JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menawarkan tiga proyek investasi strategis kepada para investor asal China dalam pertemuan resmi dengan Delegasi Courtesy Call Duta Besar Republik Rakyat China di Semarang. Tiga proyek yang ditawarkan meliputi pengelolaan sampah terintegrasi, pendirian rumah sakit bertaraf internasional, dan pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah.
"Duta Besar China berkunjung ke Jawa Tengah untuk kedua kalinya. Pekan lalu, saya bertemu di Cilacap, dan hari ini langsung datang ke kantor. Mereka membawa konsultan, tujuh investor dari berbagai sektor, termasuk Kamar Dagang China, perwakilan bank-bank besar China, Wakil Presiden Investasi, serta staf Kedutaan Besar," ujar Ahmad Luthfi dalam konferensi pers.
Jawa Tengah Jadi Fokus Investasi China
Gubernur Ahmad Luthfi berharap agar pemerintah China dapat mendorong lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya di tiga proyek strategis yang ditawarkan. Ia menekankan bahwa pemerintah provinsi siap memberikan berbagai kemudahan bagi investor, termasuk kepastian hukum dan keamanan dalam menjalankan bisnis di Jawa Tengah.
"Kami ingin industri di Jawa Tengah berkembang pesat seperti sejumlah provinsi di China. Oleh karena itu, kami akan memberikan jaminan keamanan dan kemudahan investasi bagi para investor yang ingin berkontribusi dalam pembangunan di wilayah ini," tegas Luthfi.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi China juga dijadwalkan menghadiri peresmian Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang kini ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada Kamis, 20 Maret 2025. Kawasan ini diharapkan menjadi magnet investasi baru bagi para pelaku usaha dari dalam dan luar negeri.
Komitmen China untuk Meningkatkan Investasi di Indonesia
Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong, mengungkapkan bahwa negaranya melihat potensi besar dalam investasi di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah. Ia menegaskan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan China terus berkembang, terutama dalam sektor ekonomi dan perdagangan.
"Kami telah mencapai kesepakatan, terutama terkait agenda peresmian KEK di Batang. Kami akan membawa lebih banyak investor ke Indonesia, terutama ke Provinsi Jawa Tengah," kata Wang Lutong.
Lebih lanjut, Wang menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menjadi salah satu tujuan utama investasi China. Ribuan proyek telah berhasil direalisasikan, termasuk di sektor manufaktur, infrastruktur, dan industri strategis lainnya.
"Kami akan mengikuti dan menyesuaikan investasi yang sesuai dengan kebutuhan Provinsi Jawa Tengah, sejalan dengan peningkatan kerja sama ekonomi antara kedua negara," tambahnya.
China Jadi Investor Besar di Jawa Tengah
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, menyebutkan bahwa China merupakan salah satu negara dengan investasi terbesar di provinsi tersebut. Pada tahun 2024, dari total nilai investasi sebesar Rp88,44 triliun, sebanyak 16% berasal dari investor China.
"Sektor industri tekstil menjadi penyumbang terbesar investasi China di Jawa Tengah dengan porsi 49%. Selain itu, sektor karet dan plastik menyumbang 15%, barang dari kulit dan alas kaki 10%, perdagangan dan reparasi 3%, industri kayu 3%, dan sektor lainnya mencapai 20%," jelas Sakina.
Dengan potensi investasi yang besar, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menarik lebih banyak investor melalui berbagai insentif dan kemudahan regulasi.
Presiden Prabowo Dijadwalkan Meresmikan KEK Industropolis Batang
Sementara itu, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dijadwalkan meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang pada Kamis (20/3). KEK ini merupakan transformasi dari Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) yang sebelumnya ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2022.
"Presiden Prabowo Subianto direncanakan melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Tengah pada 20 Maret 2025. Salah satu agendanya adalah peresmian KEK Industropolis Batang," ujar Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, dalam keterangan resmi.
Transformasi dari KITB menjadi KEK bertujuan untuk meningkatkan daya tarik investasi dengan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal bagi para investor. Pemerintah menargetkan nilai investasi di KEK Industropolis Batang mencapai Rp75,8 triliun dalam lima tahun ke depan, dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 58.145 orang.
"KEK Industropolis Batang akan menjadi pusat kegiatan usaha di bidang manufaktur, logistik, dan distribusi, yang akan semakin memperkuat perekonomian nasional," tambah Yusuf.
Dengan berbagai langkah strategis yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan dukungan dari pemerintah pusat, diharapkan Jawa Tengah dapat semakin menarik perhatian investor asing, terutama dari China, guna mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat.