sama menyebabkan obstruksi saluran pernapasan akibat hiperaktivitas bronkus. Namun, perbedaan utama terletak pada onset dan mekanisme molekuler yang mendasarinya.

"Secara prinsipnya sama. Terjadi obstruksi saluran pernapasan. Jadi hiperaktivitas bronkus di mana saluran pernapasan itu menyempit. Namun yang berbeda adalah onset-nya. Onset dan mekanisme molekulernya," jelas dr. Luthfia.

Asma pada Anak: Dominasi Faktor Alergi

Pada anak-anak, asma umumnya berkaitan dengan mekanisme alergi atau tipe 2. Kondisi ini sering kali dipicu oleh faktor atopi, yaitu kecenderungan genetik untuk mengembangkan reaksi alergi.

"Untuk asma pada anak biasanya tipe 2, karena faktor-faktor dari atopi. Dia muncul karena adanya pemicu atau alergen yang dia menstimulus terjadinya asma. Itu pada anak-anak," ungkap dr. Luthfia.

Riwayat alergi dalam keluarga juga berperan penting dalam perkembangan asma pada anak. Meskipun anggota keluarga mungkin tidak memiliki asma, bentuk alergi lain seperti rinitis alergi dapat menjadi indikator risiko.

"Meskipun mungkin dari keluarga tidak berbentuk sebagai asma, alerginya tidak berbentuk sebagai asma atau sesak, seperti batuk. Mungkin hanya muncul sebagai rinitis alergi. Misalkan pada saat pagi hari dia bersin-bersin, kemudian rinore atau muncul ingus. Itu bisa pada saat keturunannya bisa muncul berbentuk sebagai asma," jelasnya.

Asma pada Dewasa: Faktor Non-Alergi Dominan

Berbeda dengan anak-anak, asma pada dewasa sering kali tidak dipicu oleh mekanisme alergi. Dr. Luthfia menjelaskan bahwa asma pada dewasa dapat terjadi dalam dua situasi: asma yang muncul saat dewasa atau asma sejak anak-anak yang berlanjut hingga dewasa.

"Pada asma-asma yang pada dewasa itu banyak faktor. Misalkan memang ada dipicu oleh rokok. Yang tidak diperantarai oleh suatu mekanisme alergi," ujar dr. Luthfia.

Faktor-faktor lain yang dapat memicu asma pada dewasa meliputi infeksi saluran pernapasan, polusi udara, stres, dan paparan zat iritan lainnya. Selain itu, asma pada dewasa cenderung lebih kompleks dan memerlukan pendekatan pengobatan yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak.

Pentingnya Diagnosis dan Penanganan yang Tepat

Mengenali perbedaan antara asma pada anak dan dewasa sangat penting untuk menentukan strategi pengobatan yang efektif. Diagnosis yang tepat akan membantu dalam memilih terapi yang sesuai dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

Pada anak-anak, pendekatan pengobatan sering kali melibatkan identifikasi dan penghindaran alergen, penggunaan inhaler dengan dosis yang tepat, serta edukasi kepada orang tua mengenai manajemen asma. Sementara itu, pada dewasa, pengobatan mungkin memerlukan kombinasi terapi inhalasi, pengendalian faktor risiko seperti berhenti merokok, dan pengelolaan kondisi penyerta lainnya.

Asma adalah penyakit kronis yang memerlukan perhatian khusus, terutama karena perbedaan karakteristik antara anak-anak dan dewasa. Pemahaman mendalam mengenai mekanisme, pemicu, dan strategi pengobatan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita asma. Dengan edukasi yang tepat dan pendekatan yang sesuai, pengelolaan asma dapat dilakukan secara efektif, baik pada anak-anak maupun dewasa.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai asma dan penanganannya, konsultasikan dengan dokter spesialis paru atau fasilitas kesehatan terdekat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index