JAKARTA - Kredit kendaraan bermotor (KKB) kembali menunjukkan daya tariknya sebagai salah satu portofolio pembiayaan yang menjanjikan. Selama paruh pertama tahun 2025, pertumbuhan KKB melaju signifikan seiring meningkatnya mobilitas masyarakat serta permintaan akan kendaraan pribadi dan operasional.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), penyaluran KKB nasional tumbuh sebesar 5,5% secara tahunan (year-on-year/YoY) hingga Juni 2025. Total pembiayaan yang dikucurkan mencapai Rp145,0 triliun, mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp137,6 triliun.
Kondisi ini menjadi angin segar bagi perbankan dan lembaga pembiayaan, termasuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF), yang berhasil mengoptimalkan momentum pasar.
- Baca Juga Bansos PKH dan BPNT Tahap 3 Mulai Cair
Strategi Konsisten BSI Dorong Pertumbuhan KKB
Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, menyampaikan bahwa pada semester I-2025, bisnis pembiayaan kendaraan bermotor BSI mencatat pertumbuhan dua digit, melampaui rata-rata industri. Capaian ini menurutnya merupakan hasil dari strategi berkelanjutan BSI untuk menjaga kualitas dan pertumbuhan pembiayaan secara sehat.
"Di tengah kondisi pasar yang dinamis sekarang ini, BSI mampu menjaga bisnis pembiayaan kendaraan bermotor terus bertumbuh positif dan dengan kualitas yang terjaga," jelas Bob.
Selama ini, BSI mencatat bahwa pembiayaan kendaraan masih didominasi oleh segmen roda empat, baik untuk keperluan konsumtif rumah tangga maupun kendaraan operasional usaha kecil dan menengah (UMKM). Namun, Bob juga menyoroti bahwa pembiayaan untuk kendaraan roda dua turut mengalami peningkatan.
"Baik kendaraan roda empat maupun roda dua sama-sama memiliki segmen pasar yang prospektif," tegasnya.
Melihat tren saat ini, Bob meyakini bahwa bisnis pembiayaan kendaraan bermotor BSI akan terus tumbuh stabil pada semester II-2025, hingga akhir tahun.
CNAF Fokus ke Pembiayaan Mobil Baru dan Bekas
Sejalan dengan BSI, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) juga mencatat pertumbuhan yang cukup solid pada paruh pertama tahun ini. Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, mengungkapkan bahwa penyaluran kredit pembiayaan mobil (KPM) selama semester I-2025 mencapai Rp719,3 miliar, meningkat 7,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp670,2 miliar.
Menurut Ristiawan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh permintaan terhadap kendaraan roda empat, baik baru maupun bekas. Segmentasi pembiayaan CNAF juga lebih menyasar nasabah dari induk usahanya, yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Meski kondisi ekonomi pada semester I-2025 diakui cukup menantang bagi industri otomotif dan pembiayaan, CNAF tetap memandang optimistis terhadap prospek hingga akhir tahun. "Gelaran event yang akan berlangsung seperti GIIAS & IIMS dapat jadi stimulus. CNAF optimistis membidik total penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp9,5 triliun sepanjang tahun 2025," ungkap Ristiawan.
Kinerja BCA Ikut Menyokong Pertumbuhan KKB Nasional
Kinerja penyaluran KKB juga terlihat pada bank besar lainnya seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Hingga Maret 2025, BCA mencatatkan pertumbuhan KKB sebesar 12,3% YoY, dengan total pembiayaan mencapai Rp67,1 triliun. Meskipun belum merilis data kinerja hingga akhir semester pertama, catatan tersebut sudah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pertumbuhan ini sejalan peningkatan kebutuhan dan mobilitas nasabah. Pelaksanaan BCA Expoversary 2025 juga turut mendorong pertumbuhan KKB perusahaan," ujar EVP Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn.
Outlook Positif hingga Akhir Tahun
Pertumbuhan KKB pada paruh pertama tahun 2025 mencerminkan masih tingginya daya beli masyarakat terhadap kendaraan, terutama untuk kebutuhan mobilitas dan usaha. Dukungan dari lembaga pembiayaan dan perbankan, serta promosi agresif dalam berbagai event otomotif, ikut menjadi pendorong meningkatnya penyaluran pembiayaan.
Tren ini juga memperlihatkan bahwa sektor pembiayaan kendaraan menjadi salah satu instrumen penting dalam pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Tidak hanya mencerminkan kebutuhan konsumsi masyarakat, tetapi juga mendukung kegiatan ekonomi produktif, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah.
Dalam waktu dekat, berbagai strategi penguatan dan digitalisasi layanan pembiayaan juga diproyeksikan mampu mendongkrak kinerja lebih lanjut. Jika tren pertumbuhan ini terus terjaga, maka tidak hanya institusi keuangan yang akan menuai hasil, namun juga perekonomian secara umum yang akan mendapat dorongan signifikan.