Penerbangan

Penerbangan Langsung Adelaide Denpasar Resmi Dibuka, Didorong Sukses Pariwisata Bali

Penerbangan Langsung Adelaide Denpasar Resmi Dibuka, Didorong Sukses Pariwisata Bali
Penerbangan Langsung Adelaide Denpasar Resmi Dibuka, Didorong Sukses Pariwisata Bali

JAKARTA - Jumat menandai momentum penting bagi industri pariwisata Indonesia. Indonesia AirAsia mulai mengoperasikan rute penerbangan langsung Adelaide–Denpasar, membuka akses bagi wisatawan Australia—khususnya dari Adelaide—untuk menuju Bali dan destinasi prioritas lainnya. Langkah ini dinilai strategis dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan memperpanjang masa tinggal mereka di Tanah Air.

Rute Baru, Peluang Besar
Rute QZ421 akan beroperasi empat kali seminggu pada hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu. Melalui hub Bali, wisatawan kini bisa melanjutkan perjalanan ke Lombok, Labuan Bajo, Medan, Yogyakarta, dan destinasi unggulan lainnya.

Deputi Bidang Pemasaran, Kementerian Pariwisata, Ni Made Ayu Marthini, menyatakan ambisi memperluas jumlah pengunjung dari Australia. “Kami berharap rute-rute Indonesia AirAsia, baik internasional maupun domestik, dapat mendorong pertumbuhan kunjungan wisatawan berkualitas dari Australia,” ujarnya, menekankan strategi menarik wisatawan ke destinasi prioritas dan regeneratif.

Target 1,9 Juta Wisman Australia
Menurut Ni Made, pembukaan rute Adelaide–Denpasar diharapkan menyumbang signifikan terhadap target mendatangkan 1,9 juta wisatawan Australia di tahun ini. Data BPS per 2024 menunjukkan peningkatan kunjungan 17%, mencapai 1,67 juta orang. Dari Januari–April 2025, tercatat 511.678 kunjungan, dengan 474.277 menuju Bali—naik 7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Proyeksi 74 Ribu Penumpang Baru
Menyambut optimisme tersebut, Plt Direktur Utama Indonesia AirAsia, Captain Achmad Sadikin Abdurachman, memperkirakan rute baru ini mampu menarik lebih dari 74 ribu penumpang Australia setiap tahunnya.

“Setiap penerbangan Indonesia AirAsia tidak hanya membawa penumpang, tetapi juga semangat kolaborasi, mendorong pertukaran budaya, kerja sama ekonomi, dan pengembangan pariwisata dua arah,” ujarnya. Menurut Achmad, Bali juga berpotensi menjadi hub penting untuk koneksi lanjutan ke lebih dari 130 destinasi dalam jaringan AirAsia di Asia.

Dorongan dari Adelaide Airport
Dukungan juga datang dari pihak Adelaide Airport. Managing Director Brenton Cox menegaskan bahwa Bali merupakan destinasi internasional terbesar dan tumbuh paling cepat dari Adelaide. “Kehadiran Indonesia AirAsia memberikan lebih banyak pilihan bagi wisatawan, dan menjadi maskapai berbasis Asia berbiaya hemat pertama yang melayani rute langsung dari Adelaide sejak 2015,” ujarnya.

Strategi Promosi dan Ekspansi
Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Mancanegara II Kemenpar, Yulia, mengungkapkan akan intensif mempromosikan rute baru di Adelaide dan pasar Australia secara umum, bekerja sama dengan AirAsia. “Peningkatan jumlah penerbangan dan pembukaan rute baru adalah kunci mencapai target pariwisata. Kami berharap Indonesia AirAsia terus memperluas jaringan dan menghadirkan lebih banyak pilihan rute untuk wisatawan Australia,” katanya.

Lombok, Labuan Bajo, Medan, dan Yogyakarta: Destinasi Prioritas
Pembukaan rute ini tidak hanya mempermudah perjalanan ke Bali, tetapi juga meningkatkan akses ke destinasi prioritas seperti Lombok, Labuan Bajo, Medan, dan Yogyakarta melalui penerbangan domestik. Strategi ini diharapkan menambah lama tinggal (length of stay) wisatawan serta mendorong peningkatan pengeluaran mereka selama liburan di Indonesia.

Dampak Ekonomi Lokal
Lonjakan kunjungan wisatawan Australia diharapkan memberikan efek ekonomi signifikan. Peningkatan jumlah turis dapat mendorong pertumbuhan sektor hospitality, restoran, transportasi, serta UMKM lokal seperti oleh-oleh dan kerajinan. Di tengah masa pemulihan pasca-pandemi, kerjasama strategis yang mendalam antara pemerintah dan maskapai akan mempercepat dampak perekonomian di destinasi pariwisata.

Persiapan Infrastruktur dan SDM
Meningkatnya jumlah wisatawan menuntut kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia lokal. Pemerintah daerah harus meningkatkan kapasitas bandara, akomodasi, transportasi, serta mempersiapkan layanan pendukung seperti paspor, visa, dan pelayanan imigrasi. Pelatihan bagi pelaku usaha wisata dan pemandu lokal juga perlu ditingkatkan untuk menjaga standar layanan internasional.

Tantangan dan Antisipasi
Meski optimisme tinggi, sejumlah tantangan perlu diantisipasi:

Persistensi Covid-19 atau penyakit lain – Meski status pandemi telah mereda, potensi lonjakan kasus tetap ada.

Fluktuasi harga tiket – Penyesuaian harga harus tetap kompetitif agar jumlah penumpang tetap konsisten.

Koordinasi lintas sektor – Sinkronisasi antara pemerintah pusat, daerah, maskapai, dan sektor pariwisata sangat penting untuk kelancaran operasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index