Industri

Indonesia Siap Jadi Pusat Industri Kreatif ASEAN, Targetkan 27 Juta Lapangan Kerja Baru

Indonesia Siap Jadi Pusat Industri Kreatif ASEAN, Targetkan 27 Juta Lapangan Kerja Baru
Indonesia Siap Jadi Pusat Industri Kreatif ASEAN, Targetkan 27 Juta Lapangan Kerja Baru

JAKARTA  — Indonesia terus mengukuhkan posisinya sebagai kekuatan utama dalam industri kreatif di kawasan Asia Tenggara. Dengan dukungan dari 17 subsektor ekonomi kreatif (ekraf) yang terus berkembang, pemerintah Indonesia menyiapkan strategi besar untuk menjadikan Tanah Air sebagai destinasi utama ekraf di kawasan ASEAN.

Langkah ini ditandai dengan kolaborasi strategis antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, yang bertujuan memperkuat ekosistem ekraf melalui peningkatan infrastruktur, inovasi teknologi, dan kapitalisasi kekayaan intelektual lokal.

Kolaborasi KEK Singhasari dan Kemenparekraf: Dorong Ekosistem Ekraf yang Kompetitif

Dalam audiensi yang digelar di Jakarta, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky menegaskan bahwa kerja sama dengan KEK Singhasari merupakan bagian penting dari peta jalan menuju Indonesia sebagai pusat ekonomi kreatif regional.

“Kolaborasi Kementerian Ekraf/Badan Ekraf dan KEK Singhasari bertujuan meningkatkan kapitalisasi ekosistem ekonomi kreatif dan menjadikan Indonesia destinasi utama ekonomi kreatif di Asia Tenggara,” tegas Riefky.

Kerja sama ini mencakup pengembangan infrastruktur produksi, penyediaan inkubator bisnis, pelatihan keterampilan digital, hingga promosi bersama untuk menarik investasi global ke dalam sektor kreatif nasional.

David Santoso, CEO PT Intelegensia Grahatama yang bertindak sebagai Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Singhasari, menyambut antusias sinergi strategis ini.

“Kolaborasi Kemenekraf dan KEK Singhasari diharap dapat bawa IP lokal ke kancah internasional dan capai target pertumbuhan ekonomi 8%,” ujar David.

KEK Singhasari sendiri telah menjadi katalis pengembangan ekonomi digital dan teknologi kreatif di wilayah Jawa Timur, dengan fokus pada pengembangan animasi, aplikasi, dan game digital.

Target Ambisius: 27 Juta Lapangan Kerja dalam Lima Tahun

Tak hanya menyasar pertumbuhan ekonomi, strategi pengembangan sektor kreatif ini juga dirancang untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Kemenparekraf menargetkan penciptaan 27 juta lapangan kerja baru dalam lima tahun ke depan, khususnya bagi generasi muda yang semakin melek digital.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, mendampingi Riefky dalam menyampaikan rencana tersebut sebagai wujud kontribusi nyata ekraf terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Fokus kami tidak hanya pada pertumbuhan, tapi juga pada kualitas lapangan kerja yang tersedia. Ekraf harus menjadi ladang karier yang menjanjikan bagi anak muda Indonesia,” ungkap Irene.

Pengembangan subsektor dilakukan melalui pendekatan hexahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, media, dan investor. Pendekatan ini diharapkan mampu membangun ekosistem yang solid dan berkelanjutan.

Daerah sebagai Motor Baru Ekonomi Kreatif

Ambisi besar ini juga mencakup peran penting daerah sebagai "the new engine of growth". Pemerintah mendorong daerah-daerah untuk mereplikasi model kerja sama seperti yang dilakukan KEK Singhasari. Dengan demikian, industri kreatif tidak hanya tumbuh di pusat-pusat urban tetapi juga merata ke seluruh wilayah Indonesia.

Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi, Muhammad Neil El Himam, bersama Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif, Cecep Rukendi, turut menyatakan dukungan terhadap upaya percepatan digitalisasi sektor kreatif.

“Inovasi dan digitalisasi akan menjadi kunci transformasi ekraf Indonesia ke depan. Kita ingin anak-anak muda punya peluang yang besar di industri ini,” ujar Neil El Himam.

Sementara Cecep menambahkan bahwa pendekatan berbasis teknologi akan memperkuat daya saing subsektor kreatif Indonesia di pasar global.

Indonesia Menuju Ibu Kota Ekraf ASEAN

Dengan strategi yang menyentuh berbagai aspek  mulai dari hulu ke hilir  Indonesia menargetkan posisi sebagai ibu kota ekonomi kreatif ASEAN. Dukungan terhadap kekayaan intelektual lokal, promosi lintas negara, hingga pelatihan berkelanjutan jadi langkah konkret menuju cita-cita tersebut.

Melalui kolaborasi lintas sektor, digitalisasi menyeluruh, dan investasi pada sumber daya manusia, Indonesia kini siap menapaki jalan menuju dominasi kreatif di Asia Tenggara.

Jika langkah ini berlanjut dan direplikasi secara nasional, tak mustahil Indonesia akan menjadi pusat gravitasi industri kreatif ASEAN  tempat lahirnya inovasi, talenta, dan ekonomi baru berbasis ide serta budaya lokal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index