Penerbangan

Penerbangan dari Bali dan Surabaya Terbanyak Alami Delay di Bandara Halim Perdanakusuma pada Arus Balik Lebaran 2025

Penerbangan dari Bali dan Surabaya Terbanyak Alami Delay di Bandara Halim Perdanakusuma pada Arus Balik Lebaran 2025
Penerbangan dari Bali dan Surabaya Terbanyak Alami Delay di Bandara Halim Perdanakusuma pada Arus Balik Lebaran 2025

JAKARTA - Pengelola Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, mengungkapkan bahwa penerbangan yang berasal dari Denpasar, Bali dan Surabaya, Jawa Timur, menjadi yang paling sering mengalami penundaan (delay) pada periode arus balik Lebaran 2025. Menurut informasi yang dihimpun, faktor utama penyebab terjadinya delay adalah cuaca buruk yang melanda sejumlah wilayah, termasuk di sekitar bandara.

"Selama arus balik ini, kebanyakan penerbangan dari Denpasar dan Surabaya yang mengalami delay. Terkait persoalan cuaca buruk saja sih," kata Rangga Mahardhika, Pengawas Posko Terpadu Angkutan Udara Lebaran Tahun 2025/1446 Hijriyah, yang ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma.

Rangga menambahkan bahwa penundaan penerbangan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi pesawat yang tidak memungkinkan untuk terbang dan cuaca buruk. "Kalau delay itu memang ada beberapa faktor, pertama dari keadaan pesawat atau cuaca buruk," ujarnya. Cuaca yang buruk, seperti hujan lebat atau kabut tebal, menjadi faktor utama yang mempengaruhi kelancaran penerbangan, sehingga maskapai harus menunda keberangkatan demi keselamatan penumpang dan kru pesawat.

Di samping masalah cuaca, Rangga juga menjelaskan bahwa sejumlah masalah teknis pada pesawat turut berkontribusi pada terjadinya penundaan. Untuk mengatasi masalah ini, pihak pengelola Bandara Halim Perdanakusuma terus berkoordinasi dengan maskapai penerbangan agar pesawat yang digunakan dalam kondisi optimal. "Jadi memang pesawat banyak bermasalah, makanya kami tekankan ke maskapai kalau ada masalah mending delay atau ganti pesawat, jangan dipaksa daripada kenapa-kenapa di atas mending delay," tegasnya.

Meski banyak penerbangan mengalami penundaan, Rangga menekankan pentingnya keselamatan sebagai prioritas utama dalam operasional penerbangan. Menurutnya, lebih baik menunda keberangkatan atau mengganti pesawat daripada memaksakan penerbangan yang berpotensi membahayakan.

Selain itu, Rangga juga menyampaikan bahwa tren jumlah penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma selama arus balik Lebaran 2025 mengalami penurunan sekitar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Puncak arus balik Lebaran tahun ini tercatat pada Sabtu dan Ahad, dengan jumlah penumpang yang menurun signifikan. Pada tahun 2024, jumlah penumpang mencapai sekitar 15.000 orang, sementara pada tahun ini hanya sekitar 11.000 orang.

Penurunan jumlah penumpang ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kenaikan harga tiket pesawat terbang yang mempengaruhi keputusan banyak pemudik. Selain itu, banyak pemudik yang memilih untuk menggunakan jalur darat sebagai alternatif transportasi, mengingat kemacetan yang terjadi di jalur penerbangan dan harga tiket yang lebih tinggi dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.

"Salah satu faktor penurunan ini adalah tingginya harga tiket pesawat, yang membuat banyak orang beralih ke transportasi darat," ujar Rangga. Meskipun demikian, Bandara Halim Perdanakusuma tetap menjalankan operasi dengan penuh perhatian dan kewaspadaan, berupaya memberikan kenyamanan bagi para penumpang meskipun harus menghadapi tantangan cuaca dan penurunan jumlah penumpang.

Dalam hal kota tujuan, beberapa kota yang paling banyak dituju oleh penumpang dari Jakarta selama libur Lebaran 2025 ini adalah Surabaya (Jawa Timur), Denpasar (Bali), Palembang (Sumatera Selatan), Padang (Sumatera Barat), dan Kualanamu (Sumatera Utara). Kota-kota tersebut masih menjadi destinasi utama bagi para pemudik yang ingin kembali ke kampung halaman atau melanjutkan perjalanan setelah Lebaran.

Meskipun terdapat penurunan jumlah penumpang, pengelola Bandara Halim Perdanakusuma tetap berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi penumpang. Dengan segala tantangan yang ada, mereka berusaha menjaga kelancaran operasional bandara dan memastikan keselamatan serta kenyamanan penumpang selama arus balik Lebaran ini. Rangga juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan maskapai untuk mengantisipasi dan mengatasi potensi kendala yang mungkin timbul.

Dengan adanya kejadian penundaan penerbangan ini, para calon penumpang diharapkan lebih bersabar dan memahami bahwa keselamatan menjadi prioritas utama dalam setiap penerbangan. Bagi mereka yang masih dalam perjalanan atau berencana melakukan penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma, disarankan untuk selalu memeriksa jadwal terbaru dari maskapai penerbangan masing-masing dan mengikuti perkembangan terkait kondisi cuaca di sekitar bandara.

Secara keseluruhan, meskipun cuaca buruk dan penurunan jumlah penumpang menjadi tantangan, Bandara Halim Perdanakusuma tetap berupaya memberikan layanan yang optimal untuk mendukung kelancaran arus balik Lebaran 2025. Pihak pengelola bandara berharap agar masyarakat tetap bisa menikmati perjalanan dengan aman dan nyaman, sembari tetap menjaga protokol keselamatan yang ada.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index