JAKARTA - Dalam upaya mempercepat transisi menuju industri yang lebih ramah lingkungan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kini melibatkan kampus sebagai ruang strategis untuk melahirkan inovasi-inovasi berkelanjutan. Kegiatan "Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) Goes to Campus" menjadi salah satu sarana yang digerakkan Kemenperin untuk menjangkau generasi muda, terutama mahasiswa, guna membentuk ekosistem industri hijau yang inklusif dan berdaya saing tinggi.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi, mengungkapkan bahwa inisiatif ini merupakan bagian penting dari rangkaian acara The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (The 2nd AIGIS 2025). Tujuan utamanya adalah memperluas partisipasi generasi muda dalam agenda pembangunan berkelanjutan di sektor industri.
“Ini adalah momentum penting untuk menumbuhkan semangat inovasi dan kewirausahaan hijau dari kalangan kampus,” ujar Andi Rizaldi
- Baca Juga Suara Pelajar untuk Pendidikan Merdeka
Kegiatan tersebut mengedepankan dialog terbuka antara mahasiswa, akademisi, pelaku industri, dan pemerintah, untuk memperkuat keterlibatan generasi muda dalam mewujudkan industri yang lebih hijau. Mahasiswa dipandang bukan hanya sebagai penerus tongkat estafet pembangunan, tetapi juga sebagai penggerak utama dalam menciptakan solusi konkret yang dapat menjawab tantangan lingkungan masa depan.
Transformasi menuju industri hijau bukanlah wacana kosong. Kemenperin, melalui BSKJI, saat ini tengah mengakselerasi pencapaian target emisi nol bersih atau Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2050, jauh lebih awal dari target nasional yang dipatok pada 2060. Target ini mencerminkan komitmen kuat sektor industri terhadap keberlanjutan, sekaligus menegaskan perlunya sinergi antar elemen bangsa, termasuk peran aktif generasi muda.
Andi menjelaskan bahwa kampus berfungsi sebagai inkubator ide-ide kreatif yang dapat dijadikan dasar pengembangan teknologi ramah lingkungan, riset strategis, hingga model bisnis berkelanjutan. Oleh karena itu, pendekatan yang melibatkan perguruan tinggi sangatlah krusial dalam mewujudkan industri yang kompetitif dan sadar lingkungan.
“Mahasiswa bukan hanya menjadi penerus, tetapi juga motor penggerak perubahan, termasuk menciptakan solusi hijau yang dapat dikembangkan menjadi model bisnis berkelanjutan,” tegas Andi.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa ada tiga pilar penting yang menjadi fondasi dalam membentuk industri hijau yang tangguh, yakni inovasi, greenpreneurship (kewirausahaan hijau), dan komunikasi keberlanjutan. Ketiga aspek ini perlu bersinergi secara optimal agar mampu menjawab tantangan sekaligus peluang dalam proses transformasi industri nasional.
“Sinergi antara pemikiran kreatif, semangat kewirausahaan hijau, dan strategi komunikasi yang efektif akan menentukan arah transformasi kita. Ketiga aspek tersebut merupakan elemen penting dari perjalanan strategis kita menuju Indonesia maju, kompetitif, dan berorientasi pada keberlanjutan,” katanya.
Program AIGIS Goes to Campus pun diharapkan mampu menjadi wadah untuk mengembangkan semangat eksperimentatif mahasiswa. Lewat pendekatan multidisipliner dan kolaboratif, para mahasiswa bisa menghasilkan ide-ide out-of-the-box yang dibutuhkan dalam menghadapi persoalan lingkungan yang semakin kompleks.
“Dengan semangat eksperimentatif, mahasiswa dapat menghasilkan ide-ide out-of-the-box untuk mengatasi isu lingkungan, baik melalui proyek riset, teknologi ramah lingkungan, maupun model bisnis berkelanjutan,” lanjut Andi.
Transformasi ini juga membuka peluang baru bagi mahasiswa untuk meniti karier sebagai pelaku industri hijau, baik melalui jalur profesional maupun kewirausahaan. Dalam hal ini, keterlibatan langsung dalam kegiatan AIGIS memberi mereka akses terhadap jejaring industri, lembaga pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya yang relevan.
Langkah strategis Kemenperin melalui AIGIS selaras dengan semangat global dalam mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam sistem pendidikan tinggi. Mahasiswa sebagai bagian dari Generasi Z tidak hanya diharapkan sadar akan isu-isu lingkungan, tetapi juga memiliki kapabilitas nyata dalam mengubah visi hijau menjadi aksi nyata di dunia industri.
Upaya ini juga diharapkan mampu membentuk budaya industri yang lebih peduli terhadap aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Dalam jangka panjang, hal ini akan menciptakan daya saing industri nasional yang tidak hanya unggul secara ekonomi, tetapi juga selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan global.
Melalui inisiatif semacam AIGIS, pemerintah ingin memastikan bahwa proses pembangunan industri tidak meninggalkan aspek lingkungan dan sosial, serta menjadikan kampus sebagai poros transformasi menuju masa depan industri yang lebih hijau dan berkelanjutan.