Transportasi

Dinas Perhubungan Kota Makassar Genjot Potensi Pendapatan Transportasi hingga Rp400 Miliar per Tahun

Dinas Perhubungan Kota Makassar Genjot Potensi Pendapatan Transportasi hingga Rp400 Miliar per Tahun
Dinas Perhubungan Kota Makassar Genjot Potensi Pendapatan Transportasi hingga Rp400 Miliar per Tahun

JAKARTA – Sektor transportasi di Kota Makassar menunjukkan potensi ekonomi yang besar, dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Makassar mengumumkan pendapatan sektor ini mencapai Rp400 miliar per tahun. Meski angka ini sudah signifikan, para pengamat percaya bahwa pendapatan dapat ditingkatkan lebih jauh jika dilakukan optimalisasi.

Menurut Jusman, Kepala Bidang Angkutan Umum Dishub Kota Makassar, potensi pendapatan dari sektor transportasi sebenarnya dapat mencapai triliunan rupiah. Namun, saat ini yang terealisasi baru sekitar Rp400 miliar per tahun. "Sebenarnya potensi pendapatan dari sektor transportasi ini mencapai triliunan rupiah jika dioptimalkan. Namun terealisasi baru sekitar Rp400 miliar per tahun," ujar Jusman dalam kegiatan "News Roomm Challenge" yang diselenggarakan oleh UK Pact dan World Resources Institute (WRI) Indonesia di Makassar, Rabu.

Pendapatan ini banyak berasal dari kebijakan penerapan tarif retribusi jasa angkutan umum di Kota Makassar, yang memang memberikan kontribusi penting terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Namun, di balik pendapatan yang signifikan, ada tantangan yang harus dihadapi. Kota Makassar sering menjadi sorotan terkait peningkatan kemacetan lalu lintas, terutama saat jam-jam sibuk seperti pagi saat orang berangkat kerja dan sekolah, serta sore hari ketika masyarakat pulang ke rumah. "Jumlah penduduk Kota Makassar mencapai 1.474.939 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 92 persen memilih kendaraan pribadi sebagai alat transportasi utama mereka," tambah Jusman, menggambarkan tantangan transportasi di kota tersebut.

Kendaraan roda dua mendominasi pilihan warga Makassar, mencapai 75 persen dari keseluruhan alat transportasi, berperan besar dalam kemacetan yang rutin terjadi. Selain itu, dari total 1.244 ruas jalan di Kota Makassar, sebanyak 237 di antaranya tercatat sebagai ruas paling padat yang sering mengalami kemacetan.

Jusman mengidentifikasi empat faktor utama yang menjadi penyebab kemacetan: pilihan mobilitas masyarakat, perubahan kondisi alam, sistem dan infrastruktur transportasi, serta regulasi dan penataan ruang. Salah satu solusi yang diusulkan adalah meningkatkan sistem transportasi umum agar lebih efektif dan ramah lingkungan.

Program Lead WRI Indonesia, Dimas Fadhil, mengungkapkan bahwa WRI Indonesia telah menerima mandat dari Kedutaan Besar Inggris (Kedubes UK) di Indonesia untuk mengimplementasikan dana hibah guna mendorong mobilitas berkelanjutan di Kota Makassar. "Kami sangat berharap dengan program ini dapat mendorong kebijakan pemerintah untuk menciptakan mobilitas yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan," kata Dimas.

Tak dapat dipungkiri, kebijakan transportasi yang ditujukan untuk pengurangan kemacetan dan peningkatan pendapatan sedang menjadi fokus utama. Dalam mengatasi tantangan ini, langkah-langkah berpihak pada optimalisasi pendapatan dari transportasi laik mendapat perhatian. Salah satunya, diperlukan perbaikan dan penambahan infrastruktur transportasi umum agar mampu mengakomodasi lebih banyak penumpang dan mengurangi ketergantungan warga pada kendaraan pribadi.

Dishub kota menghadapi tantangan besar untuk mentransformasi sektor transportasi, menjadikannya lebih terintegrasi dan efisien. Dengan lebih banyak kemitraan dan dukungan seperti dari WRI dan Kedubes UK, diharapkan kota ini dapat mengembangkan strategi transportasi yang berfokus pada keberlanjutan dan kreativitas hingga menjadikan Makassar sebagai contoh kota dengan transportasi publik ramah lingkungan yang efektif.

Tujuan utama dari berbagai usaha tersebut adalah menciptakan kenyamanan bagi seluruh warga serta menjamin kelancaran pergerakan di dalam kota. Jusman menegaskan bahwa melibatkan masyarakat dalam berbagai inisiatif terkait penting agar solusi yang diambil memenuhi kebutuhan mereka dan memastikan partisipasi aktif dari seluruh pihak terkait.

Dalam menutup pernyataannya, Jusman mengungkapkan optimisme terhadap langkah-langkah ke depan dan menekankan pentingnya pelaksanaan kebijakan transportasi yang lebih proaktif. "Harapan kami, ke depan, Kota Makassar bisa menjadi kota percontohan dalam hal transportasi yang efisien dan ramah lingkungan," pungkasnya.

Dengan berbagai potensi dan tantangan yang dihadapi, masa depan transportasi di Makassar masih penuh dengan peluang untuk ditingkatkan, baik dari sisi penghasilan ekonomi maupun kenyamanan dan efisiensi bagi para penggunanya. Upaya bersama dari pemerintah, mitra internasional, serta masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan visi tersebut.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index