JAKARTA - Akhir pekan yang seharusnya menjadi waktu liburan bagi banyak orang di Amerika Serikat dan Kanada berubah menjadi kondisi kacau balau akibat badai musim dingin dahsyat yang melanda wilayah tersebut. Ribuan penerbangan mengalami penundaan dan pembatalan, mengganggu rencana perjalanan ribuan penumpang.
Pada hari Minggu, badai musim dingin menyapu pantai timur Amerika Serikat, berdampak besar pada bandara-bandara utama di New York, Washington DC, Boston, dan Toronto. Data dari FlightAware menunjukkan lebih dari 2.000 penerbangan tertunda hanya di New York dan Washington DC saja, sementara sekitar 850 penerbangan dibatalkan.
Badai ini tidak hanya mengacaukan perjalanan di bandara, tetapi juga membawa dampak cuaca ekstrem di berbagai wilayah. Menurut Layanan Cuaca Nasional, hembusan angin mencapai lebih dari 60 mil per jam di beberapa area, dengan Boston mengalami curah salju hingga enam inci. "Kami melihat hembusan angin yang sangat kuat dan salju lebat, yang mengakibatkan kondisi perjalanan darat dan udara yang sangat sulit," kata seorang pejabat dari Layanan Cuaca Nasional.
Situasi di Midwest juga tidak jauh lebih baik, dengan pusaran kutub yang membawa suhu ekstrem mendekati titik nol Fahrenheit. CBS Chicago melaporkan bahwa suhu yang sangat rendah ini, ditambah dengan angin dingin yang keras, membuat suhu terasa serendah minus 25 derajat Fahrenheit. Chicago O'Hare, salah satu bandara tersibuk di wilayah Midwest, melaporkan sekitar 1.000 penundaan penerbangan, termasuk setengah dari jadwal keberangkatan mereka.
Di Detroit, situasi serupa terjadi dengan dua pertiga penerbangan yang berangkat mengalami penundaan. "Cuaca ekstrim ini benar-benar menempatkan stres luar biasa pada operasi penerbangan kami," kata John Thomas, seorang eksekutif maskapai penerbangan lokal.
Lebih ke selatan, badai petir menghantam Florida sepanjang akhir pekan. Layanan Cuaca Nasional bahkan mengeluarkan peringatan tornado di beberapa bagian negara bagian tersebut. Akibatnya, lebih dari 1.000 penerbangan terkena dampaknya, termasuk sekitar 40% dari penerbangan di Orlando dan sepertiga dari penerbangan di Miami.
Bandara Hartfield-Jackson di Atlanta, yang dikenal sebagai bandara tersibuk di dunia dan menjadi hub utama bagi Delta Air Lines, juga tidak luput dari gangguan. Lebih dari 500 penerbangan mengalami penundaan pada hari Minggu, hampir separuh dari jumlah jadwal yang ada. Angin kencang yang mencapai puncaknya hingga 69 mil per jam juga mengakibatkan kecelakaan fatal di wilayah tersebut, ketika sebuah pohon tumbang dan menimpa sebuah rumah.
Penundaan penerbangan akibat cuaca buruk seperti ini bukan hanya menjengkelkan bagi para penumpang, tetapi juga berdampak signifikan pada operasional maskapai penerbangan. Para ahli memperingatkan bahwa penundaan bisa menimbulkan efek berantai pada jadwal penerbangan yang menyebabkan kekacauan selama berhari-hari. "Ini adalah tantangan besar bagi maskapai penerbangan untuk mengelola armada dan kru mereka dalam kondisi seperti ini," kata seorang analis penerbangan.
Meskipun penundaan masih terjadi hingga Senin pagi, situasi menunjukkan tanda-tanda membaik. Berdasarkan data pada pukul 6:00 pagi ET, hanya sekitar 20 penerbangan dari Toronto Pearson yang masih tertunda, dan kurang dari 10% penerbangan tertunda di sebagian besar bandara di Pantai Timur.
Namun, dampak badai ini menjadi pengingat serius akan tantangan cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi transportasi udara dalam skala besar. "Keamanan penumpang dan staf kami adalah prioritas utama, dan kami bekerja keras untuk meminimalkan gangguan selama kondisi cuaca ekstrem seperti ini," ujar perwakilan dari salah satu maskapai penerbangan utama.
Saat kondisi cuaca kembali normal, pihak maskapai dan otoritas bandara terus berusaha mengembalikan operasi penerbangan ke jadwal semula dan memastikan keselamatan serta kenyamanan penumpang di tengah tantangan cuaca yang belum sepenuhnya reda. Para penumpang diimbau untuk terus memantau informasi terbaru melalui situs web maskapai dan bandara terkait jadwal dan status penerbangan mereka.
Kejadian badai musim dingin ini menunjukkan betapa pentingnya persiapan dan koordinasi antara maskapai penerbangan, otoritas bandara, dan layanan cuaca untuk menghadapi situasi darurat yang dapat mempengaruhi banyak pihak. Semoga dengan peningkatan sistem dan strategi penanganan cuaca ekstrem, risiko dan dampaknya di masa depan dapat diminimalisir.