JAKARTA - Proyek pembangunan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) mengundang perhatian besar masyarakat. Mega proyek ini tidak hanya akan menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia dengan panjang total 206,65 kilometer, tetapi juga mempengaruhi 24 desa di 4 kecamatan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Sesuai informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya, proyek ini masih dalam tahap persiapan, meskipun beberapa perusahaan atau konsorsium mengalami kendala dalam pelelangan.
Desa dan Kecamatan Terdampak
Proyek tol ini akan melintasi berbagai desa dalam beberapa kecamatan di Ciamis. Berikut daftar lengkap kecamatan beserta desa-desa yang akan dilalui Jalan Tol Getaci:
1. Kecamatan Banjarsari
- Desa Ciherang
- Desa Ratawangi
- Desa Ciulu
- Desa Purwasari
- Desa Cibadak
- Desa Cicapar
- Desa Sindangasih
- Desa Sindanghayu
- Desa Sindangsari
2. Kecamatan Ciamis
- Desa Linggasari
3. Kecamatan Pamarican
- Desa Neglasari
- Desa Pamarican
- Desa Sidaharja
- Desa Sukajadi
- Desa Bangunsari
- Desa Kertahayu
- Desa Margajaya
- Desa Sukamukti
4. Kecamatan Cidolog
- Desa Cidolog
- Desa Ciparay
- Desa Hegarmanah
- Desa Janggala
Tantangan Lelang Proyek
Proyek tol Getaci menghadapi kendala dalam proses lelangnya. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengungkapkan bahwa dua konsorsium besar tidak lolos dalam proses prakualifikasi. Konsorsium tersebut adalah PT Trans Persada Sejahtera-PT Wiranusantara Bumi dan PT Dayamulia Turangga-PT China State Construction Overseas Development Shanghai. Dalam pernyataan resmi, Ketua Panitia Pelelangan, Sony Sulaksono Wibowo, memaparkan, “Sesuai dengan ketentuan dalam dokumen prakualifikasi pasal II.Q.1, peserta yang tidak setuju dengan hasil prakualifikasi dapat menyampaikan keberatan secara tertulis dalam waktu 5 hari kerja setelah pengumuman.”
Pengumuman ini membuat masyarakat khususnya di Ciamis harus bersabar menunggu kepastian lebih lanjut mengenai pengembangan proyek ini. Pemerintah menargetkan tol ini akan memberikan dampak positif bagi konektivitas wilayah serta pengembangan ekonomi daerah yang dilaluinya.
Rincian Teknis Proyek
Jalan Tol Getaci memiliki profil detail dari sisi arsitektur dan struktur yang dirancang sedemikian rupa untuk mengakomodasi lalu lintas yang cukup padat. Dengan panjang total 206,65 kilometer, tol ini dibagi menjadi empat bagian utama atau seksi, yaitu:
- Seksi 1: Junction Gedebage-Garut Utara sepanjang 45,20 kilometer
- Seksi 2: Garut Utara-Tasikmalaya sepanjang 50,32 kilometer
- Seksi 3: Tasikmalaya-Patimuan sepanjang 76,78 kilometer
- Seksi 4: Patimuan-Cilacap sepanjang 34,35 kilometer
Tol ini juga akan dilengkapi dengan 9 simpang susun dan 1 junction, yakni Junction Gedebage yang akan terkoneksi dengan Jalan Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi), menjadikannya salah satu proyek infrastruktur paling ambisius di Indonesia. Spesifikasi teknis meliputi 2x2 lajur dengan lebar lajur 3,6 meter. Struktur jalan tol ini akan dibangun dengan gaya at-grade sepanjang 175,27 kilometer, struktur elevated sejauh 22,26 kilometer, dan pile slab sepanjang 9,12 kilometer.
Dampak dan Harapan
Meskipun proyek tol ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antara Jawa Barat dan Jawa Tengah, serta mendukung pengembangan ekonomi di sepanjang wilayahnya, dampaknya terhadap masyarakat lokal juga harus diperhatikan. Setidaknya 24 desa di Ciamis yang terdampak dalam proyek ini perlu mendapatkan perhatian khusus, baik dalam bentuk kompensasi yang adil maupun solusi relokasi yang manusiawi.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol pun menyebutkan bahwa pemerintah akan memastikan bahwa setiap langkah dalam proyek ini mengacu pada prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Dia menekankan, “Proyek ini adalah bukti komitmen pemerintah untuk memajukan infrastruktur negara dengan tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat lokal.”
Mega proyek Jalan Tol Getaci ini diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan efektivitas transportasi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat dan Jawa Tengah, tetapi juga memberikan contoh bagaimana proyek infrastruktur besar dapat diimplementasikan dengan secara berarti mengintegrasikan masukan dan kepentingan masyarakat setempat. Ke depan, semua pihak yang terlibat dalam proyek ini diharapkan bisa bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik, agar pembangunan dapat selesai dalam waktu yang diharapkan tanpa mengesampingkan kepentingan warga lokal.