JAKARTA — Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan ClimateSmart Indonesia, sebuah platform berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang khusus untuk memprediksi dan merespons penyakit-penyakit yang berkaitan dengan perubahan iklim. Peluncuran ini menandai terobosan penting dalam integrasi teknologi digital canggih dengan sektor kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup di Tanah Air.
Platform inovatif ini diperkenalkan secara resmi pada Senin, 5 Mei 2025, sebagai hasil kolaborasi strategis antara Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA), Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI), dan Institute for Health Modeling and Climate Solutions (IMACS). Proyek ini juga mendapat dukungan kuat dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, BMKG, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Peluncuran ClimateSmart Indonesia bukanlah proses yang instan. Platform ini telah melalui proses pengembangan intensif selama dua tahun, melibatkan lebih dari 20 pemangku kepentingan, 5 panel pakar, serta 3 konsultasi tingkat tinggi. Proyek ini juga mendapatkan pendanaan dari dua institusi besar dunia, yaitu Reaching the Last Mile dan Patrick J. McGovern Foundation, serta membangun kemitraan resmi dengan berbagai institusi pemerintah.
Sistem Prediktif Canggih dengan Akurasi Tinggi
Salah satu keunggulan utama ClimateSmart Indonesia terletak pada kemampuan prediksi penyakit yang sensitif terhadap perubahan iklim menggunakan teknologi AI. Melalui pemrosesan data spasial, meteorologi, dan epidemiologis, platform ini mampu memprediksi wabah penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, dan leptospirosis dengan akurasi lebih dari 90%.
Fitur unggulan lainnya adalah Digital Twin Indonesia, sebuah simulasi digital berbasis data yang dapat memproyeksikan skenario iklim masa depan dan memetakan wilayah rawan wabah secara dinamis. Dengan teknologi ini, pengambil kebijakan dan tenaga kesehatan dapat mengantisipasi lonjakan kasus penyakit lebih dini, sekaligus merencanakan respons yang lebih efektif.
"Peluncuran ClimateSmart Indonesia merupakan langkah penting dalam adopsi teknologi AI oleh Indonesia untuk menjawab tantangan ganda perubahan iklim dan kesehatan masyarakat," ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, saat peluncuran.
Menurut Nezar, inovasi ini bukan sekadar pencapaian teknologis, melainkan juga mencerminkan semangat kolaboratif bangsa dalam membangun masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
“Ini adalah inisiatif yang mencerminkan komitmen kuat bangsa untuk melindungi kehidupan hari ini dan membangun masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi global,” tegasnya.
Dashboard Interaktif dan Peringatan Real-Time
ClimateSmart Indonesia juga dilengkapi dasbor interaktif yang memungkinkan analisis dan pemantauan data secara real-time. Dasbor ini menyediakan informasi prediktif berbasis lokasi (hiper-lokal), sistem peringatan dini, serta alat bantu pengambilan keputusan berbasis skenario yang sangat penting dalam merespons kebijakan kesehatan masyarakat dan mitigasi risiko.
Sistem ini telah terintegrasi dengan data satelit, informasi kesehatan masyarakat, dan data demografis untuk memungkinkan analisis spasial cermat dan mendukung strategi perencanaan tanggap darurat serta mitigasi risiko penyakit akibat perubahan iklim.
“Platform ini bukan sekadar alat prediksi, tetapi sebuah sistem peringatan dini yang akan memperkuat ketahanan sistem kesehatan nasional kita terhadap risiko perubahan iklim yang makin ekstrem,” ungkap Prof. Dr. Hammam Riza, Presiden KORIKA.
Tonggak Baru untuk Sistem Kesehatan Publik Tangguh Iklim
Menurut Hammam, peluncuran platform ini juga menandai pembentukan Pusat Keunggulan AI Indonesia untuk Kesehatan Iklim, yang menjadi fondasi penting dalam menciptakan sistem kesehatan publik tangguh terhadap perubahan iklim.
“Dengan memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan dan analisis data tingkat lanjut, Indonesia bisa mempelopori pendekatan inovatif untuk mengantisipasi, beradaptasi, dan mengurangi tantangan kesehatan yang kompleks yang ditimbulkan oleh perubahan iklim,” tutur Hammam.
Ia bahkan menyebut bahwa platform AI dengan kapabilitas seperti ClimateSmart Indonesia belum pernah ada sebelumnya di dunia.
“Ini bukan sekadar platform, ini adalah ekosistem nasional berbasis inovasi, sains, dan tata kelola,” tegasnya.
Kolaborasi Multisektor yang Menjadi Kunci
Keberhasilan pengembangan ClimateSmart Indonesia juga tidak lepas dari dukungan lintas sektor, baik nasional maupun internasional. BMKG, Kementerian Kesehatan, dan KLHK memainkan peran penting dalam penyediaan data dan integrasi sistem. Sementara itu, dukungan akademis dan pendanaan dari lembaga internasional menjamin kredibilitas serta keberlanjutan platform dalam jangka panjang.
Pihak-pihak terkait berharap bahwa inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi negara-negara berkembang lainnya dalam menjawab tantangan kompleks antara krisis iklim dan kesehatan masyarakat. Selain itu, ClimateSmart Indonesia diharapkan akan terus diperbarui dan diperluas untuk mencakup lebih banyak jenis penyakit dan model prediksi.
Menuju Ketahanan Nasional Berbasis Data dan AI
Peluncuran ClimateSmart Indonesia merupakan bagian dari transformasi digital nasional, khususnya di bidang kesehatan dan lingkungan hidup. Dengan mengandalkan kekuatan big data, AI, dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia membuktikan kemampuannya untuk memimpin di panggung global dalam menghadapi krisis iklim.
“Dengan ClimateSmart, kita tidak hanya bereaksi terhadap bencana, tapi juga bisa mengantisipasinya sebelum terjadi. Inilah masa depan kebijakan berbasis data,” pungkas Nezar Patria.
Platform ini diharapkan mulai digunakan oleh pemerintah daerah, tenaga medis, dan institusi penanggulangan bencana di berbagai wilayah Indonesia, terutama di daerah yang rentan terhadap wabah penyakit dan dampak perubahan iklim ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan kenaikan suhu.
Dengan pengembangan berkelanjutan dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan, ClimateSmart Indonesia diharapkan menjadi fondasi utama dalam sistem kesehatan nasional yang adaptif dan berbasis teknologi tinggi.