Mitos firasat hamil anak perempuan kerap jadi topik seru bagi calon orang tua yang berharap jenis kelamin tertentu pada bayi mereka.
Tidak jarang, pasangan tersebut mulai menebak-nebak jenis kelamin calon bayi hanya berdasarkan tanda-tanda fisik maupun perasaan dari sang ibu.
Beberapa wanita hamil bahkan merasa memiliki intuisi kuat terhadap jenis kelamin bayinya. Contohnya, terdapat kepercayaan bahwa bentuk perut ibu bisa menunjukkan apakah ia sedang mengandung anak perempuan.
Begitu pula dengan kondisi kulit ibu hamil—jika muncul jerawat atau kulit terlihat kusam, sebagian orang percaya bahwa itu pertanda ia mengandung bayi perempuan.
Walau keyakinan semacam itu tersebar luas di masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi, para ahli telah melakukan penelitian ilmiah untuk membuktikan kebenarannya.
Hasilnya, berbagai klaim yang mengaitkan kondisi fisik ibu dengan jenis kelamin bayi tidak memiliki dasar medis yang kuat.
Lantas, bagaimana sebenarnya kebenaran di balik mitos firasat hamil anak perempuan? Yuk, simak terus penjelasan lengkapnya agar tidak mudah percaya begitu saja pada mitos tanpa bukti.
Ciri Hamil Anak Perempuan Berdasarkan Penelitian
Mengutip informasi dari laman Greatist, pada saat terjadi pembuahan, sel telur dari perempuan selalu membawa kromosom X.
Jika sperma yang membuahi juga membawa kromosom X, maka kemungkinan besar janin yang berkembang adalah perempuan. Sebaliknya, jika sperma membawa kromosom Y, maka calon bayi cenderung berjenis kelamin laki-laki.
Namun, ciri-ciri genetik yang terbentuk dalam kromosom X maupun Y ini biasanya belum tampak secara jelas hingga kehamilan memasuki minggu keenam atau ketujuh.
Penentuan jenis kelamin sangat bergantung pada pengaruh hormon testosteron yang merangsang pembentukan organ reproduksi dan salurannya.
Jenis kelamin bayi sendiri belum mulai berkembang sampai usia kehamilan mencapai minggu ke-11.
Setelah melewati tahap ini, barulah ibu hamil bisa menjalani pemeriksaan seperti USG atau tes DNA untuk mendapatkan gambaran awal mengenai jenis kelamin janin.
Namun, apabila kamu sangat ingin mengetahui lebih awal jenis kelamin yang dikandung, sejumlah studi dari What to Expect menunjukkan beberapa tanda kehamilan yang bisa dikaitkan dengan kehamilan bayi perempuan.
Berikut adalah ciri-ciri tersebut menurut hasil riset:
1. Mengalami hiperemesis gravidarum
Sebagian ibu hamil mengalami mual dan muntah berlebih yang cukup parah, kondisi ini disebut sebagai hiperemesis gravidarum. Gejalanya bisa mencakup penurunan berat badan, dehidrasi, dan kekurangan nutrisi.
Berdasarkan sejumlah penelitian, ibu yang mengandung bayi perempuan cenderung lebih rentan mengalami kondisi ini secara signifikan selama masa kehamilan.
2. Mudah kehilangan fokus atau pelupa
Ada temuan menarik dari beberapa riset yang menunjukkan bahwa perempuan yang tengah mengandung bayi perempuan, secara umum mencatatkan hasil yang lebih rendah dalam tes memori.
Kelemahan ini khususnya terlihat dalam kemampuan mendengarkan, memahami visual, dan melakukan perhitungan, jika dibandingkan dengan mereka yang hamil anak laki-laki. Penyebabnya masih belum diketahui secara pasti.
3. Mengalami tekanan mental yang tinggi
Ibu hamil yang sering merasa stres berat juga dianggap memiliki peluang lebih besar mengandung bayi perempuan.
Studi menunjukkan bahwa janin perempuan lebih mampu bertahan dalam kondisi rahim yang kurang ideal atau mengalami tekanan tertentu, dibandingkan janin laki-laki yang lebih sensitif terhadap lingkungan dalam kandungan.
Sebagai tambahan, ada kemungkinan bahwa perempuan yang sebelumnya mengalami keguguran saat mengandung bayi laki-laki, dan kemudian hamil kembali, cenderung berhasil mempertahankan kehamilan berikutnya yang berjenis kelamin perempuan.
Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2019 juga menguatkan temuan ini, dengan menyatakan bahwa perempuan yang mengalami tekanan fisik maupun emosional saat hamil lebih berpeluang untuk mengandung anak perempuan.
4. Posisi janin sungsang
Sebuah riset tahun 2015 yang meninjau data kelahiran sungsang di Hongaria antara tahun 1996 hingga 2011 menyebutkan bahwa bayi dengan posisi sungsang secara statistik lebih banyak berjenis kelamin perempuan daripada laki-laki.
Mitos Firasat Hamil Anak Perempuan dan Faktanya
Biasanya, jenis kelamin janin baru bisa diketahui secara medis setelah usia kehamilan mencapai trimester pertama melalui pemeriksaan ultrasonografi atau USG.
Namun, tidak sedikit calon orang tua yang merasa sangat ingin tahu lebih awal mengenai jenis kelamin buah hati mereka.
Karena rasa penasaran ini, muncul berbagai kepercayaan turun-temurun yang mengaitkan tanda-tanda tertentu selama kehamilan dengan jenis kelamin janin, baik perempuan maupun laki-laki.
Salah satu kepercayaan yang masih cukup sering dibicarakan adalah mitos firasat hamil anak perempuan, yang dipercaya dapat dikenali melalui beberapa perubahan fisik atau perilaku ibu selama mengandung.
Walaupun dianggap tidak berdasarkan bukti ilmiah, ciri-ciri tersebut tetap diyakini oleh sebagian orang hingga kini.
Jadi, apa saja bentuk kepercayaan tersebut dan bagaimana penjelasan ilmiahnya? Berikut ulasannya secara lengkap.
1. Mengalami mual parah di pagi hari
Salah satu kepercayaan umum yang sering dikaitkan dengan kehamilan anak perempuan adalah rasa mual yang sangat hebat di pagi hari atau yang dikenal sebagai morning sickness.
Banyak orang berasumsi bahwa tingkat mual yang tinggi menandakan jenis kelamin janin adalah perempuan. Namun, temuan ilmiah menunjukkan bahwa rasa mual yang dialami selama masa kehamilan bisa saja berhubungan dengan jenis kelamin bayi.
Dalam jurnal Brain, Behavior and Immunity, dijelaskan bahwa perempuan yang sedang mengandung anak perempuan biasanya mengalami respons peradangan yang lebih tinggi ketika sistem imun mereka menghadapi infeksi bakteri, jika dibandingkan dengan mereka yang mengandung anak laki-laki.
Hal ini berdampak pada kondisi kesehatan ibu secara keseluruhan, termasuk frekuensi serta tingkat keparahan morning sickness yang dirasakan.
Ibu yang sedang mengandung anak perempuan cenderung merasa kurang sehat dibandingkan dengan mereka yang mengandung anak laki-laki.
2. Perubahan suasana hati secara drastis
Kepercayaan lain yang sering muncul adalah perubahan emosi yang cepat, dianggap sebagai tanda bahwa sang ibu sedang hamil anak perempuan.
Namun, menurut informasi dari American Pregnancy, pergantian suasana hati pada ibu hamil sebenarnya disebabkan oleh fluktuasi hormon yang normal terjadi selama masa kehamilan.
Artinya, perubahan perasaan yang cepat—misalnya dari bahagia menjadi sedih, kemudian marah atau mudah tersinggung—bukan indikator khusus dari jenis kelamin bayi.
Hal ini bisa dialami oleh semua ibu hamil, baik yang mengandung anak laki-laki maupun perempuan, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai penanda yang pasti.
3. Perubahan ukuran payudara
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, perut ibu akan bertambah besar. Selain itu, perubahan bentuk juga terjadi pada bagian tubuh lain, seperti payudara.
Ada anggapan bahwa jika payudara kiri terlihat lebih besar dibandingkan kanan, maka itu menunjukkan bahwa ibu sedang mengandung anak perempuan.
Namun, kenyataannya perubahan ukuran ini lebih disebabkan oleh perubahan hormonal selama kehamilan.
Jadi, kesimpulan mengenai jenis kelamin bayi berdasarkan perbedaan ukuran payudara tidak memiliki dasar ilmiah dan hanya sebatas kepercayaan tanpa bukti medis.
4. Detak jantung janin
Ada keyakinan bahwa denyut jantung janin perempuan berada di kisaran 140 hingga 160 denyut per menit.
Namun, fakta menunjukkan bahwa rentang normal detak jantung janin secara umum berada antara 120 hingga 160 denyut per menit, terlepas dari jenis kelaminnya.
