Investasi

Prospek Cerah Saham BBRI dan BREN: IHSG Diprediksi Bergerak Mixed Usai Libur Lebaran 2025

Prospek Cerah Saham BBRI dan BREN: IHSG Diprediksi Bergerak Mixed Usai Libur Lebaran 2025

JAKARTA - Pasar saham Indonesia bersiap menghadapi hari pertama perdagangan setelah libur panjang Lebaran 2025 dengan ekspektasi yang cermat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak mixed atau beragam pada Selasa, 8 April 2025, dengan kisaran pergerakan yang cukup lebar. Peluang ini memberikan ruang bagi para investor untuk mencermati saham-saham unggulan seperti BBRI dan BREN yang dinilai memiliki potensi cuan di tengah dinamika pasar yang fluktuatif.

Dalam laporan riset terbaru dari WH Project, disebutkan bahwa IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang 6.410 hingga 6.574 pada pembukaan kembali Bursa Efek Indonesia (BEI). Proyeksi ini mencerminkan pandangan yang moderat terhadap arah pasar, dengan mempertimbangkan berbagai faktor eksternal maupun domestik yang memengaruhi sentimen investor.

"Kami memproyeksikan IHSG Selasa 8 April 2025 berpotensi bergerak mixed dalam range 6.410-6.574," demikian tulis tim riset WH Project, dikutip Minggu 6 April 2025.

Kinerja IHSG Sebelum Libur Panjang

Sebagai catatan, pada perdagangan terakhir sebelum libur Lebaran, Kamis 27 Maret 2025, IHSG ditutup menguat 0,59 persen ke level 6.510,62. Lonjakan ini menunjukkan bahwa pasar sempat merespons positif berbagai sentimen menjelang penutupan sementara bursa. Nilai transaksi yang tercatat pun cukup tinggi, mencapai Rp11,02 triliun di seluruh pasar.

Salah satu faktor yang menopang penguatan IHSG adalah aksi beli bersih atau net buy yang dilakukan oleh investor asing. Selama periode tersebut, terjadi net buy asing senilai Rp518 miliar, mencerminkan kepercayaan investor global terhadap stabilitas pasar keuangan Indonesia, meskipun dinamika global seperti kebijakan suku bunga dan tensi geopolitik masih menjadi perhatian utama.

Namun demikian, tidak semua saham menikmati aliran dana segar dari investor asing. Saham-saham perbankan besar seperti BBRI, BMRI, serta emiten lainnya seperti ASII, BFIN, dan CLEO justru mengalami tekanan jual atau net sell terbesar dalam periode tersebut. Tekanan ini memberikan indikasi bahwa sebagian investor memilih melakukan aksi ambil untung (profit taking) menjelang libur panjang.

Saham-Saham Penopang dan Penekan IHSG

Dalam data statistik dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham yang sebelumnya menjadi penekan atau laggards bagi IHSG adalah TLKM, ICBP, BBCA, CPIN, dan TOWR. Kinerja negatif dari saham-saham ini memberi beban bagi pergerakan indeks, terutama saham sektor telekomunikasi dan konsumer yang mengalami tekanan jual signifikan.

Sebaliknya, saham-saham yang berkontribusi positif sebagai leaders penggerak IHSG antara lain BBRI, AMMN, ASII, BMRI, dan PANI. Kinerja impresif dari saham-saham ini menjadi katalis positif bagi IHSG menjelang penutupan perdagangan sebelum libur.

BBRI, sebagai salah satu saham yang paling diperhatikan, menunjukkan volatilitas menarik. Meski sempat menjadi salah satu saham dengan net sell terbesar, BBRI tetap menjadi leader dalam penggerak indeks. Hal ini menandakan adanya optimisme jangka panjang terhadap kinerja perbankan nasional, khususnya bank-bank yang fokus pada segmen mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Peluang Investasi: Fokus pada Saham BBRI dan BREN

Mencermati proyeksi pasar pekan ini, analis pasar modal memandang saham BBRI dan BREN sebagai dua emiten yang layak diperhatikan oleh para investor. Saham BBRI, dengan fundamental yang kuat serta prospek pertumbuhan kredit UMKM yang positif, dianggap memiliki peluang rebound setelah tekanan jual sebelumnya.

BBRI juga dinilai akan diuntungkan dari tren pemulihan ekonomi domestik pasca-Lebaran, terutama dengan meningkatnya aktivitas konsumsi dan distribusi yang biasanya terjadi pada periode pasca-liburan.

Sementara itu, saham BREN juga menarik perhatian pelaku pasar. Dengan fokus pada sektor energi terbarukan dan transisi energi bersih yang didorong oleh pemerintah, BREN diperkirakan akan terus diminati seiring meningkatnya kesadaran terhadap investasi berkelanjutan.

Kedua saham ini menjadi primadona bagi investor yang mencari keseimbangan antara potensi pertumbuhan jangka menengah-panjang dan momentum jangka pendek dari fluktuasi pasar.

Sentimen Penggerak Pasar Pekan Ini

Selain faktor teknikal dan fundamental saham-saham tertentu, pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi oleh beberapa sentimen eksternal. Dinamika kebijakan suku bunga global, pergerakan harga komoditas, serta tensi geopolitik yang terus memanas menjadi variabel penting yang diperhitungkan oleh para pelaku pasar.

Di dalam negeri, para investor juga akan mencermati rilis data ekonomi terbaru seperti inflasi, cadangan devisa, serta perkembangan kebijakan pemerintah pasca-Lebaran yang dapat memengaruhi arah pasar ke depan.

"Sentimen positif dari stabilitas politik dan prospek pertumbuhan ekonomi domestik pasca-liburan akan menjadi katalis penting bagi pergerakan IHSG," tulis WH Project dalam risetnya.

Dengan demikian, meskipun proyeksi pergerakan IHSG bersifat mixed, peluang investasi tetap terbuka lebar, terutama bagi investor yang jeli memanfaatkan volatilitas pasar untuk masuk di harga terbaik.

Hari pertama perdagangan bursa pasca-Lebaran 2025 diperkirakan akan diwarnai dengan pergerakan IHSG yang variatif dalam rentang 6.410–6.574. Di tengah volatilitas pasar yang diprediksi terjadi, saham-saham seperti BBRI dan BREN menjadi pilihan menarik bagi para investor yang ingin memanfaatkan peluang cuan.

Kinerja pasar sebelum libur panjang yang ditandai dengan penguatan IHSG dan aksi net buy asing memberikan sinyal positif bahwa pasar domestik masih diminati. Kendati demikian, tekanan jual pada saham-saham tertentu menjadi pengingat bahwa kehati-hatian tetap diperlukan.

Investor disarankan untuk terus memantau perkembangan pasar serta berita-berita ekonomi terbaru guna mengambil keputusan investasi yang tepat. Seiring dengan prospek pemulihan ekonomi nasional, serta upaya pemerintah dalam mendorong investasi berkelanjutan, peluang untuk meraih keuntungan di pasar saham Indonesia tetap terbuka lebar.

"Kami memproyeksikan IHSG Selasa 8 April 2025 berpotensi bergerak mixed dalam range 6.410-6.574," pungkas riset WH Project, memberi gambaran bagi para pelaku pasar dalam menghadapi dinamika perdagangan pekan ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index