Penyeberangan

Puncak Arus Balik Lebaran 2025, Penyeberangan Bakauheni-Merak Diterapkan Satu Arah demi Kelancaran

Puncak Arus Balik Lebaran 2025, Penyeberangan Bakauheni-Merak Diterapkan Satu Arah demi Kelancaran
Puncak Arus Balik Lebaran 2025, Penyeberangan Bakauheni-Merak Diterapkan Satu Arah demi Kelancaran

JAKARTA - Puncak arus balik Lebaran 2025 yang berlangsung menunjukkan pergerakan kendaraan yang signifikan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menerapkan strategi khusus untuk menghindari kemacetan parah, yaitu sistem Tiba Bongkar Berangkat (TBB), sebagai upaya mengurai kepadatan kendaraan menuju Pelabuhan Merak, Banten.

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyatakan bahwa penerapan sistem TBB terbukti efektif dalam mempercepat proses penyeberangan kendaraan dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa. Dalam sistem ini, kapal yang telah selesai membongkar muatan di Pelabuhan Merak langsung kembali ke Pelabuhan Bakauheni tanpa perlu menunggu untuk mengisi muatan baru. Sistem ini dirancang untuk menciptakan alur pergerakan satu arah, layaknya sistem one way di jalan tol selama arus mudik dan balik.

“Kalau di tol ada sistem one way, TBB adalah konsep one way untuk penyeberangan. Perhatian kami adalah memastikan akomodasi secara cepat sehingga tidak terjadi penumpukan,” ujar Dudy saat meninjau langsung arus balik di Pelabuhan Bakauheni.

Kendaraan Menyeberang Capai 41 Ribu Unit

Menurut data dari PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, sebanyak 41.073 unit kendaraan tercatat menyeberang selama periode puncak arus balik dalam waktu 24 jam. Jumlah ini terdiri dari berbagai jenis kendaraan, mulai dari sepeda motor, mobil pribadi, hingga kendaraan berat.

General Manager PT ASDP Cabang Bakauheni, Syamsudin, menjelaskan secara rinci komposisi kendaraan yang menyeberang pada akhir pekan tersebut.

"Untuk roda dua sebanyak 20.079 motor, roda empat 19.208 mobil, bus 683, dan truk 1.103, jadi total keseluruhan kendaraan yang menyeberang pada puncak arus balik sebanyak 41.073 unit," ungkap Syamsudin dalam keterangannya.

Lonjakan jumlah kendaraan tersebut menjadi perhatian utama pemerintah, mengingat arus balik biasanya lebih padat dibandingkan arus mudik. Banyak pemudik memilih menunda kepulangan hingga hari terakhir masa libur Lebaran, yang menyebabkan antrean panjang di sejumlah titik penyeberangan strategis seperti Bakauheni-Merak.

Sistem TBB Dinilai Efisien Kurangi Antrean

Menteri Dudy menegaskan bahwa sistem TBB menjadi salah satu solusi jangka pendek yang cukup berhasil untuk mengurai kemacetan di pelabuhan penyeberangan. Kapal yang tidak perlu menunggu muatan membuat waktu tempuh antara dua pelabuhan utama ini menjadi lebih efisien. Dengan pengurangan waktu tunggu, arus kendaraan menjadi lebih lancar.

"Konsep ini adalah bentuk antisipasi terhadap lonjakan arus balik. Kami ingin memastikan seluruh pemudik dapat kembali ke tempat asal dengan aman dan nyaman," lanjut Dudy.

Penerapan sistem ini juga meminimalkan potensi penumpukan kendaraan di area pelabuhan, yang berisiko menyebabkan kemacetan panjang hingga ke jalan tol atau jalur nasional sekitar pelabuhan.

Koordinasi Antarlembaga untuk Kelancaran Arus Balik

Keberhasilan sistem TBB tidak lepas dari kerja sama lintas sektor antara Kementerian Perhubungan, PT ASDP, dan aparat keamanan. Personel dari TNI-Polri juga diterjunkan untuk membantu pengaturan lalu lintas di sekitar area pelabuhan dan akses masuk tol.

Langkah ini dinilai penting agar pengendara mendapatkan informasi yang jelas dan tidak mengalami kebingungan selama proses penyeberangan. Sistem informasi berbasis digital juga digunakan untuk membantu pengemudi mendapatkan jadwal keberangkatan kapal secara real-time, termasuk estimasi waktu tunggu.

Pengelolaan Arus Balik Mendatang

Pemerintah berharap sistem seperti TBB dapat diterapkan secara berkala setiap musim mudik dan arus balik, dengan peningkatan infrastruktur dan integrasi layanan berbasis digital yang lebih luas. Langkah ini dianggap penting agar kegiatan penyeberangan antara Jawa dan Sumatera tidak mengalami hambatan signifikan meskipun terjadi lonjakan volume kendaraan.

Dengan lonjakan kendaraan yang signifikan namun tetap terkendali, arus balik Lebaran 2025 melalui Pelabuhan Bakauheni menuju Merak menjadi salah satu contoh sukses pelaksanaan manajemen transportasi terintegrasi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index