JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta menegaskan peran penting Kabupaten Kulon Progo sebagai salah satu lintasan kereta api paling memesona di Pulau Jawa. Perjalanan kereta api yang melewati kabupaten di sisi barat Daerah Istimewa Yogyakarta ini kini bukan hanya soal efisiensi transportasi, tetapi juga pengalaman wisata yang menyatu dengan keindahan alam pedesaan dan perbukitan khas Jawa.
Dari balik jendela kereta api yang melaju melintasi Kabupaten Kulon Progo, penumpang disuguhkan pemandangan memikat berupa hamparan sawah hijau, aliran Sungai Progo yang membelah pedesaan, hingga latar Perbukitan Menoreh yang eksotis. Nuansa pedesaan yang asri, ditambah kesegaran udara dan lanskap alami, membuat perjalanan kereta api di lintasan ini terasa seperti berwisata alam.
“Dengan puluhan perjalanan kereta api per hari dari arah timur dan barat, Kabupaten Kulon Progo tidak hanya menjadi lintasan, tetapi juga etape penting dalam perjalanan kereta api di selatan Jawa. Sebuah pengalaman yang menyatukan kenyamanan transportasi dan keindahan alam dalam satu rangkaian,” ungkap Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih.
Kelok Mertan View: Ikon Baru Perjalanan KA Kulon Progo
Salah satu ikon paling menawan di lintasan ini adalah Kelok Mertan View, terletak di Dusun Mertan, Kalurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo. Di titik ini, rel kereta api tampak berkelok dua kali secara alami, menciptakan ilusi visual seperti ular besi yang meliuk-liuk di tengah hamparan sawah dan perbukitan. Saat cuaca cerah, latar belakang Gunung Merapi dan Merbabu menambah magis pemandangan ini.
“Keunikan Kelok Mertan View menjadikannya favorit bagi para railfans dan wisatawan domestik maupun mancanegara. Mereka datang untuk menyaksikan langsung dan mengabadikan pemandangan luar biasa ini,” tambah Feni.
Tampilan panorama yang instagramable menjadikan spot ini tak hanya digemari penumpang kereta, tetapi juga fotografer, videografer, dan pembuat konten wisata. Kereta-kereta yang melintas seperti KA Lodaya, Mataram, hingga Jaka Tingkir menawarkan momen-momen ideal untuk memotret kereta berlatar alam Kulon Progo.
Menyatu dengan Potensi Wisata Alam Kulon Progo
Namun pesona Kulon Progo tidak berhenti hanya dari balik jendela kereta. Kabupaten ini juga dikenal sebagai destinasi wisata alam yang menawarkan berbagai atraksi luar ruang. Tempat-tempat seperti Waduk Sermo, Kalibiru, Pule Payung, Bukit Isis, dan Nglinggo Highland menawarkan pengalaman liburan keluarga yang menyenangkan dan edukatif.
Akses ke lokasi-lokasi tersebut relatif mudah dan terkoneksi langsung dari Stasiun Wates, stasiun utama di wilayah ini. Keberadaan kereta api sebagai moda transportasi yang aman, bebas macet, dan nyaman menjadi nilai tambah bagi wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan alam Kulon Progo.
“Naik kereta api memungkinkan penumpang menikmati view bak lukisan alam dengan fasilitas terbaik, bebas dari kemacetan, tidak melelahkan, aman, dan selamat sampai tujuan. Kombinasi ini menjadikan perjalanan tidak hanya efisien, tetapi juga menyenangkan,” jelas Feni.
Peningkatan Layanan Stasiun Wates
Dalam beberapa tahun terakhir, Stasiun Wates mengalami peningkatan layanan yang signifikan. Stasiun ini kini melayani lebih banyak perjalanan kereta antarkota, baik kelas eksekutif maupun ekonomi generasi terbaru. Beberapa di antaranya adalah KA Lodaya, Jaka Tingkir, Mataram, dan Senja Utama Solo.
Tak hanya itu, kereta ekonomi favorit seperti Kahuripan dan Kutojaya Selatan juga berhenti di stasiun ini, menjadikan aksesibilitas wilayah Kulon Progo semakin terbuka bagi semua kalangan masyarakat.
“Kulon Progo punya daya tarik lengkap: alamnya indah, aksesnya mudah, dan fasilitasnya terus berkembang. Ini adalah salah satu titik penting yang kami harap semakin dilirik sebagai destinasi, bukan sekadar lintasan,” kata Feni.
Integrasi Moda Transportasi: KA Bandara dan YIA
Menambah nilai strategis kawasan ini adalah keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang hanya berjarak sekitar 20 menit dari pusat Kabupaten Kulon Progo. Dengan layanan KA Bandara yang terintegrasi dari Stasiun Wates, penumpang bisa berpindah moda dari udara ke darat dengan cepat dan efisien.
Kehadiran integrasi ini mengukuhkan Kulon Progo sebagai simpul penting dalam jaringan transportasi selatan Jawa, sekaligus sebagai gerbang masuk wisatawan ke berbagai destinasi unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.
“Integrasi antarmoda semakin kuat di Kulon Progo. Ini menjadikan kabupaten ini sebagai gerbang logistik, wisata, dan transportasi yang strategis,” tegas Feni.
Pengembangan Berkelanjutan Berbasis Kereta Api
PT KAI Daop 6 Yogyakarta juga menyatakan komitmennya dalam mendorong penguatan simpul-simpul pariwisata berbasis layanan kereta api. Dalam jangka panjang, stasiun-stasiun seperti Wates direncanakan akan dikembangkan sebagai pusat mobilitas kawasan.
Langkah ini sejalan dengan arah pengembangan transportasi nasional yang ramah lingkungan, terjangkau, dan efisien, serta mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata lokal.
“Hal ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, pariwisata, dan gaya hidup ramah lingkungan berbasis kereta api,” tutup Feni Novida Saragih.