Minyak

Blok Cepu Siap Genjot Produksi Minyak Nasional

Blok Cepu Siap Genjot Produksi Minyak Nasional
Blok Cepu Siap Genjot Produksi Minyak Nasional

JAKARTA - Kabar menggembirakan datang bagi ketahanan energi nasional. Pemerintah Indonesia melalui kerja sama dengan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersiap mengerek produksi minyak nasional lewat pengembangan Lapangan Kedung Keris yang berada di wilayah kerja Blok Cepu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Langkah ini diharapkan dapat menjadi penopang penting menuju tercapainya target swasembada energi yang dicanangkan pemerintah pada 2029–2030.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto menegaskan, potensi tambahan produksi dari Lapangan Kedung Keris tidak bisa dianggap remeh. Jika seluruh rencana berjalan lancar, volume produksi tambahan bisa mencapai belasan ribu barel per hari (bph) dalam beberapa tahun mendatang.

“Kita akan segera kembangkan untuk dilakukan pengeboran, dan insyaallah itu akan mendapat produksi juga sekitar 16.000 barel minyak per hari beberapa tahun ke depan,” ungkap Djoko saat meninjau lapangan Banyu Urip di Bojonegoro.

Potensi Kedung Keris Perkuat Ketahanan Energi

Lapangan Kedung Keris ditemukan ExxonMobil pada 2011, tak lama setelah kesuksesan pengembangan Lapangan Banyu Urip. Meski butuh waktu lebih dari satu dekade untuk persiapan penuh, proyek ini diyakini menjadi salah satu game changer sektor hulu migas di Indonesia. Lapangan Kedung Keris dan wilayah sekitarnya menyimpan potensi cadangan minyak yang signifikan.

Presiden ExxonMobil Indonesia, Wade Floyd, menegaskan pihaknya telah menyiapkan sejumlah rencana pengembangan sumur di Kedung Keris yang akan menjadi tulang punggung produksi Blok Cepu ke depan. Floyd optimistis pengembangan ini bisa menopang capaian target nasional produksi minyak Indonesia.

“Di Kedung Keris diharapkan ada satu sumur yang akan memproduksi sekitar 15.000 barel per hari,” ujar Floyd. Pernyataan ini memperkuat sinyal bahwa Lapangan Kedung Keris bukan hanya proyek tambahan, tetapi menjadi komponen strategis dalam roadmap ketahanan energi Indonesia.

Investasi Rp770 Miliar Digenjot Hingga 2027

Proyek pengembangan Lapangan West Kedung Keris ditargetkan berlangsung antara 2025–2027. ExxonMobil bersama SKK Migas akan menggelontorkan investasi sebesar US$48 juta atau sekitar Rp770 miliar (kurs Rp16.000/US$). Investasi tersebut mencakup pengeboran sumur baru, fasilitas produksi tambahan, dan infrastruktur pendukung.

Sejak pertama kali beroperasi pada 2009, Blok Cepu telah menjadi salah satu kontributor terbesar produksi minyak nasional. Produksi awal Lapangan Banyu Urip hanya sekitar 20.000 bph pada tahun 2009. Namun, melalui optimalisasi berkelanjutan, produksi mampu meningkat drastis hingga mencapai rata-rata lebih dari 200.000 bph pada 2019. Hal ini menunjukkan potensi Blok Cepu sebagai andalan produksi minyak Indonesia.

Sejalan dengan komitmen investasi, ExxonMobil juga berkomitmen menjaga standar keamanan kerja dan lingkungan. Proses pengeboran dan pengolahan di Kedung Keris akan dilakukan dengan teknologi ramah lingkungan serta sesuai dengan regulasi keselamatan yang berlaku.

Dukungan Pemerintah Menuju Swasembada Energi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyambut positif rencana penambahan produksi Blok Cepu. Menurutnya, upaya peningkatan produksi minyak menjadi langkah nyata pemerintah dalam mengejar target ambisius swasembada energi.

“Kami laporkan hari ini kita resmikan juga blok minyak yang ada di Cepu sebesar 30 ribu bph atas arahan Pak Presiden untuk urusan energi harus masuk swasembada, target 2029–2030 harus 900 ribu sampai 1 juta barel,” jelas Bahlil. Ia menegaskan, keberhasilan proyek-proyek seperti Kedung Keris sangat penting untuk mendukung ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan impor.

Efek Multiplier Bagi Ekonomi Daerah

Selain mendongkrak produksi nasional, pengembangan Lapangan Kedung Keris diyakini membawa dampak positif bagi perekonomian Bojonegoro dan sekitarnya. Sejumlah sektor usaha penunjang seperti transportasi, katering, perhotelan, dan jasa konstruksi dipastikan turut merasakan efek dari peningkatan aktivitas industri migas ini.

Pemerintah daerah Bojonegoro menyatakan siap mendukung penuh kelancaran proyek, termasuk kemudahan perizinan dan koordinasi lintas instansi. “Kami berharap proyek ini dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Bojonegoro,” kata perwakilan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang turut hadir dalam kunjungan tersebut.

SKK Migas juga menekankan pentingnya sinergi dengan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. “Kehadiran proyek ini harus memberikan manfaat nyata. Oleh karena itu kami akan memastikan program pemberdayaan masyarakat berjalan maksimal,” ungkap Djoko.

Upaya Capai Target Produksi Nasional 1 Juta Barel

Pemerintah menargetkan produksi minyak nasional bisa menembus angka 1 juta bph pada 2029–2030, naik hampir dua kali lipat dari rata-rata produksi saat ini yang masih di kisaran 600 ribu–700 ribu bph. Target ini merupakan bagian dari Rencana Strategis (Renstra) SKK Migas 2025–2030, sejalan dengan Perpres No. 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional.

Blok Cepu menjadi salah satu tumpuan pencapaian target tersebut karena cadangan dan potensi produksinya yang terbilang besar. Selain itu, pemerintah juga mendorong eksplorasi lapangan migas baru di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di kawasan Indonesia Timur seperti Papua, Maluku, dan Sulawesi.

Komitmen Terhadap Lingkungan

Dalam setiap pengembangan lapangan baru, termasuk Kedung Keris, ExxonMobil memastikan penerapan prinsip keberlanjutan dan perlindungan lingkungan. Perusahaan akan mengedepankan teknologi low emission, melakukan pemantauan kualitas lingkungan secara rutin, serta mematuhi ketentuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang disyaratkan pemerintah.

“Keselamatan pekerja dan kelestarian lingkungan adalah prioritas kami. Kami selalu menerapkan standar global dalam setiap operasi,” ujar Wade Floyd menegaskan komitmen perusahaannya.

Harapan Besar Ketahanan Energi Nasional

Dengan adanya tambahan produksi dari Lapangan Kedung Keris, pemerintah berharap ketergantungan terhadap impor minyak dapat ditekan, sehingga neraca perdagangan migas Indonesia semakin membaik. Proyek ini juga menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam mengoptimalkan sumber daya energi dalam negeri.

Pengembangan Lapangan Kedung Keris di Blok Cepu sekaligus menjadi simbol bahwa Indonesia mampu meningkatkan produksi migas dengan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan. Jika seluruh pihak terlibat bekerja sama, target swasembada energi pada 2029–2030 bukan lagi sekadar angan-angan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index