Pendidikan

Sekolah Rakyat dan Pendekatan Pendidikan untuk Putus Kemiskinan

Sekolah Rakyat dan Pendekatan Pendidikan untuk Putus Kemiskinan
Sekolah Rakyat dan Pendekatan Pendidikan untuk Putus Kemiskinan

JAKARTA - Alih-alih hanya mengandalkan bantuan sosial tunai yang bersifat sementara, pemerintah kini mengambil pendekatan baru dalam upaya memberantas kemiskinan ekstrem memberdayakan melalui pendidikan berasrama yang holistik. Melalui Sekolah Rakyat Menengah Pertama, anak-anak dari keluarga miskin ekstrem mendapatkan kesempatan untuk membangun masa depan lewat pendidikan yang komprehensif, gratis, dan terstruktur.

Program ini merupakan inisiatif Kementerian Sosial RI, yang didukung penuh oleh Presiden RI Prabowo Subianto, sebagai bagian dari realisasi Astacita  delapan cita-cita pembangunan nasional. Dalam hal ini, fokus utama diarahkan pada pembangunan manusia Indonesia berbasis pelayanan dasar, termasuk pendidikan yang setara dan bermartabat untuk kelompok paling rentan.

Sekolah Rakyat: Lebih dari Sekadar Sekolah

Sekolah Rakyat bukan sekadar institusi pendidikan biasa. Konsepnya adalah pendidikan berasrama gratis, lengkap dengan pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan, pakaian harian dan dalam, serta bimbingan dari wali asuh dan tenaga pendidik yang tinggal di lokasi. Fasilitas ini sepenuhnya didanai negara melalui Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Kementerian Sosial.

Program ini dimulai di Sentra Tumou Tou, Manado, dengan 75 siswa angkatan pertama yang akan memulai tahun ajaran baru pada 14 Juli 2025. Anak-anak dari keluarga miskin ekstrem ini tak hanya akan memperoleh pendidikan formal, tetapi juga bimbingan karakter, keterampilan hidup, dan pembinaan sosial secara menyeluruh.

“Orang tua tak perlu khawatir. Anak-anak akan mendapat gizi yang cukup, pakaian layak, hingga perhatian dari wali asuh dan guru yang tinggal di lokasi,” ujar Kepala Sentra Tumou Tou, Meerada Saryati Aryani, yang menjadi pelaksana teknis utama program ini.

Transformasi dari Bantuan Tunai ke Investasi Sosial Jangka Panjang

Salah satu kekuatan utama dari Sekolah Rakyat adalah perubahan paradigma kebijakan sosial dari sekadar pemberian bantuan tunai menuju investasi sosial jangka panjang. Meerada menjelaskan bahwa pendekatan ini jauh lebih strategis dan berdampak besar terhadap mobilitas sosial generasi muda.

“Kalau bantuan sosial hanya menyambung hidup, Sekolah Rakyat ini menyelamatkan masa depan. Ini adalah langkah preventif dan jangka panjang,” tegasnya.

Dengan model pendidikan yang terpadu dan terstruktur, Sekolah Rakyat ingin memastikan anak-anak miskin ekstrem tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga memiliki daya saing dan kemandirian di masa depan.

Dukungan Antar-Kementerian: Membangun Fasilitas, Membangun Harapan

Pelaksanaan program ini tak lepas dari sinergi antar-kementerian. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), misalnya, turut terlibat dalam menyiapkan sarana dan prasarana fisik. Sebanyak 10 bangunan di kawasan Sentra Tumou Tou telah direhabilitasi untuk digunakan sebagai fasilitas belajar, tempat tinggal guru, serta area asrama siswa dan wali asuh.

Upaya ini menegaskan bahwa negara benar-benar hadir secara konkret dalam membantu rakyatnya bangkit dari kemiskinan struktural, bukan hanya melalui slogan atau bantuan sesaat.

“Ini bukti negara hadir. Tidak hanya memberi sembako atau uang tunai, tapi benar-benar mengubah nasib generasi miskin lewat pendidikan yang bermartabat,” tambah Meerada.

Kurikulum yang Mengubah Nasib

Tak seperti sekolah formal biasa, kurikulum Sekolah Rakyat dirancang oleh lintas kementerian dan berfokus pada pendidikan karakter, penguatan sosial, dan pemberdayaan ekonomi. Di dalamnya tercakup aspek akademik, keterampilan hidup, bimbingan psikologis, serta pembinaan sosial berbasis komunitas.

Guru, pendamping sosial, dan konselor akan secara langsung mendampingi para siswa sepanjang proses belajar mengajar, memastikan bahwa anak-anak tidak hanya berkembang secara intelektual, tetapi juga secara emosional dan sosial.

Model Replikasi Nasional

Keberhasilan Sekolah Rakyat tahap awal di Manado ini diharapkan menjadi model nasional yang bisa direplikasi di berbagai daerah dengan karakteristik kemiskinan ekstrem serupa. Dengan pendekatan sistemik dan menyeluruh, program ini diharapkan mampu memutus mata rantai kemiskinan lintas generasi.

“Kami ingin memutus rantai kemiskinan secara sistemik dan lintas generasi melalui pendidikan. Bantuan bisa habis, tapi ilmu akan bertahan seumur hidup,” pungkas Meerada.

Investasi Sosial yang Berdampak Luas

Di tengah tantangan ekonomi global dan ketimpangan sosial yang masih menjadi persoalan bangsa, Sekolah Rakyat menawarkan harapan baru. Ia menjadi simbol komitmen negara untuk hadir bagi yang lemah, tidak hanya dengan belas kasih, tetapi dengan investasi yang mampu mengubah takdir.

Dengan terus diperluas, ditingkatkan kualitasnya, dan dijalankan secara konsisten, Sekolah Rakyat diyakini dapat menjadi salah satu tonggak penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia, serta landasan menuju Indonesia Emas 2045.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index