JAKARTA - Indonesia terus berupaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 melalui berbagai inisiatif, termasuk percepatan adopsi kendaraan listrik dan pemanfaatan energi terbarukan. Namun, di balik ambisi tersebut, tantangan pengolahan limbah menjadi sorotan utama yang perlu diatasi demi mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan.?
Lonjakan Penjualan Mobil Listrik
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan peningkatan signifikan dalam penjualan mobil listrik di Indonesia. Sepanjang Januari hingga Agustus 2024, penjualan wholesales mobil listrik mencapai 23.045 unit, meningkat 177,32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 8.310 unit. Mobil listrik kini berkontribusi 4,11% terhadap total penjualan wholesales mobil nasional yang berjumlah 560.619 unit hingga Agustus 2024. ?
Peningkatan ini didukung oleh kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai bagian dari strategi mencapai NZE. Namun, lonjakan ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai pengelolaan limbah baterai kendaraan listrik di masa depan.?
Tantangan Pengolahan Limbah dalam Transisi Energi
Transisi menuju energi hijau tidak hanya melibatkan penggantian sumber energi fosil dengan energi terbarukan, tetapi juga penanganan limbah yang dihasilkan dari proses tersebut. Salah satu tantangan utama adalah pengelolaan limbah baterai dari kendaraan listrik yang memiliki potensi mencemari lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.?
Selain itu, proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik di 10 kota besar di Indonesia harus dipastikan tidak mencemari udara dan tanah. Data menunjukkan bahwa 45% proyek strategis nasional berkaitan langsung dengan eksploitasi sumber daya alam, sementara 30% berpotensi menyebabkan deforestasi atau degradasi lingkungan. ?
Inisiatif Pengelolaan Limbah oleh Sektor Swasta
Beberapa perusahaan swasta telah mengambil langkah proaktif dalam mengelola limbah sebagai bagian dari komitmen mereka terhadap energi hijau. Misalnya, Waste4Change, perusahaan rintisan penyedia jasa pengelolaan sampah, terlibat dalam proyek pemilahan sampah senilai Rp250 miliar dengan menggandeng tujuh perusahaan. Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong investasi hijau yang berkelanjutan di masa mendatang. ?
Selain itu, Mercure Jakarta Cikini telah menerapkan sistem pemilahan sampah yang ketat. Limbah organik dari dapur dan operasional hotel diproses menjadi pakan maggot dan dikomposkan menjadi pupuk yang digunakan untuk tanaman di hotel. Arimbi Dewi Margono, Marketing Communication Manager Mercure Jakarta Cikini, menyatakan, "Kami ingin memastikan bahwa pengelolaan sampah bukan sekadar wacana, tetapi menjadi kebiasaan yang berkelanjutan." ?
Pemanfaatan Limbah sebagai Sumber Energi
Di sektor industri, upaya pengolahan limbah menjadi energi juga terus berkembang. Perusahaan pulp dan kertas seperti APRIL Group memanfaatkan sludge, limbah dari pengolahan air limbah, untuk digunakan kembali sebagai sumber energi dalam operasional pabrik. Langkah ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga mendukung efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon.
Peran Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai regulasi untuk mendukung transisi energi hijau, termasuk Peraturan Presiden No.55/2019 yang kemudian direvisi melalui Peraturan Presiden No.79/2023 untuk mendorong pertumbuhan kendaraan listrik. Namun, implementasi kebijakan ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan masyarakat.?
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung pengelolaan limbah yang berkelanjutan. Kesadaran akan pentingnya memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan mendukung produk ramah lingkungan dapat membantu mengurangi beban limbah yang dihasilkan.?
Ambisi Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 melalui adopsi energi hijau dan kendaraan listrik menunjukkan progres yang signifikan. Namun, tantangan dalam pengelolaan limbah, terutama limbah baterai dan sampah organik, memerlukan perhatian serius. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam memastikan transisi energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.