Proyek Tol

Proyek Tol Padang-Sicincin Menuai Kontroversi: Warga Nagari Kapalohilalang Menuntut Penyelesaian Dampak Negatif

Proyek Tol Padang-Sicincin Menuai Kontroversi: Warga Nagari Kapalohilalang Menuntut Penyelesaian Dampak Negatif
Proyek Tol Padang-Sicincin Menuai Kontroversi: Warga Nagari Kapalohilalang Menuntut Penyelesaian Dampak Negatif

JAKARTA  – Pembangunan Jalan Tol Padang-Sicincin yang diharapkan dapat mempermudah transportasi dan meningkatkan perekonomian, justru mengundang kontroversi. Masyarakat Nagari Kapalohilalang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman, memprotes dampak negatif proyek tersebut dan menuntut tindakan nyata dari pihak pengembang, PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI).

Pada Rabu, 19 Februari 2025, masyarakat setempat menggelar aksi dan audiensi dengan pihak PT HKI di Lubuakpandan untuk menyampaikan sejumlah keluhan dan tuntutan. Ini merupakan kali ketiga masyarakat mencoba berdialog setelah dua mediasi sebelumnya tidak memberikan solusi konkret.

Tuntutan Masyarakat

Koordinator aksi, Ferdiansyah, mengungkapkan bahwa proyek pembangunan tol tersebut telah menimbulkan berbagai permasalahan di lingkungan mereka. “Kami atas nama masyarakat Nagari Kapalo Hilalang ingin mengadakan audiensi terkait dampak pembangunan tol ini, yang menurut kami banyak menimbulkan kerugian bagi masyarakat,” ujar Ferdiansyah dengan tegas.

Masyarakat mengeluhkan beberapa dampak langsung proyek tersebut, antara lain:

1. Sedimentasi yang Menimbun Sawah:
Banyak sawah yang tertimbun akibat sedimentasi dari proyek konstruksi. Hal ini mengganggu produksi pertanian warga setempat yang bergantung pada lahan tersebut.

2. Kerusakan Rumah:
Getaran dari konstruksi menyebabkan keretakan pada sejumlah rumah warga. Masalah ini dianggap serius karena menyangkut keamanan dan kenyamanan tempat tinggal masyarakat.

3. Kesehatan Terganggu:
Masyarakat juga mengalami peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), yang mereka yakini disebabkan oleh debu dari mobilisasi material proyek.

4. Gangguan pada Peternakan dan Irigasi:
Dampak dari pekerjaan blasting atau peledakan dinilai mengganggu peternakan ayam, dan proyek tersebut juga merusak saluran irigasi serta kolam ikan.

Respons PT Hutama Karya Infrastruktur

Menanggapi keluhan masyarakat, Humas PT HKI, Andi Prahmana, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan identifikasi terhadap berbagai dampak yang dilaporkan dan berkomitmen untuk mengakomodasi penyelesaian dampak lingkungan bagi masyarakat terdampak.

Kompensasi dan Pendataan Lebih Lanjut: Andi menjelaskan bahwa pendataan dampak terhadap sawah akibat sedimentasi sudah dilakukan. "Untuk sawah yang terdampak, PT HKI telah mendata dan akan memberikan sosialisasi terkait kompensasi bagi yang belum terdata," katanya. Survei tambahan direncanakan untuk memastikan cakupan kompensasi lebih menyeluruh.

Perbaikan Rumah dan Fasilitas: PT HKI juga fokus pada pendataan rumah yang mengalami keretakan akibat getaran konstruksi. Pendataan ini akan dilanjutkan hingga seluruh wilayah terdampak dapat teridentifikasi.

Masalah Kesehatan: Soal kesehatan, PT HKI mengultimatum untuk mengurangi debu yang diakibatkan oleh mobilisasi material. "Masyarakat yang mengalami ISPA bisa mengajukan data ke PT HKI untuk mendapatkan fasilitas perawatan di rumah sakit mitra kami," ujar Andi.

Langkah Ke Depan

Keberlanjutan proyek tol ini tampaknya masih panjang dan memerlukan tindak lanjut yang serius. Dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan menjadi tantangan utama yang harus diselesaikan agar tidak menimbulkan konflik berkepanjangan. Normalisasi saluran irigasi yang sempat terputus, dan pendataan kolam ikan terdampak, juga menjadi agenda penting yang direncanakan akan dilaksanakan mulai 24 Februari 2025.

Dalam kaitannya dengan peningkatan ekonomi yang diharapkan, proyek pembangunan ini harus sejalan dengan kepentingan masyarakat sekitar. "Kami tidak menolak pembangunan, namun kami ingin keadilan atas kerugian yang kami derita," tambah Ferdiansyah.

Menuju Solusi Bersama

Untuk mencapai penyelesaian yang adil, kerjasama antara pemerintah, pengembang, dan masyarakat diperlukan. Pemerintah diharapkan dapat menjadi mediator yang cekatan dalam menangani permasalahan ini. Proyek tol memang penting, namun dampak negatif harus diminimalisir demi kesejahteraan bersama. Seiring berjalannya waktu, penyelesaian dari PT HKI akan menjadi sorotan dan tolak ukur keberhasilan pembangunan infrastruktur yang harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.

Diharapkan proyek ini dapat memberikan manfaat signifikan setelah dampak negatifnya teratasi, dan menjadi contoh pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index