Erick Thohir

Pro dan Kontra Rencana Penutupan Stasiun Karet oleh Erick Thohir, Dampak pada Pengguna KRL

Pro dan Kontra Rencana Penutupan Stasiun Karet oleh Erick Thohir, Dampak pada Pengguna KRL
Pro dan Kontra Rencana Penutupan Stasiun Karet oleh Erick Thohir, Dampak pada Pengguna KRL

JAKARTA – Rencana penutupan Stasiun Karet dan pengalihan pemberangkatan serta pemberhentian Kereta Rel Listrik (KRL) ke Stasiun BNI City oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah memicu perdebatan. Pengguna KRL dan masyarakat umum mempertanyakan kebijakan ini, dengan alasan dampaknya terhadap mobilitas sehari-hari.

Stasiun Karet: Hub Transportasi Vital

Stasiun Karet merupakan salah satu titik penting bagi masyarakat yang ingin bepergian ke kawasan Karet, Bendungan Hilir, Pejompongan, dan wilayah sekitar Tanah Abang. Dengan tersedianya koneksi ke berbagai moda transportasi umum lainnya, Stasiun Karet memudahkan mobilitas ribuan penumpang setiap harinya. Sebaliknya, Stasiun BNI City, yang lebih dekat dengan Sudirman, menjadi pusat transportasi yang menghubungkan kawasan perkantoran Sudirman-Thamrin.

Reaksi Penumpang: Kebijakan Tak Memihak

Jessica (26), seorang penumpang KRL yang setiap hari menggunakan Stasiun Karet, mengungkapkan keberatannya terhadap wacana ini. "Kurang setuju, soalnya saya ngekos-nya di sini di Bendungan Hilir (Benhil) jadi kalau turunnya di BNI City terlalu jauh," ujarnya ketika ditemui di Stasiun Karet.

Hal senada diungkapkan oleh Weizman (46), penumpang KRL lainnya yang juga merasa dirugikan. "Saya pribadi karena lebih dekat dari karet ke tempat kerja ga setuju sebenarnya kalo gak mengganggu kan why not untuk dipertahankan? Karena memang posisi turun saya dari kereta tidak jauh," kata Weizman. Ia berharap pemerintah mempertimbangkan efek kebijakan ini terhadap masyarakat yang bergantung pada Stasiun Karet untuk aktivitas sehari-hari.

Pendapat Berbeda: Dukungan terhadap Rencana Penutupan

Namun, ada juga yang mendukung rencana penutupan stasiun ini. Tarwan (36), misalnya, berpendapat bahwa jarak antara Stasiun Karet dan Stasiun BNI City terlalu dekat, sehingga memusatkan operasional di BNI City lebih efisien. "Ya kalau menurut saya setuju aja, ini ditutup mungkin nanti para pengguna yang naik di stasiun ini bisa diberi akses untuk ke Stasiun BNI," jelasnya.

Tanggapan Erick Thohir dan KAI

Rencana penutupan Stasiun Karet dirinci oleh Erick Thohir saat meninjau kereta bandara dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Stasiun BNI City. "Ini yang tadi dibilang kan, bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di [Stasiun] Karet, ditutup," ujar Erick.

Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Rudi As Aturridha, merinci alasan penutupan ini. "Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi, kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan saja. Kan kita sudah buat yang selasarnya sampai ke BNI City. Sehingga trafiknya pun akan lebih cepat," katanya. Penutupan stasiun ini diyakini akan mempercepat waktu tempuh kereta bandara dari 56 menit menjadi 40 menit.

Pengoptimalan Infrastruktur Stasiun BNI City

Joni Martinus, VP Corporate Communication KAI Commuter, menyatakan bahwa integrasi operasional antara Stasiun Karet dan Stasiun BNI City adalah langkah untuk mengoptimalkan layanan dan mempercepat waktu perjalanan. "Untuk mencapai tujuan tersebut, KAI Commuter akan berupaya memperbaiki infrastruktur prasarana pendukung dan layanan penumpang, serta mengoptimalkan fungsi strategis Stasiun BNI City," ujar Joni dalam pernyataan resminya, Kamis (2 Januari 2024).

Stasiun BNI City telah terintegrasi dengan beberapa moda transportasi lainnya seperti Transjakarta, MRT, LRT, dan JakLingko, sehingga dipercaya dapat menjadi titik sentral bagi calon penumpang kereta api bandara dan penumpang KRL lainnya.

Rencana penutupan Stasiun Karet memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Di satu sisi, ada kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap mobilitas harian, sementara di sisi lain, ada pandangan bahwa kebijakan tersebut dapat meningkatkan efisiensi layanan transportasi. Pemerintah dan PT KAI diharapkan terus mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak untuk menemukan solusi terbaik bagi semua pihak terkait.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index