JAKARTA - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) yang sempat meresahkan warga Samarinda akhirnya mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat. Sebagai langkah nyata, Dinas Perdagangan Kota Samarinda bekerja sama dengan Pertamina menggelar pasar murah untuk memastikan pasokan gas bersubsidi tetap tersedia dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat.
Kegiatan pasar murah ini dilaksanakan bertahap, dengan sesi pertama telah digelar sebelumnya dan sesi kedua berlangsung pada Senin. Dalam pasar murah tersebut, gas elpiji 3 kg dijual dengan harga Rp18.000 per tabung, lebih murah dibandingkan harga pasaran yang mengalami lonjakan akibat kelangkaan.
Distribusi Gas dengan Sistem Kupon
Pasar murah gas elpiji ini digelar di beberapa kecamatan secara bergilir, termasuk di Kecamatan Samarinda Ulu yang menjadi lokasi pelaksanaan pada hari ke-13 program ini.
"Hari ini adalah hari ke-13 pelaksanaan pasar murah untuk gas LPG 3 kilogram. Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Samarinda Ulu dengan pembagian kupon yang telah disiapkan oleh pihak kecamatan. Masing-masing kecamatan membagikan 360 kupon kepada warga untuk membeli gas LPG 3 kg dengan harga subsidi," ujar Heny Kartika Handayani, pengawas perdagangan Dinas Perdagangan Samarinda.
Untuk memastikan distribusi berjalan adil dan tepat sasaran, pembagian kupon dilakukan secara berjenjang. Kecamatan mendistribusikan kupon ke kelurahan, kemudian kelurahan menyerahkan ke setiap RT (Rukun Tetangga). Warga yang berhak mendapatkan gas bersubsidi diwajibkan membawa fotokopi KTP dan KK sebagai syarat verifikasi saat melakukan pembelian.
Sebanyak 720 kupon telah dibagikan dalam dua sesi, dengan 360 kupon pada sesi pertama dan 360 kupon lainnya pada sesi kedua. Masyarakat dapat menukarkan kupon tersebut di titik-titik penjualan yang telah ditentukan.
Upaya Menanggulangi Kelangkaan dan Kenaikan Harga
Kegiatan pasar murah ini diinisiasi sebagai respons cepat pemerintah terhadap lonjakan harga dan kelangkaan gas LPG 3 kg yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Kelangkaan ini membuat sebagian warga kesulitan mendapatkan bahan bakar rumah tangga, bahkan beberapa di antaranya terpaksa kembali menggunakan kayu bakar.
"Pasar murah ini diadakan untuk menjamin ketersediaan gas LPG dan menghindari spekulasi harga yang bisa memberatkan masyarakat," ucap Heny.
Selain itu, distribusi gas yang lebih terstruktur melalui sistem kupon juga membantu menekan permainan harga oleh oknum spekulan yang sebelumnya memperburuk situasi. Dengan sistem ini, diharapkan masyarakat benar-benar mendapatkan haknya untuk membeli gas dengan harga subsidi sesuai kebijakan pemerintah.
Dampak dan Harapan ke Depan
Kegiatan pasar murah ini disambut baik oleh warga yang sebelumnya merasa kesulitan mendapatkan gas elpiji. Salah seorang warga Samarinda Ulu, Rina, mengungkapkan bahwa program ini sangat membantu, terutama bagi masyarakat kecil yang sangat bergantung pada gas LPG bersubsidi.
"Saya sangat bersyukur ada pasar murah ini. Sebelumnya, harga gas naik tinggi, bahkan di beberapa tempat sulit ditemukan. Dengan harga Rp18.000 per tabung, tentu ini sangat meringankan kami," ujar Rina.
Diharapkan, program seperti ini bisa terus berlangsung secara berkala agar kejadian kelangkaan LPG 3 kg tidak terulang lagi di masa mendatang. Pemerintah juga diharapkan dapat terus bekerja sama dengan Pertamina dan pihak terkait lainnya untuk memastikan pasokan gas tetap stabil.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, diharapkan distribusi gas elpiji 3 kg di Samarinda semakin lancar dan stabil. Langkah antisipatif seperti ini juga menjadi upaya penting dalam menjaga daya beli masyarakat serta mencegah dampak ekonomi yang lebih luas akibat lonjakan harga barang kebutuhan pokok.