JAKARTA - Pasar logam mulia awal pekan ini menunjukkan pergerakan harga emas Antam yang sedikit menurun. Berdasarkan data dari laman resmi Logam Mulia, Senin, 1 September 2025, harga emas batangan Antam turun tipis sebesar Rp2 ribu per gram, dari posisi sebelumnya Rp1.980.000 per gram menjadi Rp1.978.000 per gram. Penurunan ini relatif minor, namun tetap menjadi perhatian bagi para investor dan kolektor emas yang memantau fluktuasi harga harian.
Selain harga jual, harga buyback emas Antam juga mengalami penyesuaian. Harga jual kembali emas batangan (buyback) kini tercatat Rp1.825.000 per gram. Investor yang ingin melepas emasnya ke PT Antam Tbk perlu memperhatikan potongan pajak yang berlaku, sesuai dengan ketentuan PMK Nomor 34/PMK.10/2017.
Dalam aturan tersebut, penjualan kembali emas batangan dengan nominal lebih dari Rp10 juta dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22. Besaran pajak berbeda antara pemilik NPWP dan non-NPWP, yakni 1,5 persen untuk pemilik NPWP dan 3 persen bagi non-NPWP. Pajak ini dipotong langsung dari nilai total buyback, sehingga jumlah yang diterima pemilik emas sudah bersih dari pajak PPh 22.
Berikut rincian harga emas batangan Antam per gram dan pecahan lainnya yang tercatat di laman Logam Mulia pada hari ini:
Emas 0,5 gram: Rp1.039.000
Emas 1 gram: Rp1.978.000
Emas 2 gram: Rp3.896.000
Emas 3 gram: Rp5.819.000
Emas 5 gram: Rp9.665.000
Emas 10 gram: Rp19.275.000
Emas 25 gram: Rp48.062.000
Emas 50 gram: Rp96.045.000
Emas 100 gram: Rp192.012.000
Emas 250 gram: Rp479.765.000
Emas 500 gram: Rp959.320.000
Emas 1.000 gram: Rp1.918.600.000
Selain harga jual dan buyback, pembelian emas batangan juga dikenakan potongan pajak. Sesuai PMK Nomor 34/PMK.10/2017, pembelian emas Antam terkena PPh 22 sebesar 0,45 persen untuk pemegang NPWP dan 0,9 persen bagi yang tidak memiliki NPWP. Setiap pembelian disertai bukti potong PPh 22 sebagai dokumentasi resmi transaksi.
Pergerakan harga emas tipis kali ini menunjukkan kondisi pasar yang relatif stabil. Investor biasanya memantau tren mingguan atau bulanan untuk menentukan waktu optimal membeli atau menjual emas. Penurunan Rp2 ribu per gram mungkin tidak terlalu signifikan untuk pembelian skala besar, namun tetap menjadi indikator bagi investor ritel untuk menilai tren harga emas harian.
Harga buyback yang lebih rendah dibanding harga jual juga menjadi pertimbangan penting bagi kolektor atau investor yang berencana menjual emas. Dengan mengetahui harga buyback saat ini, investor dapat menghitung potensi keuntungan atau kerugian bila melakukan penjualan emas sekarang.
Sebagai salah satu instrumen investasi yang cenderung aman, emas Antam banyak diminati karena selain sebagai aset simpanan, juga mudah diperjualbelikan melalui jaringan resmi Logam Mulia. Investor maupun pembeli perorangan bisa memanfaatkan harga emas per gram atau pecahan lainnya sesuai kebutuhan modal atau investasi.
Dalam transaksi emas batangan, kepatuhan terhadap peraturan pajak tetap menjadi perhatian. PPh 22 yang dipotong langsung dari nilai buyback maupun harga pembelian memastikan transparansi dan kepastian hukum. Hal ini juga memudahkan investor untuk menghitung nilai bersih yang diterima dari transaksi jual-beli emas.
Dengan harga yang sedikit menurun hari ini, para pembeli dapat memanfaatkan momentum untuk menambah kepemilikan emas batangan. Sebaliknya, bagi penjual, penting untuk memperhitungkan nilai buyback dan pajak yang dikenakan agar memperoleh perhitungan yang tepat sebelum melepas emas.
Secara keseluruhan, meski terjadi penurunan tipis, pasar emas Antam masih menunjukkan stabilitas yang wajar dan menjadi opsi investasi yang diminati masyarakat luas. Fluktuasi harian seperti ini adalah bagian dari dinamika pasar emas yang alami dan sering dimanfaatkan untuk strategi beli atau jual yang lebih terencana.
Investor disarankan terus memantau harga harian di laman resmi Logam Mulia serta memperhatikan ketentuan pajak agar setiap transaksi, baik pembelian maupun penjualan, berjalan sesuai peraturan yang berlaku. Dengan pemahaman yang tepat, emas Antam tetap menjadi instrumen investasi yang aman dan likuid di tengah ketidakpastian ekonomi global maupun domestik.