JAKARTA - Memasuki bulan Ramadhan, umat Muslim di Indonesia bersiap untuk menjalani ibadah puasa. Selain momen religius seperti salat tarawih, ada tradisi yang selalu dinantikan berburu takjil. Setiap sore menjelang Maghrib, aneka pilihan kuliner lokal menggoda di berbagai sudut kota. Dari rasa manis hingga segar, berikut tiga menu takjil yang selalu menjadi incaran setiap tahunnya.

Kolak: Si Manis Teman Berbuka

Kolak adalah hidangan penutup yang tak pernah absen di meja makan selama bulan Ramadhan. Berbahan dasar pisang, ubi, singkong, dan kolang-kaling, kolak menawarkan perpaduan rasa manis dari gula pasir atau gula merah yang dikombinasikan dengan gurihnya santan kental. Tambahan pandan memberikan wangi khas yang menggugah selera.

Menurut Chef Eddy Siswanto, seorang koki terkenal yang sering berbagi resep kuliner lewat kanal YouTube-nya, kolak tidak hanya populer karena rasanya. "Kolak mudah dimasak dan ditemukan di mana saja, dari pedagang kaki lima hingga rumah makan," ujarnya dalam salah satu unggahannya di kanal YouTube @EddySiswanto.

Resep Praktis Kolak

Chef Eddy juga membagikan resep kolak khasnya yang mudah untuk diikuti di rumah. Berikut bahan dan cara membuat kolak ala Chef Eddy:
Bahan-bahan:
- 5 buah pisang kepok atau pisang raja, potong sesuai selera
- 200 gram ubi atau singkong, potong dadu
- 100 gram kolang-kaling, cuci bersih
- 200 gram gula merah, serut
- 2 lembar daun pandan
- 500 ml santan kental
- 1 liter air
- Sejumput garam

Cara Memasak:
1. Rebus air bersama dengan gula merah dan daun pandan hingga mendidih dan gula larut.
2. Masukkan ubi dan kolang-kaling, masak hingga ubi matang dan empuk.
3. Tambahkan pisang, dan masak sebentar hingga pisang mulai layu.
4. Tuangkan santan kental dan beri sejumput garam untuk menambah cita rasa.
5. Masak dengan api kecil sambil terus diaduk agar santan tidak pecah.
6. Angkat dan sajikan hangat atau dingin sesuai selera.

Es Kelapa: Kesegaran Alami yang Tak Tergantikan

Selain kolak, es kelapa juga menjadi pilihan utama yang dicari umat Muslim untuk menyegarkan tenggorokan setelah berpuasa. Es kelapa muda memiliki tekstur lembut yang dipadu dengan air kelapa yang segar, bisa dinikmati dengan tambahan sirup atau gula cair sesuai selera. Minuman ini tak hanya melepas dahaga, namun juga memberikan asupan elektrolit yang hilang selama puasa.

Salah seorang pedagang es kelapa di Jakarta, Budi Santoso, mengungkapkan bahwa permintaan es kelapa meningkat drastis selama bulan Ramadhan. "Setiap Ramadhan, saya bisa menjual hingga 100 porsi per hari," ujarnya bangga. Budi juga menambahkan bahwa banyak konsumen yang menyukai tambahan daging kelapa untuk sensasi rasa yang lebih kaya.

Sop Buah: Kombinasi Manis dan Segar

Tak lengkap rasanya jika berbicara tentang takjil tanpa menyebut sop buah. Minuman ini merupakan kombinasi aneka buah segar yang disiram dengan kuah sirup dan susu kental manis. Varian buah yang biasanya digunakan meliputi nangka, melon, semangka, anggur, dan alpukat. Minuman ini menjadi favorit karena rasanya yang segar dan kaya akan nutrisi.

Widya, seorang ibu rumah tangga di Bandung, merupakan salah satu penggemar sop buah. "Setiap sore, saya selalu mencari sop buah untuk berbuka. Rasanya yang manis dan segar memang cocok setelah seharian berpuasa," tuturnya.

Selain itu, sop buah juga dikenal fleksibel karena dapat disesuaikan dengan ketersediaan buah di pasaran. Untuk menambah cita rasa, banyak yang menambahkan agar-agar atau cincau untuk memberikan tekstur yang lebih bervariasi.

Menghidupkan Tradisi dengan Pilihan Takjil

Ketiga menu tersebut—kolak, es kelapa, dan sop buah—memang sudah menjadi bagian dari tradisi berbuka puasa di Indonesia. Selain lezat, ketiganya menyimpan kenangan bagi banyak umat Muslim yang merayakan bulan suci Ramadhan setiap tahunnya.

Lebih dari sekadar memuaskan dahaga dan lapar, berbuka puasa dengan takjil khas ini merupakan cara untuk merasakan kebersamaan dan kekayaan kuliner Indonesia. Dalam setiap gigitan dan tegukan, tersimpan cita rasa tradisi yang terus dilestarikan.

Kolak, es kelapa, dan sop buah adalah contoh sempurna bagaimana kekayaan kuliner lokal mampu menjadi primadona di bulan Ramadhan. Selain mudah ditemukan, ketiganya menawarkan rasa yang mampu mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Bagi masyarakat Indonesia, ketiganya bukan sekadar makanan, melainkan simbol dari kebersamaan dan kebahagiaan dalam menyambut berbuka puasa.