Sembako

Harga Sembako Jatim Hari Ini, Telur Ayam Turun, Cabai Rawit Meroket

Harga Sembako Jatim Hari Ini, Telur Ayam Turun, Cabai Rawit Meroket
Harga Sembako Jatim Hari Ini, Telur Ayam Turun, Cabai Rawit Meroket

JAKARTA - Pergerakan harga kebutuhan pokok atau sembako di Jawa Timur mengalami fluktuasi pada pertengahan Juni 2025. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur, harga telur ayam ras mengalami penurunan, sementara harga cabai rawit melonjak signifikan di sejumlah pasar tradisional.

Pantauan di beberapa pasar utama seperti Pasar Tambahrejo, Pasar Wonokromo, dan Pasar Genteng, harga telur ayam yang sebelumnya sempat stabil kini mulai bergerak turun. Pada Kamis, 19 Juni 2025, harga telur ayam ras berada di kisaran Rp26.500 per kilogram, turun dari harga pekan sebelumnya yang menyentuh Rp27.500 per kilogram.

Penurunan harga telur ayam ini salah satunya dipengaruhi oleh mulai stabilnya pasokan dari peternak di berbagai sentra produksi Jawa Timur, seperti Blitar dan Tulungagung. Selain itu, berakhirnya momentum permintaan tinggi pasca Iduladha turut menjadi faktor pendukung turunnya harga.

Kepala Disperindag Jawa Timur, Iwan, menyebut bahwa fluktuasi harga telur ayam ras kali ini masih tergolong dalam batas normal. “Pasokan telur ayam dari sentra produksi dalam kondisi aman. Penurunan harga ini merupakan siklus biasa setelah tingginya permintaan pada momen hari raya,” kata Iwan.

Namun demikian, di sisi lain, harga cabai rawit justru menunjukkan tren kenaikan cukup tajam. Dari pantauan Disperindag, harga cabai rawit merah di beberapa pasar tradisional Surabaya dan sekitarnya kini mencapai kisaran Rp65.000 hingga Rp70.000 per kilogram. Harga tersebut naik drastis dibanding pekan lalu yang masih berada di angka Rp55.000 per kilogram.

Iwan menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk cuaca buruk di beberapa sentra produksi cabai, seperti Kediri, Banyuwangi, dan Malang. Curah hujan yang cukup tinggi beberapa pekan terakhir menyebabkan hasil panen berkurang, sehingga suplai cabai di pasar menjadi terbatas.

“Cuaca yang kurang bersahabat membuat produksi cabai terganggu, sehingga harga mengalami kenaikan. Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi selama beberapa pekan ke depan hingga distribusi kembali lancar,” tambah Iwan.

Tidak hanya telur ayam dan cabai rawit, sejumlah komoditas lainnya juga mengalami perubahan harga. Berikut daftar harga kebutuhan pokok di beberapa pasar tradisional Jawa Timur per Kamis, 19 Juni 2025:

Beras premium: Rp13.500–Rp14.500 per kilogram (stabil)

Gula pasir: Rp16.000 per kilogram (stabil)

Minyak goreng curah: Rp15.000 per liter (stabil)

Daging ayam ras: Rp35.000 per kilogram (naik tipis Rp1.000)

Bawang merah: Rp32.000 per kilogram (stabil)

Bawang putih: Rp34.000 per kilogram (naik Rp2.000)

Cabai merah besar: Rp55.000 per kilogram (naik)

Cabai rawit merah: Rp65.000–Rp70.000 per kilogram (naik)

Telur ayam ras: Rp26.500 per kilogram (turun)

Kondisi harga sembako ini turut menjadi perhatian pedagang dan konsumen. Salah seorang pedagang di Pasar Wonokromo, Siti Mariam, mengatakan bahwa kenaikan harga cabai cukup berdampak pada penjualan. “Biasanya pelanggan beli setengah kilogram, sekarang jadi seperempat. Karena harganya naik terus, kasihan juga pembelinya,” ujar Siti.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Rizky, salah satu pembeli di Pasar Genteng. Ia mengaku harus lebih selektif dalam membeli kebutuhan dapur. “Cabai mahal, ya beli secukupnya saja. Apalagi sekarang harga-harga bahan pokok juga mulai naik sedikit demi sedikit,” katanya.

Sementara itu, untuk mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Disperindag telah menyiapkan sejumlah langkah, termasuk menggelar operasi pasar murah bekerja sama dengan Bulog serta memperkuat jaringan distribusi dari sentra-sentra produksi pangan di wilayah Jawa Timur.

“Kami terus berkoordinasi dengan Bulog dan distributor untuk memastikan stok tetap aman, dan jika diperlukan, operasi pasar akan segera digelar agar harga kembali stabil, terutama untuk komoditas cabai dan kebutuhan pokok lainnya,” ungkap Iwan.

Sebagai tambahan, Disperindag juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aksi borong atau panic buying menyusul kenaikan harga beberapa komoditas. Masyarakat diminta tetap tenang karena pasokan kebutuhan pokok secara umum masih dalam kondisi aman.

Di sisi lain, para petani cabai di sentra produksi Jawa Timur berharap ada bantuan distribusi dan dukungan teknis dari pemerintah untuk meminimalkan kerugian akibat penurunan hasil panen. Salah satu petani cabai di Kediri, Suharto, mengaku hasil panennya kali ini turun drastis karena curah hujan yang tidak menentu. “Kami berharap ada solusi dari pemerintah agar harga tidak terus melonjak, dan panen kami bisa terserap dengan baik,” ujarnya.

Melihat kondisi ini, sejumlah ekonom menilai pentingnya langkah mitigasi jangka panjang, seperti pembangunan infrastruktur pertanian yang mendukung ketahanan pasokan pangan. Pengamat ekonomi Universitas Airlangga, Dr. Wahyu Trihandoyo, menyebut bahwa fluktuasi harga pangan di Indonesia sering kali terjadi akibat faktor cuaca dan distribusi. “Penguatan infrastruktur logistik pangan harus menjadi prioritas agar tidak selalu terguncang oleh faktor musiman,” kata Wahyu.

Dengan langkah mitigasi dari pemerintah dan kerja sama lintas sektor, diharapkan harga kebutuhan pokok di Jawa Timur, termasuk telur ayam dan cabai rawit, dapat segera kembali stabil, sehingga tidak memberatkan masyarakat.

Untuk memantau perkembangan harga pangan lebih lanjut, masyarakat dapat mengakses laman resmi Disperindag Jawa Timur atau mengikuti informasi yang disiarkan melalui kanal resmi pemerintah provinsi.

“Kami berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas harga sembako di Jawa Timur, agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan tidak terdampak gejolak harga yang berlebihan,” tutup Iwan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index