JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menunjukkan kesiapannya dalam mendukung arus mudik Lebaran 2025 dengan mengoptimalkan pemanfaatan kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang telah dialokasikan pemerintah. Peningkatan alokasi BBM subsidi ini menjadi pendorong utama bagi KAI untuk meningkatkan kualitas layanan selama masa angkutan Lebaran yang berlangsung dari 21 Maret hingga 11 April 2025.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyampaikan bahwa pemerintah melalui BPH Migas telah menetapkan alokasi BBM subsidi sebesar 209.809 kiloliter (KL) untuk operasional KAI tahun 2025. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 13.156 KL atau sekitar 6,7 persen dibandingkan tahun 2024 yang hanya sebesar 196.653 KL. “Hal tersebut menunjukkan perhatian besar terhadap kelancaran operasional transportasi kereta api di Indonesia, yang memberikan manfaat bagi banyak masyarakat, terutama pada momen mudik Lebaran ini,” ujar Anne.
BBM subsidi tersebut akan digunakan untuk operasional kereta api, baik untuk angkutan penumpang maupun barang, guna memastikan layanan tetap berjalan optimal selama periode dengan volume perjalanan tertinggi dalam setahun. Anne menambahkan, peningkatan kuota ini mencerminkan kepercayaan pemerintah terhadap moda transportasi kereta api yang dikenal efisien dan ramah lingkungan. Dalam pengelolaannya, KAI juga berkomitmen menjaga prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG), dengan menjunjung tinggi transparansi, akuntabilitas, serta efisiensi dalam pendistribusian subsidi.
Menjelang puncak arus balik Lebaran, KAI mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah penumpang. Hingga 4 April 2025 pukul 07.00 WIB, KAI telah menjual 4.003.411 tiket atau sekitar 87 persen dari total kapasitas tempat duduk yang disediakan untuk masa angkutan Lebaran. Dari jumlah tersebut, 3.431.436 tiket merupakan perjalanan dengan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) dan 571.975 tiket untuk KA Lokal.
Menariknya, angka okupansi KAJJ bahkan mencapai 100 persen, menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi ini selama masa mudik dan balik Lebaran. Bahkan, okupansi untuk kategori tiket public service obligation (PSO) atau bersubsidi mencapai 151,27 persen dari total kapasitas, yang dimungkinkan karena adanya sistem penumpang dinamis di mana pengguna kereta naik dan turun di berbagai stasiun sepanjang perjalanan.
Untuk mendukung kelancaran layanan selama periode padat tersebut, KAI telah menyiapkan total kapasitas tempat duduk sebanyak 4.591.510 untuk perjalanan Lebaran tahun ini. Dari total tersebut, sekitar 2.752.310 tempat duduk atau hampir 60 persen disediakan untuk kelas ekonomi yang lebih terjangkau bagi masyarakat. “Penyediaan kapasitas ini merupakan bentuk komitmen KAI dalam mendukung mobilitas masyarakat selama momen Lebaran, dengan tetap mengedepankan keselamatan, ketepatan waktu, dan kenyamanan perjalanan,” jelas Anne.
Tingginya antusiasme masyarakat terhadap moda kereta api terlihat dari lonjakan jumlah penumpang dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan data akumulatif sejak 21 Maret hingga 3 April 2025 pukul 24.00 WIB, tercatat sebanyak 2.829.610 penumpang telah menggunakan layanan KAI. Pada 1 April, jumlah penumpang mencapai 252.898 orang, yang terdiri dari 205.725 pengguna KAJJ dan 47.173 KA Lokal. Angka ini meningkat menjadi 274.186 penumpang pada 2 April, dan sedikit menurun menjadi 274.068 pada 3 April.
Memasuki 4 April, KAI memperkirakan jumlah penumpang akan tetap tinggi dengan total penumpang diprediksi mencapai 227.112 orang, terdiri dari 193.303 pengguna KAJJ dan 33.809 pengguna KA Lokal. Berdasarkan tren ini, diperkirakan jumlah penumpang harian dari 1 hingga 5 April akan melampaui puncak arus mudik yang sebelumnya terjadi pada 28 Maret dengan jumlah 215.564 penumpang.
“KAI memperkirakan puncak arus balik akan terjadi pada 6 April 2025 (H+5) dengan jumlah penumpang mencapai 267.613 orang,” ungkap Anne. Oleh karena itu, KAI mengimbau masyarakat yang belum memiliki tiket untuk segera melakukan pemesanan guna memperoleh jadwal perjalanan yang sesuai dan menghindari kehabisan kursi.
Tak hanya dari sisi jumlah penumpang, KAI juga terus memastikan kesiapan infrastruktur dan operasionalnya. Seluruh armada kereta, stasiun, serta fasilitas penunjang lainnya dipastikan dalam kondisi optimal. Petugas di lapangan juga disiagakan secara penuh untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para pemudik. Selain itu, fasilitas tambahan seperti ruang tunggu, toilet, dan area penjemputan penumpang juga diperbaiki dan diperluas untuk menampung lonjakan pengguna jasa.
Penggunaan BBM subsidi turut menjadi faktor penting dalam mendukung keterjangkauan tarif kereta api. Subsidi ini memungkinkan KAI untuk mempertahankan harga tiket yang relatif murah, sehingga dapat menjangkau masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi. “Tarif kereta api yang lebih murah, salah satunya berkat dukungan BBM subsidi, memungkinkan lebih banyak pelanggan menikmati perjalanan mudik yang nyaman dan efisien tanpa terbebani biaya tinggi,” tutur Anne.
Dengan langkah-langkah strategis yang telah disiapkan, mulai dari pengelolaan subsidi, penambahan kapasitas tempat duduk, peningkatan layanan, hingga pengawasan arus penumpang secara real-time, KAI membuktikan diri sebagai moda transportasi publik yang paling siap menghadapi arus mudik dan balik Lebaran 2025. Pemerintah pun secara tidak langsung menaruh kepercayaan besar terhadap KAI dalam menjalankan fungsi vital ini, terlebih di tengah meningkatnya kebutuhan mobilitas masyarakat selama periode libur panjang.
Ke depan, KAI berharap dukungan serupa dari pemerintah terus berlanjut agar pelayanan publik dalam sektor transportasi darat bisa terus ditingkatkan. Melalui kolaborasi yang solid antara KAI, BPH Migas, dan pemangku kepentingan lainnya, masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaat transportasi yang tidak hanya efisien dan nyaman, tetapi juga terjangkau dan ramah lingkungan.