JAKARTA - Dalam perkembangan terbaru industri transportasi udara Indonesia, rencana ambisius untuk membangun Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta telah dibatalkan. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyatakan bahwa proyek ini diputuskan untuk tidak dilanjutkan berdasarkan kebutuhan saat ini dan pertimbangan efisiensi anggaran.
Keputusan Strategis Demi Efisiensi Dana
Pembangunan Terminal 4 awalnya direncanakan untuk mengakomodasi lonjakan penumpang dalam beberapa tahun ke depan, dengan kapasitas mencapai 45 juta penumpang. Namun, Erick Thohir menilai bahwa dana yang semula dianggarkan sebesar Rp 14 triliun untuk proyek ini dapat dimanfaatkan lebih efektif di area lain. "Kita sudah sampaikan kalau memang belum dibutuhkan, kenapa kita harus lakukan. Itu Rp 14 triliun. Ternyata dengan Rp 1 triliun kita bisa rapikan semua dengan baik. Saya rasa ini efisiensi yang luar biasa," ungkap Erick di depan wartawan di Tangerang, Kamis, 2 Desember 2025.
Keputusan ini juga merupakan bagian dari agenda lebih besar oleh Kementerian BUMN untuk meninjau kembali setiap proyek yang tidak efektif secara biaya. Dengan ini, Erick Thohir kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk menjalankan proyek-proyek BUMN dengan mengedepankan prinsip efisiensi dan dampak maksimal bagi negara.
Alternatif Revitalisasi Terminal yang Ada
Dengan batalnya pembangunan terminal baru, perhatian kini dialihkan pada revitalisasi terminal yang sudah ada. Erick Thohir bersama dengan pihak terkait melihat potensi lain untuk meningkatkan kapasitas dan kenyamanan penumpang tanpa harus membangun dari awal. Sebelumnya, opsi ini memang belum banyak dibahas, namun kini diakui sebagai solusi jitu untuk menjawab kebutuhan yang ada.
Implementasi revitalisasi ini diharapkan dapat mengantisipasi potensi penumpukan penumpang maupun kargo yang sebelumnya dikhawatirkan. Rencana ini sejalan dengan pandangan Muhammad Awaluddin, mantan Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, yang dulu mengatakan bahwa langkah ini dapat menjadi solusi jangka menengah guna menangani backlog penumpang dan memastikan kelancaran arus bandara.
Tanggapan Terhadap Pembatalan Proyek
Pembatalan pembangunan Terminal 4 bukan tanpa alasan. Seiring dengan langkanya dana, pemerintah dan pihak terkait harus memikirkan langkah-langkah alternatif yang lebih ekonomis. Oleh karena itu, kebijakan BUMN untuk merestrukturisasi dan meninjau kembali rencana-rencana besar dinilai sebagai langkah tepat untuk memastikan pengelolaan dana berlangsung secara teliti dan bertanggung jawab.
Para pengamat industri penerbangan juga menyambut baik langkah ini. Mereka menilai bahwa keputusan untuk tidak terburu-buru membangun terminal baru adalah langkah bijaksana di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu.
Dampak Terhadap Ekosistem Bandara Soekarno-Hatta
Bandara Soekarno-Hatta selama ini telah menjadi salah satu bandara tersibuk di dunia, menjadi gerbang utama masuk dan keluarnya jutaan penumpang setiap tahunnya. Meskipun pembangunan terminal baru dianggap dapat mendorong pertumbuhan lebih lanjut, revitalisasi yang direncanakan dapat membantu mempertahankan keunggulan bandara ini tanpa perlu investasi besar-besaran.
Erick Thohir menegaskan bahwa proyek-proyek dengan nilai pengeluaran tinggi harus dievaluasi dengan cermat, terutama jika ada alternatif yang lebih hemat biaya dan efektif. "Setiap proyek harus memberikan manfaat maksimal dengan biaya yang seoptimal mungkin. Ini adalah tanggung jawab kami kepada publik," tutup Erick.
Langkah Menuju Optimalisasi Infrastruktur
Keputusan untuk membatalkan pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta sekaligus membuka peluang bagi para pemangku kebijakan untuk terus mencari solusi inovatif untuk menjawab kebutuhan infrastruktur transportasi udara di Indonesia. Melalui efisiensi dan pengambilan keputusan yang bijaksana, diharapkan pertumbuhan sektor transportasi udara dapat berlanjut dengan lebih terencana, berkelanjutan, dan tentunya menguntungkan bagi masyarakat luas.