Mega proyek pembangunan jalan tol Trans Jawa terus bergulir, kali ini dengan fokus pada pembangunan jalan tol Demak-Tuban yang akan menghubungkan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Proyek ambisius sepanjang 180,58 km tersebut diperkirakan membutuhkan dana investasi fantastis sebesar Rp45,71 triliun.
Proyek ini akan terkoneksi dengan Jalan Tol Semarang-Demak dan Jalan Tol Tuban-Lamongan-Gresik, sehingga memperluas jaringan tol di Pulau Jawa. Ini adalah bagian dari upaya besar pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan mengurangi waktu tempuh perjalanan di wilayah tersebut.
Dampak Proyek di Kabupaten Tuban
Proyek Tol Demak-Tuban juga tidak lepas dari dampak sosial-ekonomi yang signifikan, khususnya di Kabupaten Tuban. Tercatat, ada sekitar 40 desa tersebar di lima kecamatan yang akan terdampak oleh proyek ini. Di Kecamatan Bancar sendiri, setidaknya sembilan desa akan terkena dampaknya. Selain Bancar, kecamatan lain yang turut terdampak adalah Kerek, Merukerak, Semanding, dan Tambakboyo.
Salah satu warga dari Kecamatan Bancar, Budi Santoso, mengungkapkan keprihatinannya tentang pengaruh pembangunan tol ini terhadap desanya. "Kami mengerti pentingnya pembangunan infrastruktur, tetapi kami berharap pemerintah memberikan keadilan dalam proses penggantian lahan dan mempertimbangkan dampak sosial yang akan timbul dari proyek ini," tuturnya.
Dana Pembebasan Lahan dan Wilayah Terdampak
Menurut data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dari total dana investasi Rp45,71 triliun, sekitar Rp2,68 triliun dialokasikan untuk pembebasan lahan, yang merupakan bagian dari porsi pemerintah. Pembebasan lahan ini menjadi tahap krusial dalam kelangsungan proyek, mengingat keberlangsungan proyek sering terkendala urusan pembebasan lahan di banyak proyek infrastruktur lainnya.
Empat kabupaten akan dilalui oleh jalur tol ini, yakni Kabupaten Demak, Kudus, Pati di Jawa Tengah, dan Kabupaten Tuban di Jawa Timur. Di Kabupaten Tuban, selain Kecamatan Bancar, Desa Tambakboyo juga akan terkena imbas dari pembangunan jalan tol ini. Pernyataan resmi dari Pemerintah Kabupaten Tuban menyebutkan ada total 35 desa yang akan terdampak di wilayah tersebut.
Tantangan dan Harapan
Pembangunan proyek-proyek strategis nasional seperti ini memang sering menghadapi tantangan, baik dari sisi teknis maupun sosial. Pihak pemerintah diharapkan dapat menangani isu-isu terkait pembebasan lahan secara transparan dan adil, serta menyediakan solusi bagi para warga yang terdampak.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Tuban, Ahmad Syaifullah, menegaskan komitmen pihaknya dalam menangani masalah ini. "Kami akan memastikan bahwa seluruh proses dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku, dan hak-hak warga dihormati. Kami juga telah menyiapkan sejumlah program untuk mendukung warga yang terdampak," jelasnya.
Dalam jangka panjang, keberadaan jalan tol ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perekonomian daerah sekitarnya. Selain mempercepat arus barang dan orang, tol ini juga diharapkan dapat meningkatkan investasi di sektor-sektor lain seperti pariwisata dan logistik, meski tentunya kesiapan masyarakat serta adaptasi terhadap perubahan harus menjadi fokus utama.
Mega proyek Tol Trans Jawa, khususnya Demak-Tuban, merupakan wujud dari komitmen pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan konektivitas di Pulau Jawa. Meski demikian, tantangan yang muncul terutama terkait dampak sosialnya harus dikelola dengan baik agar semua pihak, terutama masyarakat yang terdampak, dapat merasakan manfaat maksimal dari proyek ini. Dengan anggaran yang tidak kecil, yaitu sebesar Rp45,71 triliun, diharapkan proyek ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur tetapi juga kesejahteraan bagi masyarakat.