JAKARTA - Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional tidak hanya dilakukan melalui diversifikasi bahan pangan, tetapi juga lewat pengembangan sektor peternakan yang inklusif dan berkelanjutan. Salah satu inisiatif nyata datang dari kolaborasi tiga lembaga, yaitu Yayasan Rumah Energi, Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM), dan Danone Ecosystem, melalui program FRESH (Farmer Resilience and Enhanced Sustainable Husbandry).
Program ini menyasar peternak sapi perah rakyat sebagai kunci penting dalam rantai pasok susu nasional. Dengan memberikan akses terhadap pelatihan, pendampingan, dan teknologi tepat guna, FRESH berupaya mendorong transformasi peternakan yang tidak hanya produktif, tetapi juga ramah lingkungan dan adaptif terhadap perubahan iklim.
“Kami melihat ketika peternak diberi akses pada pelatihan, teknologi, dan pendampingan, mereka bisa mandiri. Seperti biogas yang tidak hanya membantu menekan biaya energi, tapi juga memperbaiki sanitasi dan kualitas lingkungan di sekitar peternakan. Bio-slurry hasil olahan biogas juga kini digunakan sebagai pupuk hijauan, memberi manfaat ganda bagi produktivitas dan ketahanan pangan lokal,” ujar Direktur Eksekutif Rumah Energi, Sumanda Tondang.
- Baca Juga Jelajah Kuliner Legendaris Khas Kediri
Program FRESH yang telah berjalan sejak 2023 memiliki empat pilar utama, yakni peningkatan kapasitas peternak dan koperasi, penguatan infrastruktur, uji coba dan inovasi, serta mitigasi perubahan iklim. Keempat fokus ini menyatu dalam upaya mewujudkan sistem peternakan yang tahan terhadap tantangan zaman dan krisis pangan.
“Hingga pertengahan 2025, FRESH telah mendampingi langsung 511 peternak dan enam koperasi secara intensif,” ungkap Sumanda. Dampak dari program ini mulai terlihat, seperti peningkatan produksi susu di beberapa koperasi seperti Koperasi Samesta, UPP Kaliurang, dan KJUB Puspetasari, yang telah menerapkan praktik Good Dairy Farming Practices (GDFP).
Program ini juga mencakup pengobatan dan vaksinasi ternak pasca merebaknya wabah PMK serta penyediaan kredit sapi untuk memperkuat modal usaha peternak. Selain itu, aspek lingkungan turut diperhatikan lewat pembangunan 172 unit instalasi biogas baru dan perbaikan 27 unit lainnya. Biogas ini dimanfaatkan untuk kebutuhan energi rumah tangga peternak sekaligus menghasilkan bio-slurry sebagai pupuk organik.
Dari segi reproduksi ternak, FRESH mencatat perkembangan populasi ternak hingga 142 ekor, termasuk 18 ekor sapi bunting, yang kini dikelola oleh 43 peternak penerima manfaat. Ini menunjukkan bahwa program tidak hanya berhasil mempertahankan populasi sapi, tetapi juga meningkatkan regenerasi ternak di kalangan peternak kecil.
Senior Director of Public Affairs & Sustainability Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, menyebut FRESH sebagai bentuk nyata dari komitmen jangka panjang Sarihusada dalam membangun ekosistem susu yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami percaya keberhasilan industri susu tidak bisa dilepaskan dari kesejahteraan peternak sapi perah rakyat sebagai garda terdepan. FRESH bukan hanya tentang meningkatkan produksi, tapi juga memperkuat kapasitas, akses teknologi, dan kelembagaan peternak agar mereka bisa tumbuh berkelanjutan. Kami ingin memastikan pertumbuhan bisnis bisa berjalan beriringan dengan dampak sosial dan lingkungan yang positif. Kolaborasi lintas sektor seperti ini menjadi kunci untuk menciptakan sistem pangan yang resilien dan inklusif di Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, apresiasi terhadap program juga datang dari pemerintah. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menilai kolaborasi seperti FRESH sebagai contoh transformasi konkret yang dibutuhkan oleh sektor peternakan rakyat.
“Program ini tidak hanya menjawab tantangan produktivitas dan regenerasi peternak, tapi juga menjadi solusi adaptif terhadap perubahan iklim. Ini adalah model pengembangan peternakan masa depan yang menyeluruh, berkelanjutan, dan berdaya saing. Kami mengapresiasi inisiatif seperti ini dan berharap bisa direplikasi di banyak daerah,” tegasnya.
Peternak lokal juga mulai merasakan langsung manfaat program ini. Jenarwan, peternak dari Jemowo, Boyolali, mengaku mengalami banyak perubahan positif dalam mengelola usahanya setelah bergabung dengan FRESH.
“Dulu saya menganggap beternak hanya soal memberi makan dan memerah susu. Sekarang saya mulai memahami pentingnya pencatatan seperti produksi susu, kesehatan ternak, dan biaya usaha serta manajemen keuangan. Pendampingan ini membuka cara pandang baru bahwa peternakan juga harus dikelola seperti usaha profesional. Hasilnya, kualitas susu saya meningkat, kandungan lemak dan proteinnya lebih baik, dan jumlah produksi harian juga bertambah,” jelasnya.
Program FRESH menjadi bukti bahwa pendekatan yang tepat dalam pengembangan peternakan bisa memberikan dampak luas, mulai dari peningkatan ekonomi petani hingga penguatan ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat. Susu sebagai produk utama dari sektor ini berperan besar dalam pemenuhan gizi anak, pencegahan stunting, dan peningkatan kualitas kesehatan keluarga Indonesia.
Dengan landasan keberlanjutan, inklusi, dan inovasi, FRESH menghadirkan gambaran masa depan peternakan rakyat yang bukan hanya produktif dan kompetitif, tetapi juga ramah lingkungan dan memberdayakan masyarakat dari akar rumput.