JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan infrastruktur bendungan untuk mendukung ketahanan pangan dan energi, terutama di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam laporan terbaru, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkapkan adanya tambahan 11 proyek bendungan baru yang akan dibangun, yang menjadikan total bendungan yang ada di Indonesia mencapai 259 unit pada 2025 mendatang.
Proyek Bendungan Baru untuk Pembangunan Infrastruktur
Staf Ahli Menteri PU Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja, mengungkapkan bahwa kesebelas bendungan ini merupakan inisiasi baru yang tidak termasuk dalam target pembangunan 61 bendungan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) 2014-2024. "Ditambah ada 11 bendungan yang baru," ungkap Endra dalam acara Forum Tematik Bakohumas yang diadakan di Jakarta.
Keberadaan bendungan baru ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap sektor pertanian, ketahanan air, dan energi di berbagai daerah. Beberapa di antaranya akan dibangun di wilayah strategis, seperti Bendungan Cibeet di Kabupaten Bogor, Bendungan Cijurey yang juga berada di Kabupaten Bogor, serta Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Progres Pembangunan Bendungan di Indonesia
Pembangunan bendungan di Indonesia telah menunjukkan progres signifikan. Dari target 61 bendungan yang ditetapkan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, sebanyak 47 bendungan telah diresmikan hingga saat ini. Adapun hingga akhir tahun 2024, enam bendungan baru diperkirakan akan selesai dan diresmikan, menjadikan total bendungan yang diresmikan menjadi 53 unit. Sisanya, sebanyak 8 bendungan ditargetkan selesai pada 2025, serta 11 bendungan baru yang masuk dalam proyek Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Kan sekarang sudah ada 47 (bendungan), sisa 14 (bendungan), 6 di antaranya selesai sampai 2024, dan 8 lainnya meluncur pada 2025. Jadi, total 19 bendungan yang masih dalam pengerjaan pada tahun 2025," ujar Endra S. Atmawidjaja dalam penjelasannya.
Pembangunan bendungan ini bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan dan memastikan ketersediaan air di sektor pertanian, serta meningkatkan kapasitas energi listrik yang berasal dari sumber daya air. Lebih lanjut, Endra menjelaskan bahwa pembangunan bendungan akan sangat bergantung pada manfaat yang dapat dihasilkan, terutama dalam mendukung tujuan besar Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
Integrasi Bendungan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Salah satu bentuk integrasi yang diutamakan oleh pemerintah adalah dengan menggabungkan pembangunan bendungan dengan fasilitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Hal ini dimaksudkan agar setiap bendungan tidak hanya memberikan manfaat irigasi, tetapi juga berpotensi menghasilkan energi bersih yang ramah lingkungan.
"Pembangunan bendungan dengan PLTS-nya adalah integrasi yang akan memberi manfaat lebih. Selain untuk irigasi dan penyediaan air, bendungan juga bisa digunakan untuk menghasilkan energi listrik, seperti yang diarahkan oleh Presiden Prabowo," kata Endra. Integrasi tersebut diharapkan dapat mempercepat transisi menuju sumber energi terbarukan di Indonesia, sekaligus mendukung program ketahanan energi yang berkelanjutan.
Pencapaian Target 259 Bendungan dan Dampaknya
Seiring dengan target pembangunan 11 bendungan baru, total bendungan yang dimiliki Indonesia diperkirakan akan mencapai 259 unit pada 2025. Dari jumlah tersebut, pemerintah berharap dapat menyediakan layanan irigasi untuk lahan seluas 1.271.415 hektare (ha), serta menghasilkan potensi energi listrik hingga 15.628 megawatt (MW). Selain itu, setiap individu di Indonesia diperkirakan akan mendapatkan akses air sebanyak 59,6 m³ per kapita per tahun.
"Pencapaian target 259 bendungan ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi sektor pertanian, tetapi juga akan mendorong pengembangan sektor energi dan air bersih di Indonesia. Dengan lebih banyak bendungan yang tersedia, distribusi air akan lebih merata, yang pada gilirannya akan mendukung ketahanan pangan dan ketahanan energi negara ini," jelas Diana Kusumastuti, Wakil Menteri Pekerjaan Umum.
Pentingnya Bendungan dalam Mendukung Ketahanan Pangan
Pembangunan bendungan baru juga memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia, yang menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo. Ketahanan pangan yang baik akan tercapai dengan adanya pasokan air yang cukup untuk sektor pertanian, yang dapat meningkatkan hasil pertanian dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Selain itu, keberadaan bendungan juga memberikan kesempatan untuk mengelola sumber daya air dengan lebih efisien, khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan fenomena cuaca ekstrem yang sering terjadi di Indonesia. "Bendungan ini penting untuk mendukung produksi pangan di Indonesia, terutama dalam mengelola irigasi yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada cuaca," tambah Diana.
Rencana Ke Depan: Pengembangan Infrastruktur yang Berkelanjutan
Pembangunan bendungan juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur yang berkelanjutan. Dengan adanya bendungan, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan pangan dan energi, tetapi juga dapat mengoptimalkan potensi alam dan mengurangi dampak bencana alam, seperti banjir dan kekeringan.
Sebagai tambahan, infrastruktur bendungan yang ada di Indonesia juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Bendungan akan menciptakan peluang pekerjaan dalam pembangunan dan pemeliharaan, serta mendukung kegiatan ekonomi berbasis sumber daya alam di daerah-daerah yang dibangun bendungan.
Dengan rencana pembangunan bendungan yang terencana dengan baik, Indonesia berpotensi menjadi negara yang lebih mandiri dalam hal ketahanan pangan dan energi, serta dapat menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.