PTPP

Kinerja PTPP Masih Penuh Tantangan, Proyek Pemerintah Jadi Tulang Punggung Pendapatan

Kinerja PTPP Masih Penuh Tantangan, Proyek Pemerintah Jadi Tulang Punggung Pendapatan
Kinerja PTPP Masih Penuh Tantangan, Proyek Pemerintah Jadi Tulang Punggung Pendapatan

JAKARTA — PT PP (Persero) Tbk atau PTPP masih harus menghadapi berbagai tantangan berat dalam menjaga performa bisnisnya hingga akhir tahun 2024. Emiten BUMN sektor konstruksi ini mencatatkan penurunan pendapatan cukup tajam pada kuartal IV/2024, meskipun sektor proyek pemerintah tetap menjadi tulang punggung bisnis perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan terbaru, PTPP membukukan pendapatan sebesar Rp3,51 triliun pada kuartal IV/2024. Capaian ini mengalami kontraksi 39,6 persen secara kuartalan (quarter-on-quarter/ QoQ) dan melemah 23,9 persen secara tahunan (year-on-year/ YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan pendapatan tersebut terutama disebabkan oleh kinerja segmen jasa konstruksi yang mengalami kontraksi cukup dalam. Pada periode tersebut, pendapatan dari jasa konstruksi hanya mencapai Rp2,89 triliun, turun 35,5 persen QoQ dan tergerus 24,3 persen secara tahunan (YoY).

Tak hanya itu, segmen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) juga mengalami penurunan tajam, menambah tekanan terhadap pendapatan keseluruhan PTPP. Tingginya porsi proyek yang dikerjakan melalui skema Joint Operation (JO) dibanding kontrak reguler turut memperberat beban kinerja perseroan.

Laba Bersih Tergerus, Margin Tipis

Pelemahan pendapatan tersebut berdampak langsung terhadap pencapaian laba perusahaan. Pada kuartal IV/2024, laba bersih PTPP hanya mencapai Rp59 miliar, terkoreksi 37,2 persen secara tahunan (YoY).

Laba operasional PTPP juga mengalami penurunan, hanya mencatatkan Rp214 miliar, melemah 34,9 persen YoY dibandingkan periode sebelumnya. Meski demikian, PTPP masih mampu menjaga margin laba bersih di kisaran 1,7 persen, berkat adanya kontribusi dari pendapatan lain serta laba dari entitas ventura bersama.

Meski kinerja keuangan mengalami penurunan dalam periode ini, PTPP menilai bahwa sejumlah proyek besar, khususnya yang bersumber dari belanja pemerintah, akan tetap menjadi penopang utama pendapatan di masa mendatang.

Proyeksi Cerah 2025 Berkat Proyek Pemerintah

Di tengah tekanan tersebut, Phintraco Sekuritas memproyeksikan bahwa prospek PTPP masih positif untuk tahun 2025. Mereka memperkirakan pendapatan perseroan pada 2025 akan mencapai sekitar Rp21,77 triliun. Perkiraan tersebut mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan rata-rata tahunan (compound annual growth rate/ CAGR) sebesar 5,37 persen dalam lima tahun terakhir.

“Pendapatan PTPP diproyeksikan mencapai Rp21,77 triliun pada 2025, didorong oleh kontribusi proyek pemerintah yang tetap menjadi motor penggerak utama,” tulis Phintraco Sekuritas dalam riset terbarunya.

Phintraco juga menilai bahwa proyek-proyek strategis nasional (PSN) dan belanja pemerintah di sektor infrastruktur masih akan mendominasi kontribusi terhadap pendapatan PTPP, seiring dengan program percepatan pembangunan infrastruktur yang digalakkan pemerintah Indonesia.

Strategi PTPP Hadapi Tantangan Industri Konstruksi

Untuk memperkuat kinerja keuangan di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, PTPP telah menyiapkan sejumlah strategi mitigasi. Salah satunya adalah memperbesar portofolio proyek dari sektor pemerintah yang dinilai lebih aman dari sisi pembayaran.

Selain itu, PTPP juga berkomitmen memperkuat manajemen risiko proyek agar lebih selektif dalam memilih pekerjaan konstruksi, terutama untuk proyek dengan skema pembayaran multiyears atau yang dikerjakan melalui joint operation.

“Segmen proyek pemerintah masih menjadi andalan kami untuk menjaga arus kas positif dan memperkuat struktur permodalan,” ujar manajemen PTPP dalam keterangannya.

Upaya lain yang dilakukan PTPP untuk meningkatkan pendapatan adalah ekspansi di sektor non-konstruksi, seperti properti dan energi, melalui anak perusahaan maupun entitas ventura bersama. PTPP juga terus melakukan efisiensi biaya agar beban operasional tidak membebani kinerja laba perusahaan.

Dukungan dari Proyek Strategis Nasional

Sejumlah proyek strategis nasional (PSN) yang ditangani oleh PTPP hingga saat ini masih berjalan sesuai rencana. Proyek-proyek tersebut meliputi pembangunan jalan tol, pelabuhan, bendungan, hingga infrastruktur transportasi seperti bandara dan kereta api.

Proyek-proyek inilah yang diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap kinerja pendapatan perseroan pada 2025. Beberapa proyek besar yang menjadi perhatian antara lain Tol Serang-Panimbang, Tol Semarang-Demak, serta pembangunan Bendungan Bener di Jawa Tengah yang juga menjadi proyek bendungan terbesar di Indonesia.

“Dengan dukungan proyek-proyek pemerintah, kami optimistis dapat menjaga kinerja perseroan tetap positif dalam jangka menengah hingga panjang,” lanjut manajemen.

Tantangan Sektor Konstruksi Masih Berat

Meski prospek bisnis 2025 diproyeksikan cerah, tantangan di sektor konstruksi Indonesia belum sepenuhnya mereda. Tekanan terhadap margin keuntungan akibat lonjakan harga material konstruksi dan suku bunga pinjaman yang masih tinggi menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pelaku usaha konstruksi, termasuk PTPP.

Selain itu, persaingan ketat antar sesama BUMN Karya juga menjadi faktor lain yang membebani perusahaan konstruksi pelat merah, apalagi di tengah ketatnya ruang fiskal pemerintah yang membatasi alokasi proyek baru.

Namun demikian, dengan strategi seleksi proyek yang lebih ketat, peningkatan efisiensi operasional, serta dukungan penuh dari proyek-proyek strategis nasional, PTPP tetap yakin mampu memperbaiki kinerja keuangan ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index