Investasi

Dedi Mulyadi Genjot Investasi Pascaleberan, Pabrik BYD di Subang Siap Serap 18.000 Tenaga Kerja

Dedi Mulyadi Genjot Investasi Pascaleberan, Pabrik BYD di Subang Siap Serap 18.000 Tenaga Kerja

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan komitmennya untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Barat dengan mendorong percepatan investasi pasca libur panjang Lebaran 2025. Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui unggahan di media sosial dan dikonfirmasi oleh Kompas.com, Dedi menekankan pentingnya kemudahan proses perizinan untuk menciptakan iklim investasi yang sehat dan kompetitif.

"Satu, harus mendorong investasi agar berjalan cepat. Proses perizinannya tak boleh berliku-liku, saya buktikan hari ini saya selalu memberikan advokasi," tegas Dedi Mulyadi, Minggu 6 April 2025.

Langkah strategis ini tidak hanya menjadi bagian dari upaya pemulihan ekonomi Jawa Barat pasca-pandemi, tetapi juga sekaligus sebagai motor penggerak untuk membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Salah satu contoh konkret dari upaya tersebut adalah percepatan pembangunan pabrik produsen kendaraan listrik asal Tiongkok, BYD, yang berlokasi di Subang, Jawa Barat.

Pabrik BYD di Subang Jadi Proyek Prioritas

Dedi Mulyadi secara terbuka menyebutkan, pembangunan pabrik BYD di Subang menjadi salah satu fokus utama dalam advokasi percepatan investasi yang ia lakukan. Proyek ini diproyeksikan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yakni sekitar 16.000 hingga 18.000 orang.

Dengan hadirnya pabrik BYD di Jawa Barat, pemerintah daerah berharap tidak hanya tercipta penyerapan tenaga kerja lokal yang signifikan, tetapi juga terjadi alih teknologi dan peningkatan daya saing industri otomotif dalam negeri, terutama dalam segmen kendaraan listrik yang saat ini sedang berkembang pesat.

"Saya buktikan hari ini saya selalu memberikan advokasi," kata Dedi, menegaskan bahwa upaya pemerintah provinsi bukan sekadar wacana, melainkan telah berjalan nyata di lapangan.

Keberadaan pabrik ini diharapkan menjadi magnet investasi baru di kawasan Subang dan sekitarnya. Selain itu, proyek ini diyakini akan menstimulasi pertumbuhan sektor pendukung lainnya seperti logistik, manufaktur komponen, hingga jasa pendukung seperti katering dan transportasi bagi para pekerja pabrik.

Strategi Pemulihan Ekonomi Jawa Barat Pascaleberan

Lebih jauh, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa percepatan investasi ini merupakan bagian integral dari strategi besar pemulihan ekonomi Jawa Barat pasca-Lebaran 2025. Momen pascaleberan dipilih karena dinilai strategis untuk memulai percepatan proyek-proyek besar yang sempat tertunda akibat libur panjang.

Menurut Dedi, salah satu tantangan utama dalam menarik minat investor ke Jawa Barat adalah proses perizinan yang panjang dan kompleks. Oleh karena itu, ia bertekad memangkas birokrasi agar lebih efisien dan ramah bagi investor.

"Proses perizinannya tak boleh berliku-liku," ujarnya, menegaskan kembali komitmennya dalam menyederhanakan proses perizinan investasi di Jawa Barat.

Langkah ini sejalan dengan visi besar pemerintah pusat yang ingin menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama investasi di kawasan Asia Tenggara, sekaligus mempercepat transformasi ekonomi menuju era industri hijau dan berkelanjutan.

Dukungan Infrastruktur dan Ekosistem Investasi

Tidak hanya mempercepat proses perizinan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga terus memperkuat infrastruktur pendukung untuk menunjang iklim investasi yang kondusif. Pengembangan kawasan industri baru, penyediaan fasilitas logistik modern, serta percepatan pembangunan jalan tol dan pelabuhan menjadi prioritas utama.

Subang sendiri dipilih sebagai lokasi pabrik BYD karena posisinya yang sangat strategis. Kawasan ini terintegrasi dengan berbagai infrastruktur utama seperti Pelabuhan Patimban, Bandara Kertajati, dan jaringan tol Trans Jawa. Hal ini diyakini akan mempermudah distribusi hasil produksi BYD ke berbagai wilayah di Indonesia maupun ke pasar ekspor.

Dengan ekosistem seperti ini, Jawa Barat kian menarik sebagai destinasi utama bagi investor dalam maupun luar negeri yang ingin memanfaatkan potensi besar pasar Indonesia.

Potensi Besar Industri Kendaraan Listrik

Hadirnya pabrik BYD di Subang juga mencerminkan besarnya potensi pasar kendaraan listrik di Indonesia. Pemerintah terus mendorong percepatan elektrifikasi kendaraan sebagai bagian dari komitmen pengurangan emisi karbon dan peralihan menuju energi bersih.

Industri otomotif Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan signifikan dalam segmen kendaraan listrik, sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai net zero emission pada 2060. Dengan kapasitas produksi yang besar, pabrik BYD di Subang diharapkan dapat menjadi bagian penting dari rantai pasok kendaraan listrik nasional dan regional.

Selain itu, keberadaan pabrik ini diharapkan mampu memacu pertumbuhan investasi di sektor energi baru dan terbarukan, terutama dalam pengembangan infrastruktur pengisian daya listrik (charging station) dan baterai kendaraan listrik.

Komitmen Berkelanjutan untuk Perekonomian Rakyat

Dedi Mulyadi memastikan bahwa setiap langkah yang diambil oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat selalu mempertimbangkan dampak positif bagi masyarakat luas. Dengan bertambahnya peluang kerja dan berkembangnya kawasan industri, kesejahteraan masyarakat setempat diharapkan turut meningkat.

"Saya buktikan hari ini saya selalu memberikan advokasi," ulang Dedi, menegaskan peran aktif pemerintah dalam memastikan investasi yang masuk benar-benar memberikan manfaat nyata bagi rakyat.

Ke depan, Dedi juga berkomitmen untuk terus melakukan advokasi serupa bagi berbagai proyek strategis lainnya. Dengan kolaborasi erat antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan pelaku usaha, ia optimistis Jawa Barat dapat menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Langkah agresif yang diambil oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam mempercepat investasi pasca-Lebaran 2025 menjadi angin segar bagi perekonomian daerah. Percepatan proses perizinan dan advokasi aktif terhadap proyek-proyek strategis, seperti pembangunan pabrik BYD di Subang, membuktikan komitmen nyata pemerintah daerah dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja hingga 18.000 orang, pabrik BYD diharapkan mampu menjadi katalis bagi kemajuan industri otomotif berbasis kendaraan listrik di Indonesia. Tak hanya itu, proyek ini juga memperkuat posisi Jawa Barat sebagai provinsi tujuan investasi utama, didukung oleh infrastruktur yang memadai dan kebijakan yang pro-investor.

Semua langkah ini semakin menegaskan bahwa Jawa Barat berada di jalur yang tepat untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus pilar utama dalam transformasi ekonomi hijau Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index