JAKARTA - Harga emas dunia terus menunjukkan penguatan dalam perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), nyaris menembus kembali level psikologis USD3.000 per ons yang sempat dicapai pekan lalu. Kenaikan harga logam mulia ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global, kebijakan perdagangan, serta pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).
Emas Menguat Dekati Rekor Tertinggi
Berdasarkan data dari Yahoo Finance, harga emas spot naik 0,5 persen menjadi USD2.998,14 per ons pada perdagangan Selasa, 18 Maret 2025. Sebelumnya, emas sempat mencapai rekor tertinggi USD3.004,86 pada Jumat lalu. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga mengalami kenaikan sebesar 0,2 persen dan ditutup di level USD3.006,10 per ons.
Penguatan ini menandakan tingginya minat investor terhadap emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Menurut para analis, pergerakan harga emas saat ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve dalam beberapa bulan ke depan.
Dampak Kebijakan Federal Reserve terhadap Emas
The Fed dijadwalkan mengumumkan proyeksi ekonomi terbaru minggu ini. Proyeksi ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai pandangan para bankir sentral AS terhadap kondisi ekonomi saat ini dan kemungkinan dampak dari kebijakan Presiden Donald Trump.
Pasar saat ini memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga dalam pertemuan Rabu mendatang, dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga baru terjadi pada Juni mendatang. Jika suku bunga dipangkas, emas diperkirakan akan semakin menguat.
"Emas cenderung berkembang dalam lingkungan suku bunga rendah karena imbal hasilnya yang nol menjadikannya lebih menarik dibandingkan aset lain seperti obligasi," kata seorang analis dari JPMorgan dalam wawancaranya dengan Reuters.
Kebijakan moneter The Fed yang lebih longgar biasanya akan melemahkan dolar AS dan menurunkan imbal hasil obligasi, yang pada akhirnya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Ketidakpastian Ekonomi dan Tarif Perdagangan
Selain kebijakan The Fed, kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian juga menjadi faktor utama penguatan emas. Data terbaru menunjukkan bahwa penjualan ritel di AS mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dari perkiraan pada Februari 2025.
Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian AS mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan, terutama setelah tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump serta pemutusan hubungan kerja (PHK) pekerja federal yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
"Penurunan dalam penjualan ritel menunjukkan bahwa konsumen mulai berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka. Ini bisa menjadi tanda perlambatan ekonomi yang lebih dalam ke depannya," kata ekonom dari Bank of America, Lisa Roberts.
Ketidakpastian ini semakin mendorong investor untuk mencari perlindungan pada aset-aset yang lebih aman, termasuk emas.
Trump dan Pembicaraan dengan Rusia
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencananya untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa. Salah satu topik utama yang akan dibahas adalah upaya untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Situasi geopolitik yang tidak menentu, terutama konflik antara Rusia dan Ukraina, juga menjadi salah satu faktor yang mendorong kenaikan harga emas. Investor global cenderung beralih ke emas saat kondisi geopolitik semakin memanas, karena logam mulia ini dianggap sebagai aset yang lebih stabil di tengah ketidakpastian.
Pergerakan Harga Logam Mulia Lainnya
Selain emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan beragam dalam perdagangan terbaru. Harga perak spot tercatat stabil di level USD33,78 per ons, sementara paladium mengalami kenaikan 0,2 persen menjadi USD967,01 per ons.
Platinum menjadi logam yang mencatat kenaikan tertinggi pada perdagangan hari ini, dengan lonjakan 0,9 persen ke level USD1.002 per ons. Penguatan platinum didorong oleh meningkatnya permintaan industri, terutama dari sektor otomotif yang menggunakan logam ini untuk katalis kendaraan.
Prospek Emas di Tengah Ketidakpastian Global
Analis pasar memprediksi bahwa harga emas masih berpotensi untuk terus menguat dalam beberapa bulan ke depan, terutama jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga pada Juni mendatang.
"Jika The Fed mengisyaratkan pemangkasan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan, kita bisa melihat harga emas menembus USD3.100 dalam waktu dekat," kata David Meyer, analis dari Goldman Sachs.
Namun, para investor juga diingatkan untuk tetap memperhatikan faktor-faktor lain seperti perkembangan kebijakan perdagangan AS, ketegangan geopolitik, serta data ekonomi global yang akan dirilis dalam beberapa minggu ke depan.
Harga emas dunia terus mengalami penguatan mendekati level USD3.000 per ons, didorong oleh kebijakan Federal Reserve, ketidakpastian ekonomi, serta ketegangan geopolitik global. Dengan prediksi pemangkasan suku bunga AS pada pertengahan tahun ini, emas diperkirakan akan tetap menjadi aset safe haven yang menarik bagi investor.
Di tengah kondisi pasar yang fluktuatif, emas kembali menunjukkan perannya sebagai instrumen investasi yang dapat memberikan perlindungan terhadap gejolak ekonomi. Para pelaku pasar kini menantikan keputusan The Fed dalam beberapa hari mendatang yang kemungkinan besar akan memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan harga emas dan aset lainnya.