JAKARTA - Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap konsumsi gula dan dampaknya terhadap kesehatan, banyak orang mulai beralih ke pemanis alternatif yang dianggap lebih aman. Salah satu nama yang kerap dijadikan solusi adalah stevia. Namun, pandangan berbeda datang dari seorang ahli jantung ternama asal India, yang justru menyoroti jenis pemanis lain yang dinilai lebih aman dan efektif bagi kesehatan, khususnya bagi penderita diabetes.
Adalah Dr. Alok Chopra, spesialis jantung dan pembuluh darah dari India, yang menekankan bahwa allulosa merupakan alternatif pemanis yang lebih sehat dibanding stevia. Pernyataan ini menjadi sorotan karena menantang persepsi umum mengenai stevia sebagai pemanis alami yang ideal untuk menggantikan gula putih.
Ancaman Gula Putih bagi Kesehatan
- Baca Juga Tiga Crypto Altcoin Potensial Hari Ini
Gula putih telah lama dituding sebagai penyebab berbagai masalah kesehatan. Konsumsi gula berlebih kerap dikaitkan dengan lonjakan kadar gula darah, peningkatan risiko diabetes tipe 2, hingga penumpukan lemak di area perut yang berkontribusi pada penyakit jantung.
Dalam upaya menekan dampak tersebut, masyarakat beralih ke pemanis alternatif. Stevia, yang berasal dari tumbuhan dengan rasa manis alami, menjadi salah satu yang paling populer. Namun, menurut Dr. Chopra, ada pilihan lain yang justru lebih layak dipertimbangkan: allulosa.
Apa Itu Allulosa?
Mengutip dari Hindustian Times, Dr. Chopra menjelaskan bahwa allulosa merupakan gula langka yang ditemukan secara alami dalam jumlah kecil pada buah ara, kismis, gandum, dan molase. Meskipun memiliki rasa manis yang sangat mirip dengan gula biasa, allulosa tidak meningkatkan kadar gula darah, menjadikannya pilihan ideal bagi penderita diabetes dan mereka yang menjalani diet khusus.
“Allulosa diserap sekitar 70 persen ke dalam aliran darah, lalu dikeluarkan melalui urine,” ungkap Chopra.
Perbedaan utama allulosa dengan pemanis lain seperti stevia terletak pada profil rasa dan efek metaboliknya. Stevia kerap dikritik karena meninggalkan rasa pahit setelah dikonsumsi, sesuatu yang tidak ditemukan dalam allulosa.
Dukungan Ilmiah terhadap Allulosa
Informasi dari Cleveland Clinic turut memperkuat penjelasan Dr. Chopra. Allulosa diketahui memiliki kalori lebih rendah dibandingkan gula biasa, namun tetap memberikan tingkat kemanisan sekitar 70 persen dari sukrosa (gula meja). Ini membuat allulosa sangat menarik bagi individu yang ingin mengontrol berat badan tanpa mengorbankan rasa dalam makanan dan minuman.
Ahli gizi Anthony DiMarino menyatakan, “Allulosa memiliki struktur kimia yang menyerupai fruktosa yang alami ditemukan dalam buah. Setelah diserap di usus halus, zat ini segera dikeluarkan, dan karena itu, hanya memberikan kontribusi minimal terhadap asupan kalori harian.”
Karakteristik tersebut membuat allulosa berbeda dari gula biasa, yang akan disimpan dalam tubuh dan berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan kadar glukosa darah.
Legalitas dan Pengakuan Internasional
Allulosa bukanlah zat asing di dunia kesehatan global. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menyetujui penggunaan allulosa sebagai bahan tambahan makanan yang aman. Tak hanya itu, allulosa juga telah diizinkan di berbagai negara lain seperti Jepang, Meksiko, Singapura, dan Korea Selatan.
Legalitas dan dukungan regulator ini memperkuat klaim bahwa allulosa dapat dijadikan alternatif pemanis utama yang sehat, terutama di negara-negara yang memiliki tingkat konsumsi gula tinggi dan kasus diabetes yang terus meningkat.
Potensi Efek Samping yang Perlu Diperhatikan
Meski memiliki banyak kelebihan, allulosa tetap bukan tanpa risiko. Beberapa penelitian mencatat bahwa konsumsi allulosa dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan pada sebagian orang. Gejala yang dilaporkan termasuk perut kembung, mual, hingga rasa tidak nyaman di perut.
Karena itu, meskipun allulosa dianggap aman, para ahli tetap menyarankan konsumen untuk memperhatikan takaran dan frekuensi konsumsi, terutama saat pertama kali mencoba memasukkan pemanis ini dalam diet harian mereka.
Gaya Hidup Sehat Tak Cukup dari Pemanis Saja
Kendati pemilihan pemanis sehat seperti allulosa menjadi langkah awal yang baik, para ahli tetap mengingatkan bahwa perubahan gaya hidup secara menyeluruh tetap menjadi kunci menjaga kesehatan jangka panjang. Pola makan seimbang, aktivitas fisik rutin, manajemen stres, serta tidur cukup adalah bagian tak terpisahkan dari pendekatan kesehatan holistik.
Namun demikian, adanya pemanis alternatif seperti allulosa memberikan opsi yang lebih fleksibel bagi masyarakat untuk menikmati makanan manis tanpa rasa bersalah atau risiko lonjakan gula darah.
Allulosa, Alternatif Menjanjikan di Tengah Meningkatnya Kesadaran Gula Sehat
Pilihan terhadap pemanis sehat bukanlah sekadar tren, melainkan kebutuhan dalam masyarakat modern yang semakin sadar akan risiko kesehatan akibat gula. Dengan munculnya allulosa sebagai pemanis yang disetujui secara internasional, masyarakat kini memiliki opsi baru selain stevia dan gula sintetis lainnya.
Rekomendasi dari seorang dokter jantung seperti Dr. Alok Chopra memberikan validasi penting bahwa inovasi dalam dunia nutrisi tidak berhenti, dan selalu ada ruang untuk menemukan solusi yang lebih baik bagi gaya hidup yang lebih sehat.
Meskipun belum sepopuler stevia, allulosa mulai menanjak sebagai pemanis alternatif dengan keunggulan dari sisi rasa, metabolisme, hingga keamanan konsumsi, dan layak mendapat tempat di dapur rumah tangga maupun industri makanan dan minuman ke depannya.