JAKARTA - PT Pertamina Energy Terminal (PET), anak usaha Subholding Integrated Marine Logistic PT Pertamina International Shipping (PIS), memastikan keandalan pasokan energi nasional selama Ramadan hingga Hari Raya Idulfitri 1446 H. Perusahaan ini telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) RAFI (Ramadan dan Idulfitri) 2025 di seluruh terminal untuk menjamin distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) berjalan aman, lancar, dan terkendali.
Langkah strategis ini merupakan bagian dari komitmen PET untuk menjaga kelangsungan energi bagi masyarakat di tengah meningkatnya kebutuhan selama masa libur nasional yang identik dengan lonjakan konsumsi energi, khususnya BBM dan LPG.
Satgas RAFI 2025: Garda Depan Pengamanan Energi
Direktur Utama Pertamina Energy Terminal, Bayu Prostiyono, mengungkapkan bahwa pembentukan Satgas RAFI 2025 merupakan bentuk kesiapsiagaan operasional perusahaan dalam memastikan kebutuhan energi masyarakat dapat terpenuhi dengan baik selama periode Ramadan dan Idulfitri.
“PET memastikan pasokan BBM dan LPG tetap terjaga kualitas dan kuantitasnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kami berkomitmen untuk mengoperasikan terminal yang andal guna mendukung distribusi serta menyediakan energi yang aman dan andal,” ujar Bayu dalam keterangannya, Senin, 7 April 2025.
Satgas ini tidak hanya bertugas menjaga kelancaran operasional, tetapi juga melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi terminal, kesiapan armada distribusi, dan pemenuhan standar keselamatan kerja atau Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).
Terminal LPG Tanjung Sekong: Tulang Punggung Distribusi Nasional
Salah satu pilar utama distribusi LPG nasional adalah Terminal LPG Tanjung Sekong di Banten. Terminal ini memiliki peran krusial dalam pemenuhan sekitar 40 persen kebutuhan LPG nasional. Dalam menghadapi Ramadan dan Idulfitri 2025, terminal ini dipastikan beroperasi secara optimal.
Dengan dukungan teknologi modern dan sistem logistik yang terintegrasi, Tanjung Sekong menjadi kunci keandalan distribusi LPG dari hulu hingga hilir. Keandalan terminal ini juga turut mendukung stabilitas harga dan ketersediaan LPG, terutama di wilayah padat penduduk di Pulau Jawa.
Fuel Terminal Baubau: Penopang Energi di Sulawesi
Sementara itu, di wilayah Sulawesi, Fuel Terminal (FT) Baubau memainkan peran penting sebagai pusat suplai BBM. Terminal ini sudah melalui proses inspeksi dan pengawasan langsung oleh Menteri ESDM pada pertengahan Maret 2025, untuk memastikan kesiapan menjelang puncak arus mudik dan balik Lebaran.
“Kami telah meninjau langsung kesiapan fasilitas terminal, dan semua dalam kondisi optimal. Kesiapan FT Baubau menjadi bagian dari strategi nasional menjaga keandalan energi selama periode libur panjang,” ujar Bayu menjelaskan hasil inspeksi tersebut.
FT Kotabaru dan Skema RAE: Distribusi Tanpa Hambatan di Kalimantan
Di Kalimantan, Fuel Terminal Kotabaru memiliki peran strategis dalam menyuplai BBM ke wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. FT Kotabaru juga disiapkan untuk mendukung skema Regular Alternative Emergency (RAE), yang memungkinkan distribusi energi tetap berjalan meski terjadi gangguan teknis atau cuaca ekstrem.
“Dengan skema RAE, kami siap memastikan distribusi energi tetap tersalurkan ke SPBU-SPBU meskipun ada hambatan di jalur utama. Ini bagian dari komitmen PET untuk menyediakan energi yang tidak hanya andal, tetapi juga adaptif terhadap tantangan di lapangan,” terang Bayu.
Integrated Terminal Tanjung Uban: Penyangga Strategis Wilayah Kepulauan Riau
Selain itu, Integrated Terminal (IT) Tanjung Uban yang berlokasi di Kepulauan Riau juga merupakan titik vital dalam distribusi BBM dan LPG. Terminal ini memiliki kapasitas penyimpanan besar serta dilengkapi jetty yang beragam, mendukung kelancaran arus logistik energi ke wilayah-wilayah strategis seperti Batam, Bintan, dan sekitarnya.
Terminal ini juga mendukung operasional kilang dan depot-depot kecil di daerah terpencil, memastikan tidak ada wilayah yang mengalami kekosongan energi selama puncak arus mudik dan balik.
LPG Terminal Refrigerated Tuban: Hub Distribusi untuk Indonesia Timur
Sebagai langkah strategis jangka panjang, PET juga tengah menyelesaikan proyek LPG Terminal Refrigerated Jawa Timur di Tuban. Terminal ini diproyeksikan menjadi hub utama distribusi LPG untuk wilayah Indonesia timur dengan kapasitas refrigerated sebesar 88.000 MT dan storage pressurized sebesar 5.000 MT.
Pada 12 Maret 2025, Dewan Komisaris PIS Anwar Saadi bersama Direktur Utama PET Bayu Prostiyono dan Nepos MT Pakpahan (Dewan Komisaris PET) melakukan kunjungan ke proyek ini untuk meninjau langsung kesiapan infrastruktur dan progres pembangunan.
“Terminal ini akan menjadi pusat penguatan rantai pasok energi nasional ke wilayah timur. Dengan jalur darat dan laut yang fleksibel, kita pastikan masyarakat di kawasan timur Indonesia mendapat layanan energi yang setara dan tepat waktu,” kata Bayu.
Sinergi Multi-Pihak untuk Kelancaran Distribusi Energi
Selain kesiapan operasional, PET juga memperkuat sinergi dengan pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, TNI/Polri, serta instansi teknis lainnya. Koordinasi lintas sektor ini penting untuk mengantisipasi potensi hambatan dalam distribusi, seperti cuaca ekstrem, kemacetan lalu lintas, hingga gangguan teknis.
“Kami melakukan koordinasi rutin dengan stakeholder, terutama dalam periode krusial seperti Lebaran. Sinergi ini memastikan distribusi energi tetap berjalan lancar dan masyarakat dapat menikmati suasana Idulfitri tanpa kekhawatiran soal ketersediaan BBM maupun LPG,” ujar Bayu.
Komitmen Energi untuk Negeri
Dengan dukungan teknologi digital, kesiapan armada dan infrastruktur, serta sistem pengawasan 24 jam melalui Satgas RAFI 2025, PET menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengelolaan rantai pasok energi yang efisien, aman, dan andal.
“Energi adalah kebutuhan dasar masyarakat. Oleh karena itu, kami tidak hanya bertanggung jawab untuk menyalurkan, tapi juga memastikan bahwa kualitas, keselamatan, dan keandalan tetap terjaga dalam setiap proses distribusi,” tutup Bayu.