Selain itu, denyut jantung janin bisa berubah tergantung pada aktivitasnya di dalam kandungan serta usia kehamilan.
Oleh karena itu, meskipun bayi perempuan biasanya memiliki detak jantung yang lebih cepat setelah lahir, perbedaan ini tidak bisa digunakan untuk memprediksi jenis kelamin selama kehamilan.
Pada sekitar minggu kelima, denyut jantung janin mirip dengan denyut jantung ibu, yaitu antara 80–85 denyut per menit.
Laju ini akan meningkat secara bertahap hingga mencapai puncaknya antara minggu ke-9 dengan 170–200 denyut per menit, lalu menurun ke rentang normal 120–160 pada tahap selanjutnya.
5. Bentuk perut ibu hamil
Beberapa orang percaya bahwa jika bentuk perut ibu hamil terlihat lebih menonjol ke atas atau tinggi, maka itu pertanda bahwa bayi yang dikandung adalah perempuan. Namun, bentuk perut bukanlah indikator akurat untuk menentukan jenis kelamin.
Faktor-faktor seperti bentuk tubuh ibu, berat badan yang bertambah, kondisi otot perut, dan aspek fisiologis lainnya memiliki peran besar dalam menentukan bagaimana bentuk perut saat hamil.
Dengan demikian, bentuk perut lebih dipengaruhi oleh kondisi fisik daripada jenis kelamin janin.
6. Merasa lebih tertekan secara emosional
Banyak yang meyakini bahwa ibu hamil yang sering merasa cemas atau mengalami tekanan mental cenderung mengandung anak perempuan.
Sebuah studi dari Fertility and Sterility menemukan kaitan antara hormon stres (kortisol) dengan kecenderungan untuk memiliki bayi perempuan.
Penelitian tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kortisol yang tinggi selama masa kehamilan berpotensi meningkatkan peluang melahirkan bayi perempuan.
Meskipun demikian, penelitian lanjutan masih diperlukan untuk benar-benar memahami hubungan langsung antara kondisi emosional ibu dengan jenis kelamin janin.
7. Kulit wajah tampak lebih berminyak
Selama kehamilan, perubahan hormon yang signifikan bisa menimbulkan berbagai perubahan fisik, termasuk pada kondisi kulit wajah. Wajah bisa mengalami perubahan drastis, hingga terlihat sangat berbeda selama sembilan bulan masa kehamilan.
Beberapa orang percaya bahwa kulit ibu yang tampak lebih berminyak dan rambut terlihat kurang bercahaya menandakan bahwa janin yang dikandung adalah perempuan. Namun, pandangan ini tidak didukung oleh kajian ilmiah.
Sebenarnya, produksi minyak berlebih pada kulit maupun perubahan kondisi rambut selama kehamilan lebih disebabkan oleh fluktuasi hormon dan pola makan ibu hamil, bukan karena jenis kelamin bayi.
8. Warna urin lebih pekat
Ada berbagai metode yang diyakini dapat memprediksi jenis kelamin janin berdasarkan reaksi zat tertentu terhadap urin. Salah satu kepercayaan menyebutkan bahwa warna urin yang lebih gelap menandakan bayi perempuan.
Namun, hingga kini belum ada studi ilmiah yang menyatakan bahwa warna urin berkaitan dengan jenis kelamin bayi.
Sebaliknya, variasi warna urin biasanya dipengaruhi oleh banyak hal seperti asupan vitamin, tingkat hidrasi, infeksi, pola makan, dan faktor kesehatan lainnya yang tidak berhubungan dengan jenis kelamin janin.
9. Nyeri di bagian pangkal panggul
Kepercayaan lainnya menyebutkan bahwa rasa nyeri yang sering muncul di area pangkal panggul bisa menjadi pertanda bahwa janin yang dikandung adalah perempuan.
Sementara jika nyeri lebih terasa di area tulang belakang, diyakini bahwa ibu sedang mengandung anak laki-laki.
Faktanya, sakit punggung atau pinggang adalah keluhan umum yang dialami oleh hampir semua ibu hamil, terutama saat ukuran bayi semakin besar.
Jika posisi janin berada di bagian atas rahim, hal itu bisa menimbulkan tekanan yang lebih besar pada pinggul dan punggung bawah.
Meski demikian, belum ada bukti medis yang menyatakan bahwa letak nyeri ini bisa digunakan sebagai penanda jenis kelamin janin.
