JAKARTA - Menatap padatnya agenda internasional tahun ini, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengambil langkah strategis dengan merombak struktur kepelatihan di lingkungan Tim Nasional Sepak Bola Putri Indonesia. Perubahan ini ditujukan untuk memperkuat sistem pembinaan sekaligus meningkatkan performa tim di berbagai kelompok usia.
Perombakan tersebut dipandang sebagai bagian dari strategi jangka panjang PSSI dalam membangun pondasi tim nasional putri yang lebih kuat dan kompetitif. Dalam penjelasan resminya, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI sekaligus penanggung jawab Timnas Putri Indonesia, Vivin Cahyani Sungkono, menegaskan bahwa restrukturisasi ini penting dilakukan guna memaksimalkan persiapan tim di berbagai kompetisi.
Salah satu langkah krusial yang dilakukan adalah menunjuk Coach Satoru Mochizuki sebagai Technical Advisor untuk Timnas Putri Indonesia. Dengan pengalaman luas di kancah internasional, kehadiran Mochizuki diharapkan mampu mendorong pembenahan teknis dan strategi permainan timnas secara menyeluruh.
- Baca Juga Suara Pelajar untuk Pendidikan Merdeka
“Coach Mochizuki memiliki pengalaman dan rekam jejak yang kami nilai, dan dipercaya dapat lebih berkontribusi dalam membangun pola pembinaan dan sistem permainan berkelanjutan bagi Timnas Putri,” ujar Vivin di Jakarta.
Tak hanya menghadirkan advisor baru, PSSI juga melakukan pergeseran posisi pelatih di beberapa kelompok usia. Nama-nama yang sudah tak asing dalam dunia sepak bola Indonesia dipercaya untuk memimpin skuad muda putri di ajang regional maupun kualifikasi tingkat Asia.
Untuk level usia muda, Coach Timo Scheunemann dipercaya menjadi Pelatih Kepala Timnas Putri U-16. Tim ini akan berjuang di Piala AFF U-16 yang rencananya digelar di Solo. Penunjukan Timo dianggap selaras dengan kebutuhan pembinaan usia dini yang berbasis karakter dan disiplin, sesuatu yang telah lama menjadi keunggulannya.
Sementara itu, Akira Higashiyama didapuk menjadi Pelatih Kepala Timnas Putri U-20. Tim ini tengah mempersiapkan diri menghadapi Kualifikasi Piala Asia 2026, yang akan diselenggarakan di Myanmar. Kepercayaan terhadap Higashiyama dinilai berdasarkan pengalamannya dalam membentuk tim-tim usia muda yang tangguh dan memiliki daya saing.
Di level senior, PSSI mempercayakan Joko Susilo untuk memimpin Timnas Putri Indonesia dalam kejuaraan Piala ASEAN yang akan digelar di Vietnam. Nama Joko Susilo dikenal karena kedekatannya dengan sepak bola Indonesia dan reputasi kepelatihannya di sejumlah tim profesional.
Perubahan struktur ini juga mempertimbangkan faktor padatnya jadwal kompetisi yang akan dijalani oleh tim nasional putri dalam waktu hampir bersamaan. Tiga ajang besar—Piala AFF U-16, Piala ASEAN untuk tim senior, dan Kualifikasi Piala Asia U-20—menjadi tantangan tersendiri bagi PSSI dalam hal koordinasi dan persiapan.
Menurut Vivin, pemisahan tim pelatih di setiap kelompok usia merupakan hal penting yang harus dilakukan agar tidak ada tumpang tindih tanggung jawab dan semua skuad bisa mendapatkan fokus pembinaan yang maksimal.
“Pemisahan tim pelatih ini penting agar persiapan masing-masing tim dapat berjalan optimal. Baik tim senior maupun U-19 harus mendapatkan pendampingan maksimal,” ujarnya.
Langkah PSSI ini dipandang sebagai bentuk keseriusan dalam membangun sepak bola putri secara sistematis dan menyeluruh. Mengingat prestasi tim putri Indonesia masih belum sebanding dengan tim putra, restrukturisasi di tubuh pelatih menjadi kunci penting untuk mempercepat progres.
Perubahan ini juga menjadi bagian dari komitmen federasi untuk menyiapkan tim nasional yang kompetitif, bukan hanya untuk turnamen regional, tetapi juga agar bisa bersaing di level kontinental. Melalui pendekatan yang lebih profesional dan terstruktur, PSSI berharap generasi baru pemain putri Indonesia bisa berkembang lebih pesat.
Dalam jangka panjang, hasil dari perubahan ini diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan diri para pemain muda, membuka lebih banyak ruang talenta daerah untuk masuk ke tim nasional, serta menciptakan sistem pembinaan yang lebih solid dari hulu ke hilir.
Dengan struktur kepelatihan yang diperbaharui dan pengawalan teknis dari pelatih-pelatih berpengalaman, Timnas Putri Indonesia kini memiliki pijakan baru untuk menatap masa depan dengan lebih optimistis. Tantangan besar di depan mata akan menjadi ajang pembuktian, sekaligus penilaian awal atas efektivitas strategi baru yang telah digariskan oleh PSSI.