Energi

Strategi Hilirisasi dan Energi Terbarukan: Mendorong Ekonomi Berkelanjutan Indonesia

Strategi Hilirisasi dan Energi Terbarukan: Mendorong Ekonomi Berkelanjutan Indonesia
Strategi Hilirisasi dan Energi Terbarukan: Mendorong Ekonomi Berkelanjutan Indonesia

JAKARTA - Hilirisasi dan pengembangan energi terbarukan menjadi dua pilar utama dalam strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong investasi di kedua sektor ini guna mencapai target investasi senilai Rp13.032 triliun dalam lima tahun ke depan. Langkah ini diambil untuk memperkuat fondasi perekonomian nasional serta meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

Hilirisasi Sebagai Kunci Pertumbuhan Ekonomi

Dalam periode 2025-2029, hilirisasi industri diproyeksikan memberikan kontribusi sebesar 23 hingga 24 persen dari total investasi, mencakup penanaman modal dalam negeri maupun investasi asing langsung. Menteri Investasi dan Hilirisasi yang juga menjabat sebagai CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa hilirisasi bukan hanya terbatas pada sektor mineral.

"Pemerintah juga berupaya memperluas hilirisasi ke sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan agar menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian nasional," kata Rosan.

Langkah ini selaras dengan visi Indonesia untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Dengan strategi ini, Indonesia diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Transisi Energi Terbarukan untuk Masa Depan Berkelanjutan

Sejalan dengan target net zero emission pada 2060, pemerintah juga terus mendorong investasi di sektor energi terbarukan. Saat ini, kapasitas terpasang energi terbarukan di Indonesia masih relatif rendah, yaitu 14,43 gigawatt, jauh dari potensi yang mencapai 3.700 gigawatt. Oleh karena itu, percepatan pengembangan energi surya, hidro, dan panas bumi menjadi fokus utama.

"Potensi geotermal di Pulau Jawa dan Sumatera merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Potensi ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk mewujudkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil," ujar Rosan Roeslani.

Langkah ini diharapkan dapat menciptakan industri energi hijau yang kompetitif, sekaligus mendukung kebijakan transisi energi berkelanjutan.

Peran Danantara dalam Menarik Investasi

Dalam upaya mengoptimalkan investasi di sektor hilirisasi dan energi terbarukan, pemerintah akan memaksimalkan peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Lembaga ini diharapkan mampu menarik lebih banyak investasi dari sektor swasta dan memberikan kepastian bagi investor domestik maupun internasional.

"Danantara bukan hanya sekadar melakukan investasi sendiri, tetapi juga berperan sebagai fasilitator yang mengajak investor nasional dan asing untuk berkolaborasi dalam membangun sektor-sektor strategis," tambah Rosan.

Dengan adanya Danantara, proses investasi diharapkan menjadi lebih mudah dan transparan, sehingga dapat menarik minat lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Dukungan Legislatif terhadap Hilirisasi dan Investasi

Program hilirisasi dan investasi mendapat dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk anggota Komisi XII DPR RI, Christiany Eugenia Tetty Paruntu. Ia menekankan bahwa hilirisasi merupakan strategi penting dalam mencapai ketahanan energi dan pangan nasional.

"Dengan membuka lebih banyak lapangan kerja yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan, hilirisasi berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan," kata Christiany.

Ia juga menyoroti pentingnya pemanfaatan potensi besar Indonesia di sektor energi dan kemaritiman guna memperkuat ekonomi hijau dan ekonomi biru yang ramah lingkungan.

Tantangan dan Regulasi Hilirisasi

Meskipun hilirisasi memiliki potensi besar, tantangan tetap ada, termasuk kebutuhan akan dukungan regulasi yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah. Diperlukan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan guna menciptakan ekosistem usaha yang kondusif.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan investasi besar untuk mendorong hilirisasi di sektor strategis seperti minyak dan gas, pertambangan, pertanian, serta kelautan.

"Pemerintah akan mengimplementasikan 21 proyek hilirisasi prioritas yang diarahkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto," ungkap Bahlil.

Presiden menekankan bahwa proyek-proyek ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja yang luas dengan mengombinasikan teknologi canggih dan tenaga kerja padat karya. Selain itu, proyek hilirisasi juga harus mengutamakan industri substitusi impor agar Indonesia lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan domestik.

Masa Depan Hilirisasi dan Energi Terbarukan

Hilirisasi dan pengembangan energi terbarukan bukan hanya strategi jangka pendek untuk meningkatkan investasi, tetapi juga merupakan fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mandiri. Dengan hilirisasi, Indonesia tidak hanya menjadi eksportir bahan mentah, tetapi juga produsen produk bernilai tambah yang mampu bersaing di pasar global.

Investasi dalam kedua sektor ini harus terus didorong dengan regulasi yang berpihak pada keberlanjutan dan inklusivitas. Pemerintah, investor, dan masyarakat harus berkolaborasi agar manfaat dari hilirisasi dan energi terbarukan bisa dirasakan secara merata di seluruh Indonesia. Dengan pemerataan investasi, lapangan pekerjaan akan semakin terbuka, dan pertumbuhan ekonomi tidak lagi hanya berpusat di kota-kota besar, melainkan juga merata ke daerah-daerah terpencil.

Ke depan, keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan hilirisasi dan energi terbarukan akan menentukan posisinya dalam perekonomian global. Dengan sumber daya yang melimpah dan kebijakan yang tepat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri hijau dan industri berbasis nilai tambah.

Mendukung hilirisasi dan transisi energi bukan hanya kepentingan pemerintah, tetapi juga kepentingan bersama demi masa depan ekonomi yang lebih kuat, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index