10. Suhu kaki terasa lebih hangat
Beberapa orang beranggapan bahwa suhu kaki ibu bisa menjadi indikator jenis kelamin bayi. Jika kaki terasa hangat, diyakini ibu sedang mengandung bayi perempuan.
Sebaliknya, kaki yang terasa lebih panas dikaitkan dengan kehamilan anak laki-laki. Meski terdengar menarik, tidak ada dasar ilmiah untuk klaim ini.
Dari sudut pandang medis, perubahan suhu pada kaki ibu hamil biasanya berkaitan dengan sirkulasi darah yang kurang lancar, perubahan suhu lingkungan, atau kondisi medis seperti diabetes, bukan karena jenis kelamin janin.
11. Gerakan janin terasa lembut
Ketika usia kehamilan memasuki lima bulan ke atas, umumnya gerakan janin mulai terasa. Ada janin yang aktif dan sering menendang perut ibu, hingga gerakannya terlihat dari luar.
Namun, bila tendangan janin terasa lembut dan tidak terlalu kuat, ada kepercayaan bahwa hal ini menandakan bayi perempuan. Walau begitu, belum ada bukti ilmiah yang menjelaskan hubungan antara kekuatan tendangan janin dan jenis kelamin.
Jika ibu merasa bahwa gerakan janin tidak seperti biasanya, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.
Karena bisa saja itu merupakan tanda adanya gangguan seperti pertumbuhan janin yang lambat, tali pusat yang melilit leher bayi, masalah pada rahim, atau gangguan pada plasenta.
12. Menginginkan makanan manis
Rasa ngidam selama masa kehamilan sangat umum terjadi. Ada anggapan bahwa jika ibu hamil lebih suka makanan manis, kemungkinan besar ia sedang mengandung bayi perempuan.
Sebaliknya, jika yang diidamkan adalah makanan asin, maka diyakini janin yang dikandung laki-laki. Meski banyak dipercaya, klaim ini belum dibuktikan secara ilmiah.
Ngidam bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan hormon, kebutuhan gizi, atau bahkan pengaruh psikologis. Jadi, jenis makanan yang diinginkan selama hamil tidak bisa dijadikan indikator untuk mengetahui jenis kelamin bayi.
13. Munculnya garis gelap di perut (linea nigra)
Garis vertikal berwarna gelap yang terbentuk dari area pusar hingga ke bawah perut sering kali muncul selama masa kehamilan.
Ada kepercayaan yang menyebutkan bahwa jika garis tersebut tampak tidak lurus atau terputus-putus, maka itu bisa menjadi pertanda bahwa bayi yang dikandung berjenis kelamin perempuan. Namun pada kenyataannya, munculnya garis ini sangat bervariasi.
Pada sebagian ibu hamil, garis tersebut terlihat dengan jelas, sementara pada yang lain bisa tampak samar atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Biasanya, garis ini akan semakin tampak seiring bertambahnya usia kehamilan, terutama menjelang persalinan.
14. Kebiasaan saat tidur
Salah satu keyakinan yang cukup populer menyebutkan bahwa arah tidur ibu selama masa kehamilan bisa mencerminkan jenis kelamin bayi.
Contohnya, ada yang percaya bahwa tidur dengan posisi menghadap ke sisi kanan menunjukkan bahwa ibu sedang mengandung bayi perempuan.
Padahal, kebiasaan tidur tersebut sebenarnya tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin janin. Posisi tidur lebih banyak dipengaruhi oleh kenyamanan pribadi atau kebiasaan yang sudah terbentuk sebelumnya.
Jadi, arah tidur ibu hamil tidak dapat dijadikan indikator untuk menebak apakah bayi yang dikandung perempuan atau laki-laki.
15. Perubahan bentuk hidung
Ada pula kepercayaan yang menyatakan bahwa ibu yang sedang mengandung bayi perempuan tidak akan mengalami perubahan bentuk hidung.
Sebaliknya, jika hidung terlihat membesar atau tampak lebih menonjol, maka dianggap sebagai pertanda bahwa janin yang dikandung berjenis kelamin laki-laki. Meski sering dipercayai, anggapan ini tidak memiliki dasar ilmiah.
Perubahan pada wajah, termasuk hidung, selama masa kehamilan lebih disebabkan oleh faktor hormonal, retensi cairan, atau peningkatan aliran darah—bukan jenis kelamin janin.
Sebagai penutup, meskipun mitos firasat hamil anak perempuan sering dipercaya, penting untuk tetap mengandalkan pemeriksaan medis demi mengetahui jenis kelamin bayi secara akurat.