JAKARTA - Nama Prajogo Pangestu kian mencuat sebagai simbol kesuksesan bisnis di Indonesia. Dikenal sebagai raja petrokimia lewat kepemilikan di PT Barito Pacific Tbk (BRPT), ternyata portofolio bisnisnya tak hanya terbatas pada sektor energi dan petrokimia. Di balik kekayaan fantastis yang membuatnya menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes, ada pula lini bisnis properti yang digarap secara serius oleh sang konglomerat.
Data Forbes Real Time Billionaires per Senin, 21 Juli 2025, mencatat kekayaan Prajogo Pangestu telah mencapai angka 33,5 miliar dolar AS atau setara Rp546,2 triliun (kurs Rp16.304). Angka ini menempatkannya di puncak daftar orang paling kaya di Tanah Air, melampaui para taipan dari sektor lain seperti perbankan, teknologi, dan konsumsi.
Di balik kejayaan tersebut, PT Barito Pacific sebagai kendaraan bisnis utama milik Prajogo—memiliki anak usaha yang berfokus pada sektor properti bernama PT Griya Idola. Perusahaan ini menjadi garda depan dalam mengembangkan dan mengelola berbagai aset properti strategis milik grup Barito.
- Baca Juga BMKG: Curah Hujan Jabar Rendah di Juli
Dikutip dari laman resmi Griya Idola, unit usaha ini tak hanya mengurusi bangunan perkantoran, tetapi juga kawasan industri, hunian, hingga properti komersial seperti hotel. Keberadaan properti milik Prajogo tersebar di sejumlah wilayah strategis di Indonesia, menjadikannya pemain penting di sektor properti nasional, meskipun selama ini tidak banyak disorot.
Berikut adalah daftar properti milik Prajogo Pangestu yang dikelola oleh Griya Idola:
1. Wisma Barito Pacific
Properti ini menjadi titik awal kiprah Griya Idola di sektor properti. Dibangun dan dikelola sejak tahun 1991, Wisma Barito Pacific berlokasi di kawasan strategis Jakarta Barat dan hanya berjarak sekitar sepuluh menit dari pusat bisnis Jakarta.
Bangunan ini menjadi kantor pusat dari Barito Pacific Group serta sejumlah anak perusahaannya. Dengan luas bangunan mencapai 38.000 meter persegi, gedung ini terdiri dari dua tower masing-masing 11 lantai. Fasilitas pendukungnya meliputi delapan unit lift dan satu dedicated service lift, menjadikannya sebagai gedung perkantoran yang dirancang untuk operasional berskala besar.
2. Wisma Barito Pacific II
Berjarak tidak jauh dari gedung pertama, Wisma Barito Pacific II hadir sebagai tambahan fasilitas perkantoran modern. Gedung ini memiliki 24 lantai dan mengusung desain hijau yang mencolok di bagian fasadnya. Dengan konsep ramah lingkungan, keberadaan tanaman hijau di permukaan bangunan memberikan kesan alami dan menyegarkan di tengah kawasan padat ibu kota.
Tak hanya desain yang menarik, gedung ini juga dilengkapi dua sky terrace, satu sky garden, dan sebuah penthouse multifungsi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, baik komersial maupun internal perusahaan.
3. Patimban Industrial Estate
Tak hanya bergerak di kawasan perkantoran, Griya Idola juga mengembangkan kawasan industri berskala besar melalui Patimban Industrial Estate. Terletak strategis di dekat Pelabuhan Patimban, kawasan ini menjadi bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dirancang untuk menarik investor dalam berbagai sektor strategis.
Dengan luas area mencapai 1.200 hektar, kawasan ini dirancang untuk mendukung industri berteknologi tinggi seperti elektronik, semikonduktor, baterai kendaraan listrik, serta hilirisasi petrokimia. Posisi geografis yang dekat dengan pelabuhan menjadikan kawasan ini unggul dalam hal logistik dan efisiensi distribusi barang.
Pembangunan properti-properti tersebut mencerminkan keseriusan Prajogo Pangestu dalam mengembangkan sayap bisnisnya di luar sektor energi. Meski tak sepopuler proyek petrokimia seperti yang dijalankan oleh Chandra Asri—anak usaha utama Barito Pacific—tetapi lini properti ini menunjukkan potensi investasi jangka panjang, sekaligus sebagai strategi diversifikasi portofolio.
Sebagai catatan, Griya Idola bukan pemain baru dalam industri properti. Sejak awal berdiri, perusahaan ini sudah dikenal sebagai pengelola properti dengan konsep yang mengedepankan kenyamanan, efisiensi, dan nilai strategis lokasi. Baik dari sisi desain arsitektur maupun fungsi, setiap proyek dikembangkan dengan standar yang tinggi, mengikuti perkembangan kebutuhan pasar dan dunia usaha.
Selain itu, pengembangan kawasan industri seperti di Patimban juga sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan industri nasional dan investasi asing. Dalam konteks infrastruktur ekonomi, properti milik Prajogo tersebut turut berperan sebagai penopang pertumbuhan sektor manufaktur dan teknologi dalam negeri.
Bisa dikatakan, sektor properti bukan sekadar pelengkap dalam portofolio kekayaan Prajogo Pangestu, melainkan pilar penting yang turut menopang posisinya sebagai salah satu taipan terkuat di kawasan Asia Tenggara.
Di tengah gempuran bisnis digital dan start-up, keberadaan aset properti fisik dengan nilai strategis tetap menjadi andalan dalam menjaga stabilitas kekayaan jangka panjang. Apalagi dalam konteks pemulihan ekonomi pasca pandemi, sektor properti kembali menunjukkan geliat dan ketahanan, terutama di segmen komersial dan industri.
Dengan total kekayaan yang terus meningkat dan ekspansi yang terukur di berbagai sektor, tak heran jika Prajogo Pangestu masih akan menempati posisi teratas dalam daftar orang terkaya Indonesia untuk waktu yang lama. Dan sektor properti, melalui Griya Idola, akan terus menjadi bagian penting dari kisah suksesnya.