JAKARTA — Selain dikenal sebagai kota budaya dan pendidikan, Yogyakarta juga menyimpan pesona kuliner yang menggoda selera, terutama bagi para pencinta pedas. Beragam sajian kuliner ekstrem hadir untuk menantang lidah, mulai dari oseng mercon hingga sate petir. Tak sekadar menggugah selera, kuliner pedas ini juga sarat akan sejarah dan keunikan cita rasa khas Yogyakarta.
Di tengah banyaknya destinasi wisata kuliner di Yogyakarta, beberapa tempat makan legendaris tetap menjadi pilihan utama berkat rasa pedas yang menyengat namun membuat ketagihan. Tak sedikit dari warung-warung ini sudah beroperasi selama puluhan tahun dan menjadi tujuan wajib para wisatawan domestik maupun mancanegara.
Berikut ini adalah lima rekomendasi kuliner pedas khas Yogyakarta yang patut dicoba:
1. Oseng Mercon Bu Narti
Lokasi: Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 107, Yogyakarta
Harga: Rp15.000 - Rp30.000
Oseng Mercon Bu Narti telah menjadi ikon kuliner pedas Yogyakarta sejak pertama kali buka pada tahun 1997. Sesuai namanya, “mercon” yang berarti petasan, menu andalannya menawarkan sensasi ledakan pedas di mulut. Oseng ini diracik dari campuran daging sapi dan koyor (lemak) yang dimasak dengan cabai rawit merah melimpah hingga kuahnya tampak merah pekat.
“Rasanya benar-benar bikin nagih. Pedasnya bukan cuma numpang lewat, tapi meresap sampai ke daging,” ujar Dian, salah satu pelanggan setia.
Selain oseng mercon, tersedia pula menu ayam goreng, puyuh goreng, iso goreng, dan variasi lauk lain. Bagi wisatawan yang ingin membawa pulang, tersedia pula oseng mercon dalam kemasan kaleng sebagai oleh-oleh khas Jogja.
2. Gudeg Mercon Mbak Yuni
Lokasi: Jalan Diponegoro No. 100, Yogyakarta
Jam Operasional: Mulai pukul 18.00 WIB
Harga: Sekitar Rp20.000
Jika biasanya gudeg identik dengan rasa manis, Gudeg Mercon Mbak Yuni justru memadukannya dengan cabai rawit dalam jumlah banyak. Perpaduan rasa manis, gurih, dan super pedas ini memberikan sensasi unik di lidah. Tidak heran jika warung ini sudah mengantongi lebih dari 1.000 ulasan positif di Google Review.
Mbak Yuni, pemilik sekaligus peracik resep gudeg mercon ini, menyebutkan bahwa inovasi ini bermula dari permintaan pelanggan yang ingin gudeg dengan versi pedas.
“Awalnya banyak yang bilang gudeg terlalu manis. Saya coba padukan dengan sambal mercon, dan ternyata disukai banyak orang,” ujarnya.
3. Ayam Pedas Artomoro
Lokasi: Palagan Tentara Pelajar Km.7,8 No. 30S, Sleman, Yogyakarta
Jam Operasional: Mulai pukul 07.00 WIB
Harga: Mulai dari Rp17.900
Ayam Pedas Artomoro dikenal sebagai salah satu tempat makan dengan racikan bumbu pedas yang meresap hingga ke dalam daging. Ayam bakar khas Artomoro disajikan dengan bumbu pedas pekat berwarna merah menyala yang menggoda.
Tempat makan ini selalu ramai, bahkan sejak pagi hari. Selain ayam pedas, tersedia juga ayam bakar manis sebagai alternatif bagi yang tidak tahan pedas.
“Bumbunya meresap banget, apalagi kalau dimakan pakai nasi hangat. Cocok buat sarapan yang bikin melek,” ujar Rudi, pengunjung asal Semarang.
4. Sate Petir Pak Nano
Lokasi: Jalan Ring Road Selatan No. 96, Bantul, Yogyakarta
Harga: Rp25.000 per porsi
Sate Petir Pak Nano bukan sembarang sate kambing. Diberi nama “petir” karena tingkat kepedasannya yang bisa menyambar lidah seperti halilintar. Warung sate legendaris ini sudah buka sejak tahun 1984 dan tetap eksis hingga sekarang.
Seporsi sate disajikan dengan irisan cabai rawit yang melimpah, disertai sayuran seperti kol, tomat, dan bawang merah. Untuk pelengkap, tersedia pula nasi putih dan tongseng kambing dengan rasa yang tak kalah nikmat.
“Sate ini bukan buat yang setengah-setengah soal pedas. Tapi kalau sudah coba, pasti balik lagi,” tutur Pak Nano, pemilik sekaligus peracik bumbu.
5. Entok Slenget Kang Tanir
Lokasi: Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta
Harga: Rp35.000 per porsi
Entok Slenget Kang Tanir merupakan pilihan yang tepat bagi pencinta olahan bebek atau entok dengan cita rasa ekstrem. Berbeda dari semur biasa, entok slenget diracik dengan rempah dan cabai dalam jumlah besar hingga menghasilkan kuah berwarna merah berminyak.
Warung ini berdiri sejak 2006 dan dikenal tanpa cabang. Menu andalan berupa daging entok yang dipotong kecil-kecil, dimasak hingga empuk, lalu disajikan bersama nasi, mentimun, dan kol segar.
“Kami memang tidak membuka cabang karena ingin menjaga kualitas dan cita rasa tetap otentik,” jelas Kang Tanir.
Kuliner Pedas Jogja: Menjadi Daya Tarik Wisatawan
Kuliner ekstrem berbumbu cabai kini menjadi bagian tak terpisahkan dari citra Yogyakarta sebagai destinasi wisata. Wisatawan yang datang tak hanya mencari suasana budaya dan sejarah, namun juga sensasi gastronomi yang menantang.
“Jogja punya banyak pilihan makanan pedas yang bisa dibilang punya karakter masing-masing. Ini menjadi kekayaan kuliner yang tak ternilai,” ungkap Dinas Pariwisata DIY melalui akun resminya.
Dari warung kaki lima hingga tempat makan legendaris, kehadiran kuliner pedas menjadi daya tarik tersendiri. Wisatawan diajak menjelajahi rasa dan budaya lokal melalui setiap suapan.
Tips Menikmati Kuliner Pedas di Jogja
Bagi yang ingin menjajal kuliner pedas di Yogyakarta, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan:
Siapkan perut – Jangan datang dalam keadaan lapar berlebihan, karena sensasi pedas bisa membuat perut kaget.
Bawa air minum atau susu – Minuman dingin atau susu bisa membantu meredakan rasa pedas.
Tanya level pedas – Beberapa warung menyediakan level pedas yang bisa disesuaikan.
Datang lebih awal – Tempat-tempat populer cepat penuh, terutama malam hari.