JAKRTA – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan RI memastikan bahwa arus balik Lebaran 2025 dari Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak berjalan lancar berkat penerapan sistem Tiba Bongkar Berangkat (TBB). Sistem ini diterapkan saat puncak arus balik pada Minggu, 6 April 2025, dan terbukti mampu mengurai antrean panjang kendaraan yang hendak menyeberang dari Pulau Sumatera menuju Pulau Jawa.
Menteri Perhubungan RI, Dudy Purwagandhi, mengatakan bahwa sistem TBB memberikan solusi konkret untuk mempercepat mobilitas kendaraan di lintasan penyeberangan tersibuk nasional itu. Dengan sistem ini, kapal yang tiba di Pelabuhan Merak dan selesai menurunkan penumpang serta kendaraan, langsung kembali menuju Pelabuhan Bakauheni tanpa harus menunggu antrean muatan di pelabuhan keberangkatan.
“Kalau di jalan tol kita mengenal sistem one way, maka sistem TBB ini adalah bentuk one way dalam moda penyeberangan laut. Ini sangat membantu mempercepat pergerakan kendaraan dan menghindari penumpukan di pelabuhan,” kata Menhub Dudy saat meninjau langsung kondisi arus balik di Pelabuhan Bakauheni.
Lonjakan Kendaraan pada Puncak Arus Balik
Data yang dirilis PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Bakauheni menunjukkan lonjakan signifikan kendaraan yang menyeberang selama 24 jam, yakni dari Sabtu hingga Minggu kemarin. Tercatat total 41.073 unit kendaraan telah diseberangkan ke Pelabuhan Merak, dengan rincian:
-Kendaraan roda dua: 20.079 unit
-Kendaraan roda empat: 19.208 unit
-Bus: 683 unit
-Truk: 1.103 unit
General Manager PT ASDP Cabang Bakauheni, Syamsudin, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengantisipasi puncak arus balik ini dengan menambah jumlah kapal yang beroperasi serta mengoptimalkan dermaga yang ada. Ia memastikan bahwa layanan penyeberangan tetap berjalan lancar dan aman bagi seluruh pengguna jasa.
“Untuk puncak arus balik ini, kami mencatat lebih dari 41 ribu kendaraan yang menyeberang hanya dalam satu hari. Ini jumlah yang cukup besar, namun bisa kami tangani dengan baik berkat kerja sama seluruh pihak, termasuk TNI, Polri, serta Kementerian Perhubungan,” jelas Syamsudin.
TBB: Inovasi Transportasi Laut Saat Peak Season
Penerapan sistem Tiba Bongkar Berangkat merupakan langkah taktis pemerintah untuk memperlancar arus balik yang menjadi momok tahunan saat mudik Lebaran. Sistem ini dirancang agar kapal ferry tidak perlu menunggu terlalu lama di pelabuhan keberangkatan sehingga frekuensi pelayaran dapat meningkat.
Dengan TBB, kapal yang selesai menurunkan muatan di Merak segera kembali ke Bakauheni dalam keadaan kosong, sehingga antrean kendaraan dari arah Sumatera dapat segera diangkut. Proses loading dan unloading menjadi lebih efisien karena tidak lagi bergantung pada siklus muat penuh.
“Perhatian kami adalah memastikan akomodasi secara cepat, sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan di pelabuhan. Alhamdulillah, sistem ini berjalan cukup baik di lapangan,” tambah Menhub Dudy.
Koordinasi Lintas Instansi
Keberhasilan sistem TBB dalam mengurai kepadatan tak lepas dari koordinasi intensif yang dilakukan antara ASDP, Ditjen Perhubungan Darat, operator kapal, serta aparat keamanan. Di lapangan, petugas dari Polri dan TNI juga diturunkan untuk mengatur lalu lintas kendaraan menuju pelabuhan serta memastikan keamanan selama proses penyeberangan.
Pihak ASDP juga melakukan pengaturan jadwal keberangkatan kapal secara fleksibel menyesuaikan dengan kondisi antrean kendaraan di dermaga. Hal ini untuk memastikan tidak ada kapal yang menganggur atau tertunda keberangkatannya karena menunggu muatan.
“Fleksibilitas operasional sangat penting dalam menghadapi arus balik. Saat volume kendaraan tinggi seperti ini, semua harus bergerak cepat, terkoordinasi, dan tidak boleh ada yang stagnan,” ujar Syamsudin.
Antrean Minim, Layanan Lancar
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang kerap diwarnai antrean panjang hingga belasan jam, pelaksanaan arus balik 2025 ini terbilang jauh lebih terkendali. Bahkan, berdasarkan pantauan visual di Pelabuhan Bakauheni pada Minggu malam, antrean kendaraan hanya berada dalam kisaran 1-2 jam sebelum bisa naik ke kapal.
Para pemudik pun mengaku cukup puas dengan layanan penyeberangan kali ini. Suasana tertib dan pelayanan yang cepat membuat pengalaman balik ke Jawa menjadi lebih nyaman.
“Biasanya saya antre bisa sampai malam, tapi sekarang lebih cepat. Begitu masuk pelabuhan, tidak lama langsung diarahkan ke kapal,” ujar Hendri, salah satu pemudik asal Bandar Lampung yang hendak kembali ke Serang, Banten.
Penyeberangan Hanya Satu Arah
Dalam skenario khusus puncak arus balik, penyeberangan dari Bakauheni ke Merak diberlakukan satu arah atau one way. Artinya, arus penyeberangan dari arah sebaliknya—dari Merak ke Bakauheni—dibatasi secara ketat agar tidak mengganggu kelancaran arus kendaraan yang hendak balik dari Sumatera.
Hal ini dilakukan untuk menekan waktu tunggu di pelabuhan dan memprioritaskan kendaraan yang lebih padat dari arah Sumatera menuju Jawa.
Imbauan kepada Pemudik
Kementerian Perhubungan dan ASDP mengimbau kepada para pemudik yang belum kembali agar merencanakan perjalanan dengan baik dan memanfaatkan layanan pemesanan tiket secara daring melalui aplikasi Ferizy. Hal ini penting untuk menghindari kepadatan di pelabuhan dan memastikan jadwal keberangkatan yang tertata.
Selain itu, para pengguna jasa diingatkan untuk hadir di pelabuhan sesuai dengan jadwal yang tertera di tiket, tidak terlalu dini maupun terlambat, guna menjaga efisiensi lalu lintas kendaraan dan tidak menambah antrean yang tidak perlu.