JAKARTA - Perkembangan harga kebutuhan pokok di Yogyakarta per 21 Juli 2025 mencerminkan dinamika pasar yang masih cukup terkendali. Pantauan dari sejumlah pasar tradisional menunjukkan bahwa sebagian besar harga sembako masih berada dalam kisaran normal. Salah satu komoditas yang mengalami perubahan mencolok adalah bawang merah yang tercatat mengalami penurunan harga dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Penurunan harga ini tentu menjadi angin segar bagi para ibu rumah tangga maupun pelaku usaha kuliner yang menggantungkan kebutuhan dapur mereka pada komoditas yang satu ini. Di tengah situasi ekonomi yang menantang, perubahan kecil seperti ini cukup berarti dalam menjaga daya beli masyarakat.
Kondisi ini juga memperlihatkan bahwa rantai pasok dan distribusi bahan pangan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta cukup terjaga. Meski tidak semua komoditas mengalami penurunan harga, setidaknya tidak ada lonjakan harga ekstrem yang terjadi pada awal pekan ini.
- Baca Juga BMKG: Curah Hujan Jabar Rendah di Juli
Harga Bawang Merah Turun
Berdasarkan data terbaru, harga bawang merah mengalami penurunan dan kini berada di kisaran harga yang lebih terjangkau. Penurunan ini disinyalir terjadi akibat pasokan yang cukup melimpah dari sentra produksi bawang di beberapa wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memang sedang memasuki masa panen.
Salah satu pedagang di Pasar Beringharjo menyampaikan bahwa turunnya harga bawang merah ini cukup terasa dibandingkan pekan lalu. "Kalau minggu kemarin bisa sampai Rp38.000 per kilogram, sekarang turun jadi sekitar Rp32.000 per kilogram. Lumayan buat pembeli," ujarnya.
Bagi para konsumen, kondisi ini tentu memberikan keleluasaan lebih dalam mengatur belanja harian. Banyak pembeli terlihat mulai membeli dalam jumlah lebih banyak untuk kebutuhan rumah tangga ataupun stok usaha.
Harga Komoditas Lain Masih Stabil
Sementara itu, harga komoditas lain seperti cabai rawit, telur ayam, beras, dan minyak goreng cenderung stabil. Kenaikan ataupun penurunan harga tidak terlalu signifikan sehingga tidak mengganggu aktivitas jual beli di pasar.
Untuk harga cabai rawit merah, tercatat masih berada di kisaran Rp60.000 per kilogram. Meski tergolong tinggi, harga ini dianggap normal mengingat sifat fluktuatif cabai yang sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca dan distribusi.
Harga telur ayam juga stabil di kisaran Rp27.000 hingga Rp29.000 per kilogram, tergantung kualitas dan lokasi pasar. Di sisi lain, harga beras medium masih bertahan di angka Rp12.000 sampai Rp13.000 per kilogram.
Minyak goreng curah dan kemasan juga tidak menunjukkan lonjakan harga berarti. Harga minyak goreng curah masih dijual sekitar Rp15.000 per liter, sementara versi kemasan berada di angka Rp18.000 hingga Rp20.000 tergantung merek.
Pandangan Pedagang dan Konsumen
Para pedagang menyambut baik situasi harga yang relatif stabil ini. Menurut mereka, kestabilan harga memberikan kepastian bagi pelaku usaha kecil dan menengah dalam menjalankan usahanya. “Kalau harga stabil begini, jualan jadi lebih tenang. Nggak takut rugi karena harga naik tiba-tiba,” kata Siti, pedagang bahan pokok di Pasar Kranggan.
Di sisi lain, konsumen pun berharap tren penurunan harga bawang merah bisa diikuti oleh komoditas lainnya seperti cabai dan daging ayam. Dengan begitu, pengeluaran rumah tangga bisa lebih ringan.
"Kalau bisa sih cabai juga turun. Ini yang bikin mahal masakan di rumah. Tapi alhamdulillah, bawang merah turun, lumayan buat irit," ujar Ningsih, warga Baciro, saat ditemui usai berbelanja.
Peran Pemerintah dan Distribusi Pasar
Turunnya harga bawang merah dan kestabilan harga sembako lainnya tidak lepas dari peran serta pemerintah daerah dan instansi terkait dalam menjaga distribusi bahan pokok. Dinas Perdagangan DIY rutin melakukan pemantauan harga di pasar tradisional maupun modern untuk memastikan tidak ada penimbunan atau praktik spekulasi harga.
Pemerintah juga mengantisipasi kenaikan harga dengan menggelar operasi pasar pada saat-saat tertentu jika diperlukan. Langkah ini terbukti mampu menstabilkan harga di lapangan dan menjaga pasokan tetap tersedia.
Prediksi Harga dalam Waktu Dekat
Meski harga saat ini terbilang stabil, pelaku pasar tetap harus waspada terhadap kemungkinan perubahan harga akibat faktor eksternal seperti cuaca ekstrem, distribusi logistik, maupun permintaan yang meningkat menjelang momen tertentu seperti tahun ajaran baru atau perayaan keagamaan.
Namun, untuk beberapa pekan ke depan, harga diperkirakan tidak akan mengalami lonjakan yang signifikan apabila pasokan tetap lancar dan kondisi iklim mendukung produksi petani.
Secara umum, harga sembako di wilayah Yogyakarta pada 21 Juli 2025 menunjukkan tren positif dengan stabilitas harga dan penurunan pada beberapa komoditas seperti bawang merah. Situasi ini menjadi harapan baik bagi masyarakat, baik sebagai konsumen maupun pelaku usaha.
Bagi warga Jogja, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk mengatur belanja rumah tangga secara lebih efisien. Tetap waspada terhadap perubahan harga dan pantau terus informasi dari pemerintah atau otoritas pasar agar tidak ketinggalan perkembangan terbaru.