BBM

Harga BBM Naik Serempak Juli 2025

Harga BBM Naik Serempak Juli 2025
Harga BBM Naik Serempak Juli 2025

JAKARTA – Awal Juli 2025 ditandai dengan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh empat badan usaha penyedia BBM di Indonesia. Kenaikan harga ini berlaku secara nasional sejak 1 Juli dan terus berlanjut hingga Kamis, 10 Juli 2025, meliputi jenis BBM nonsubsidi dari Pertamina Persero, Shell Indonesia, Vivo Energy Indonesia, hingga BP-AKR.

Penyesuaian tarif tersebut merupakan bagian dari mekanisme berkala berdasarkan formula harga yang telah diatur pemerintah. Perubahan harga ini mengacu pada Keputusan Menteri ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran BBM umum seperti bensin dan solar.

Kenaikan Harga BBM Pertamina

Pertamina Persero menjadi salah satu yang lebih awal mengumumkan penyesuaian harga BBM-nya melalui laman resmi pada Senin malam (30/6). Ada lima jenis BBM yang mengalami kenaikan harga:

Pertamax RON 92 naik Rp400 per liter menjadi Rp12.500/liter.

Pertamax Turbo RON 98 naik Rp450 menjadi Rp13.500/liter.

Pertamax Green 95 menjadi Rp13.250/liter, naik Rp450 dari sebelumnya.

Dexlite CN51 naik Rp580 menjadi Rp13.320/liter.

Pertamina Dex CN53 kini dibanderol Rp13.650/liter, naik Rp450 dari bulan sebelumnya.

Meskipun lima jenis BBM naik, harga Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi tetap, yakni masing-masing Rp10.000 dan Rp6.800 per liter.

Shell, Vivo, dan BP Juga Lakukan Penyesuaian

PT Shell Indonesia menyusul dengan menyesuaikan empat produk BBM-nya. Berdasarkan informasi di laman resmi Shell:

Shell Super naik Rp440 menjadi Rp12.810/liter.

Shell V-Power menjadi Rp13.300/liter, naik Rp460.

Shell V-Power Diesel mengalami kenaikan Rp580 menjadi Rp13.830/liter.

Shell V-Power Nitro+ naik Rp470 menjadi Rp13.540/liter.

Langkah serupa dilakukan oleh PT Vivo Energy Indonesia, yang menaikkan harga empat jenis BBM:

Revvo 90 naik Rp470 menjadi Rp12.730/liter.

Revvo 92 naik Rp470 menjadi Rp12.810/liter.

Revvo 95 naik Rp490 menjadi Rp13.300/liter.

Diesel Plus kini Rp13.800/liter, naik Rp590.

Meskipun Revvo 90 memiliki oktan setara Pertalite (RON 90), namun dijual lebih tinggi dibanding Pertalite milik Pertamina yang masih dipatok Rp10.000/liter. Ini menunjukkan adanya perbedaan kebijakan subsidi dan formula harga antar penyedia.

Sementara itu, BP-AKR menaikkan tiga jenis BBM-nya:

BP 92 naik dari Rp12.370 menjadi Rp12.600/liter.

BP Ultimate naik Rp460 menjadi Rp13.300/liter.

BP Ultimate Diesel kini Rp13.800/liter, naik Rp550 dari harga sebelumnya.

Penyesuaian Berdasarkan Wilayah

Kenaikan harga BBM juga tercermin dari perbedaan wilayah. Meskipun harga nasional diumumkan, beberapa daerah mencatat tarif BBM nonsubsidi yang bervariasi. Contohnya:

Di DKI Jakarta dan Jawa Tengah, harga Pertamax Rp12.500/liter, Pertamax Turbo Rp13.500/liter.

Di Sumatera Barat dan Riau, Pertamax mencapai Rp13.100/liter dan Turbo Rp14.100/liter.

Di Free Trade Zone (FTZ) Batam dan Sabang, harga Pertamax lebih rendah, masing-masing Rp12.000 dan Rp11.800/liter.

Perbedaan ini terjadi karena adanya komponen biaya distribusi dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) yang berbeda antar daerah.

Pengaruh Terhadap Konsumen dan Pelaku Usaha

Dengan adanya penyesuaian harga ini, konsumen perlu semakin cermat memilih jenis BBM yang digunakan sesuai kebutuhan kendaraan dan anggaran. Kenaikan harga BBM nonsubsidi dapat memengaruhi biaya transportasi harian hingga sektor usaha mikro dan logistik.

Namun, kenaikan ini juga menjadi bagian dari dinamika pasar energi global yang tak lepas dari harga minyak dunia, nilai tukar rupiah, dan kebijakan subsidi energi nasional.

Langkah transparan yang dilakukan oleh empat penyedia BBM ini—dengan menyampaikan harga terbaru secara resmi melalui situs mereka—juga diharapkan memberikan kepastian dan kemudahan akses informasi bagi publik.

Penyesuaian Sesuai Regulasi Pemerintah

Sebagaimana tertuang dalam peraturan yang dikeluarkan Kementerian ESDM, penyesuaian harga BBM dilakukan setiap bulan berdasarkan rata-rata harga minyak dunia (Mean of Platts Singapore/ MOPS) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Hal ini membuat harga BBM di Indonesia bersifat dinamis, khususnya untuk jenis BBM umum yang tidak disubsidi pemerintah.

Kenaikan harga BBM pada Juli 2025 ini merupakan bagian dari penyesuaian rutin yang dilakukan oleh badan usaha berdasarkan kondisi pasar dan formula pemerintah. Meskipun kenaikan terjadi di hampir seluruh jenis BBM nonsubsidi, harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar tetap dipertahankan oleh pemerintah, demi menjaga daya beli masyarakat.

Bagi konsumen, transparansi dan variasi harga dari masing-masing penyedia BBM memberikan opsi yang lebih fleksibel dalam menyesuaikan kebutuhan bahan bakar. Di sisi lain, pemerintah tetap diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara kebijakan energi berkelanjutan dan perlindungan masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index