JAKARTA - Harga minyak mentah mengalami kenaikan selama sesi perdagangan Asia pada Selasa (waktu setempat). Kenaikan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sentimen pasar global serta pergerakan nilai tukar dolar Amerika Serikat.
Di New York Mercantile Exchange (NYMEX), harga minyak mentah berjangka (West Texas Intermediate/WTI) untuk pengiriman Mei diperdagangkan pada harga USD67,54 per barel, mengalami kenaikan sebesar 0,25% dibandingkan sesi sebelumnya. Harga minyak sempat mencapai titik tertinggi dalam sesi perdagangan ini sebelum kembali stabil.
Level Support dan Resistance
Berdasarkan analisis teknikal, minyak mentah WTI kemungkinan akan mendapat level support di USD65,83 per barel. Jika harga turun ke level ini, maka ada kemungkinan terjadi koreksi lebih lanjut. Di sisi lain, level resistance utama berada di USD68,10 per barel. Jika harga minyak mampu menembus level ini, maka ada potensi kenaikan lebih lanjut yang dapat memperkuat tren bullish.
"Kenaikan harga minyak mentah kali ini dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap permintaan global yang stabil dan potensi pemangkasan produksi dari negara-negara produsen utama," ujar analis komoditas dari lembaga riset energi global.
Indeks Dolar AS Menguat
Sementara itu, penguatan dolar AS juga menjadi faktor yang memengaruhi pergerakan harga minyak. Indeks Dolar AS Berjangka, yang mengukur performa greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,20% dan diperdagangkan pada USD103,21. Kenaikan ini menandakan bahwa dolar AS semakin menguat, yang pada umumnya memberikan tekanan pada harga minyak karena membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar.
"Korelasi antara harga minyak dan dolar AS masih sangat kuat. Jika dolar menguat, harga minyak biasanya mengalami tekanan karena permintaan dari negara-negara non-dollar bisa berkurang," tambah analis tersebut.
Minyak Brent Mengikuti Tren Positif
Di Intercontinental Exchange (ICE), minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei juga mengalami kenaikan sebesar 0,27% dan diperdagangkan pada USD71,26 per barel. Perbedaan harga antara minyak Brent dan WTI atau yang dikenal sebagai spread Brent-WTI berada di USD3,72 per barel.
Kenaikan harga minyak Brent mencerminkan optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi global serta faktor-faktor geopolitik yang turut mempengaruhi pasokan minyak dunia. Beberapa analis juga mencatat bahwa pengurangan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya (OPEC+) menjadi faktor utama dalam menjaga harga minyak tetap stabil di level yang relatif tinggi.
Faktor Pemicu Kenaikan Harga Minyak
Kenaikan harga minyak di pasar global saat ini tidak terlepas dari beberapa faktor utama, di antaranya:
Kebijakan Produksi OPEC+
OPEC dan sekutunya terus mempertahankan kebijakan pemangkasan produksi untuk menjaga keseimbangan pasar. Langkah ini membuat pasokan minyak di pasar global tetap terkendali, yang mendukung harga tetap kuat.
Ketegangan Geopolitik
Konflik di beberapa kawasan penghasil minyak, seperti Timur Tengah dan Rusia-Ukraina, turut mempengaruhi pasokan minyak global. Ketidakpastian ini membuat harga minyak cenderung mengalami kenaikan karena pasar mengantisipasi potensi gangguan distribusi minyak mentah.
Ekspektasi Pemulihan Permintaan Global
Dengan pulihnya aktivitas ekonomi di beberapa negara besar seperti China, permintaan minyak mentah diprediksi meningkat. Hal ini turut memberikan sentimen positif bagi pasar minyak.
Kebijakan Moneter AS
Langkah Federal Reserve dalam menentukan suku bunga juga menjadi faktor yang memengaruhi harga minyak. Jika The Fed memperlambat kenaikan suku bunga, maka harga minyak bisa tetap stabil atau naik karena melemahnya dolar AS.
Prospek Harga Minyak ke Depan
Para analis memperkirakan bahwa dalam beberapa minggu ke depan, harga minyak masih berpotensi mengalami volatilitas yang cukup tinggi. Beberapa faktor yang akan menjadi perhatian utama pasar adalah kebijakan terbaru OPEC+, perkembangan ekonomi global, serta fluktuasi nilai tukar dolar AS.
"Selama faktor fundamental masih mendukung, harga minyak mentah kemungkinan akan tetap stabil di atas USD65 per barel. Namun, jika ada tekanan dari sisi permintaan atau kebijakan makroekonomi global, maka koreksi harga bisa terjadi dalam jangka pendek," kata seorang analis senior di sebuah perusahaan investasi energi.
Dengan kondisi pasar yang masih dinamis, investor dan pelaku industri minyak diharapkan terus memantau perkembangan terbaru untuk menyesuaikan strategi investasi mereka. Kenaikan harga minyak yang stabil akan berdampak pada berbagai sektor, mulai dari energi, industri manufaktur, hingga harga bahan bakar di tingkat konsumen.
Harga minyak mentah mengalami kenaikan selama sesi perdagangan Asia pada Selasa, dengan WTI dan Brent sama-sama mencatatkan penguatan. Sentimen positif datang dari kebijakan OPEC+, ekspektasi permintaan global, serta pergerakan dolar AS. Meskipun demikian, volatilitas harga minyak masih berpotensi terjadi dalam beberapa waktu ke depan, bergantung pada faktor makroekonomi dan geopolitik yang sedang berkembang.
Dengan terus meningkatnya ketidakpastian global, para pelaku pasar dan investor harus tetap waspada dalam menghadapi fluktuasi harga minyak yang dapat berdampak pada perekonomian global secara keseluruhan.