BUMN

UMKM Binaan Rumah BUMN SIG, Kopi Lelet Pandawa dari Rembang Sukses Tembus Pasar Nasional

UMKM Binaan Rumah BUMN SIG, Kopi Lelet Pandawa dari Rembang Sukses Tembus Pasar Nasional
UMKM Binaan Rumah BUMN SIG, Kopi Lelet Pandawa dari Rembang Sukses Tembus Pasar Nasional

JAKARTA - Komitmen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dalam mendorong pemberdayaan ekonomi lokal kembali membuahkan hasil. Salah satu produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaannya, Kopi Lelet Pandawa, berhasil menembus pasar nasional dengan pertumbuhan bisnis yang signifikan.

UMKM asal Desa Sendangagung, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, ini merupakan binaan Rumah BUMN (RB) SIG Rembang, yang dikelola oleh PT Semen Gresik, anak usaha SIG. Melalui pembinaan yang konsisten, SIG berhasil mendorong Kopi Lelet Pandawa naik kelas dan memperluas jangkauan pasarnya hingga ke berbagai daerah di Indonesia.

"Di balik aroma khas kopi yang mengepul di tiap cangkirnya, Kopi Lelet Pandawa hadir sebagai cerita keberhasilan pemberdayaan ekonomi lokal dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah," ujar Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni.

Jaga Tradisi, Perkuat Ekonomi Lokal

Kopi Lelet Pandawa bukan sekadar bisnis kopi biasa. Produk lokal ini lahir dari tradisi minum kopi masyarakat pesisir utara Jawa, yang dikenal dengan budaya “nglelet”—yakni kebiasaan masyarakat menorehkan bubuk kopi kental di batang rokok kretek. Tradisi yang sudah turun-temurun itu kini dibalut dengan pendekatan bisnis modern tanpa meninggalkan keasliannya.

Melalui Rumah BUMN Rembang, SIG berkomitmen melakukan pendampingan menyeluruh bagi UMKM-UMKM lokal, mulai dari pelatihan manajemen usaha, penguatan branding, hingga membuka akses pasar digital. Pendampingan ini memberikan dampak nyata bagi peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.

"Kepedulian terhadap UMKM dilakukan melalui pendampingan dan pembinaan di RB Rembang guna melahirkan pengusaha-pengusaha sukses yang ikut berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi daerah dan membuka lapangan pekerjaan," kata Vita.

Sejak berdiri pada tahun 2020, Rumah BUMN SIG di Rembang telah berhasil mendampingi 495 UMKM naik kelas, yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja hingga 1.869 orang. Hal ini selaras dengan visi pembangunan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, yakni peningkatan lapangan kerja, pemerataan ekonomi, dan pemberantasan kemiskinan.

"Pencapaian ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan lapangan kerja dan mendorong kewirausahaan, serta pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” tegas Vita.

Kisah Perjalanan Kopi Lelet Pandawa

Keberhasilan Kopi Lelet Pandawa tidak lepas dari kegigihan sang pemilik, Mohammad Totok Wahyudi (42). Pria asal Desa Sendangagung itu memulai usaha kopinya pada Oktober 2019 bermodalkan Rp25 juta, didorong oleh kecintaannya terhadap budaya nglelet dan keinginannya untuk melestarikan tradisi minum kopi di kampung halamannya.

Pada awalnya, usaha kopi racikan Totok hanya dikenal di lingkungan kerabat dan dipasarkan melalui toko kelontong serta pasar tradisional setempat. Dengan alat sangrai sederhana dan pemasaran mandiri, Kopi Lelet Pandawa perlahan mulai dikenal luas berkat cita rasanya yang khas.

Perjalanan bisnis Totok berubah signifikan setelah bergabung dengan RB Rembang pada tahun 2020. Melalui Rumah BUMN tersebut, ia mendapatkan berbagai pelatihan intensif, mulai dari manajemen bisnis, teknik pemasaran digital, hingga penguatan branding produk agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

"RB Rembang berperan besar mendorong pertumbuhan Kopi Lelet Pandawa. Kami mendapatkan pelatihan manajemen, penguatan branding, hingga perluasan pasar digital yang mampu meningkatkan daya saing dan kinerja usaha secara signifikan," ujar Totok.

Dengan penuh rasa syukur, Totok menyebut bahwa bergabung dengan RB Rembang merupakan salah satu keputusan terbaik dalam hidupnya. Selain mendapatkan ilmu bisnis, ia juga bisa memperluas jejaring usaha yang membantu meningkatkan skala produksinya.

Tembus Pasar Nasional dan Raup Omzet Puluhan Juta

Kini, perkembangan usaha Kopi Lelet Pandawa telah melampaui ekspektasi Totok. Dari yang semula hanya skala lokal, kini Kopi Lelet Pandawa berhasil menembus pasar regional dan nasional. Selain dipasarkan di wilayah Kabupaten Rembang, produk ini telah menjangkau berbagai kota lainnya seperti Blora, Pati, Kudus, Jepara, Demak, hingga Tuban di Jawa Timur.

Tak hanya itu, berkat peran pemasaran digital dan e-commerce, Kopi Lelet Pandawa telah menembus pasar luar Jawa, termasuk Jawa Barat, Kalimantan, hingga Bali.

Dengan harga Rp19 ribu per bungkus, produk premium Kopi Lelet Pandawa kini mampu terjual hingga 2.100 bungkus per hari, yang jika dikalkulasi menghasilkan omzet rata-rata Rp30 juta per hari.

"Dulu saya hanya ingin menjaga tradisi kopi lelet di kampung halaman. Tapi setelah bergabung dengan Rumah BUMN, saya mendapatkan banyak ilmu dan peluang promosi yang membuat saya semakin yakin untuk terus maju," ungkap Totok penuh semangat.

Saat ini, Totok tidak sendiri. Usaha Kopi Lelet Pandawa telah memberdayakan 14 orang karyawan dari Desa Sendangagung yang terlibat dalam seluruh proses bisnis, mulai dari produksi, pengemasan, hingga distribusi produk.

Komitmen SIG Dorong Ekonomi Berkelanjutan

Pencapaian Kopi Lelet Pandawa menjadi salah satu contoh nyata bagaimana kolaborasi antara BUMN dan pelaku UMKM mampu mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat. SIG memastikan bahwa pendampingan UMKM tidak hanya sebatas memberikan pelatihan, tetapi juga berorientasi jangka panjang agar pelaku usaha dapat mandiri dan berdaya saing tinggi.

"SIG berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan UMKM lokal melalui Rumah BUMN. Ini merupakan bagian dari peran SIG sebagai agen pembangunan yang turut serta menciptakan ekonomi berkelanjutan dan inklusif," tegas Vita Mahreyni.

Dengan kesuksesan Kopi Lelet Pandawa, SIG berharap semakin banyak pelaku UMKM lokal lainnya yang mampu meraih sukses serupa. Kehadiran Rumah BUMN menjadi bukti nyata bahwa dukungan korporasi terhadap masyarakat lokal bisa mendorong kemandirian ekonomi desa hingga menembus pasar nasional.

SIG optimistis bahwa sinergi antara BUMN dan UMKM akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index